20. MWC

83 20 55
                                    

Happy reading
🌹

Terik sinar matahari menyapa seluruh siswa kelas XII A yang sedang mengikuti pelajaran olahraga di lapangan basket.

Materi basket mengharuskan semua siswa mengikuti kegiatan ini. Jika tidak ... siap-siap nilai rendah sekaligus hukuman membersihkan seluruh lapangan.

Setelah beberapa menit mempraktekkan cara melempar bola ke ring basket dengan baik dan benar, semua siswa diistirahatkan.

Ada yang duduk di pinggir lapangan dan ada juga yang main basket melatih kembali kemapuan mereka.

Fikra dan Bowo menghampiri Irfan yang duduk menyendiri di pinggir lapangan. Mereka duduk di sisi kiri dan kanan Irfan.

"Fan, kemarin malam kemana lo?" tanya Fikra membuka percakapan.

"Kepo," jawabnya singkat.

"Pacaran lo, ya?" tuding Bowo.

"Kalau iya, kenapa?"

"Sialan, lo!" Karena kesal Fikra dan Bowo pergi meningalkan Irfan.

Nyesal mereka menghampiri Irfan.

Mereka heran dengan sikap Irfan. Sejak datang ke sekolah pagi tadi mukanya sudah murung. Ditanya, ngegas. Gak biasanya dia seperti ini.

Irfan tidak melepaskan objek yang dipandanganya. Dia terus memandang Anes dari jauh.

Dia tidak bisa seperti ini terus. Dia tidak bisa Anes terus-terusan marah padanya. Bagaimanapun caranya, dia harus mendapatkan maaf dari Anes.

Irfan bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Anes yang sedang memantul-mantulkan bola ke tanah.

"Nes, lo masih marah? Maafin gue, ya?" Irfan berdiri di samping Anes.

Anes hanya diam. Tidak menghiraukan Irfan. Dia masih kesal dengan cowok di sampingnya ini.

"Ayolah, Nes. Maafin gue, ya?" pinta Irfan memelas.

Kesal tidak mendapat respon dari Anes, Irfan merebut bola dari tangan Anes. "Nes?"

"Mau apa lagi, sih? Aku kan sudah bilang aku gak mau lihat kamu lagi," ketus Anes.

"Kok lo gitu, sih? Gue benar-benar minta maaf, loh. Lo mau apa? Apapun bakal gue lakuin asal lo maafin gue," ucap Irfan.

"Dasar gila," gumam Anes setelah itu pergi dari hadapan Irfan.

"Anes!" panggil Irfan. Namun, tidak mendapat balasan sari sang empu.

Dari kemarim hingga hari ini mood Anes benar-benar hancur. Dan ini semua gara-gara Irfan Agung Keramat.

"Nyebelin. Kalau dia gak cium aku sembarangan, gak mungkin aku kaya gini. Malesin. Semua cowok sama saja," ucap Anes kesal.

Anes berjalan menghampiri kedua sahabatnya.

"Nes, lo ada masalah apa sama Irfan? Kok kelihatannya Irfan kaya minta maaf gitu sama lo," ucap Lesni.

"Gak tau, aku juga bingung," jawab Anes berbohong.

Tidak mungkin dia menceritakan kejadian itu pada mereka. Apa nanti kata mereka? No! Anes tidak mau mereka mengira Anes cewe gak benar.

Memalukan!

Saat asik ngobrol dengan kedua sahabatnya, Anes dikejutkan dengan panggilan Irfan.

"Anes! Gue minta maaf! Kalau lo gak maafin gue, gue akan lompat dari atas sini!"

Anes menoleh ke arah lapangan dan betapa terkejutnya dia melihat apa yang dilakukan Irfan.

"Mau dia apa, sih?" lirihnya.

Married Whit ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang