Happy reading
🌹Matahari terbit malu-malu di ufuk timur. Sinar yang terpancar begitu indah masuk dalam celah-celah rumah setiap manusia.
Suasana hari yang masih pagi, Anes sudah masuk di lingkungan sekolah. Entah dia yang kesiangan atau siswa-siswi yang kepagian, sebab keadaan sekolah sudah ramai.
Mengabaikan pikirannya yang terheran akan peristiwa yang bisa dibilang tidak pernah terjadi, Anes melangkah kakinya menuju kelasnya.
"Pagi, Anes," sapa Neni yang berdiri di depan kelasnya bersama Niati.
"Juga, Neni, Niati." Anes memilih berhenti mengobrol sebentar sebelum bel masuk berbunyi.
Tugas menumpuk membuat mereka jarang berkumpul. Paling-paling dia hanya akan kumpul dengan Lesni Dan Yana karena tugas mereka sama.
"Apa kabar kalian?" tanya Anes. Dia menyandarkan tubuhnya di tiang depan kelas.
"Seperti yang lo lihat," jawab Niati.
"Nes, kelas lo banyak tugasnya juga gak, sih? Kelas gue hampir tiap hari dikasih tugas," ujar Neni mengeluarkan keluh kesahnya.
"Sama, kok. Kelasku juga hampir tiap hari dikasih tugas, tapi itu hal wajar mengingat kita sudah kelas dua belas," ucap Anes.
"Tapi gak gini juga kali. Gue kira kelas dua belas akan santai, lah ini? Tugas numpuk," timpal Niati.
Anes terkekeh pelan, dia pikir cuman kelasnya yang memiliki tugas numpuk, ternyata kedua sahabatnya ini juga mengeluh banyak tugas.
Sepertinya dalam waktu dekat dia harus menyusun rencana untuk mereka refresing. Sekalian quality time, sudah lama mereka tidak bareng-bareng.
"Hari minggu pekan depan jalan, yuk," ajak Anes.
Dia sudah mempertimbangkan hal ini. Kenapa hari minggu? Karena cuman hari minggu waktu yang pas buat mereka jalan.
Hari lain juga bagus, tapi mengingat jam pulang sekolah rasanya tidak etis. Pulang sekolah pasti capek.
"Gas!" jawab Neni dan Niati serentak.
"Untuk tempatnya, nanti gue minta saran sama Lesni dan Yana."
Anes melirik jam di tangan kirinya. Sudah jam tujuh lima belas menit. Sebentar lagi bel masuk berbunyi.
"Aku ke kalas dulu, ya, lima menit lagi masuk," pamit Anes.
"Wokey." Niati dan Neni melambaikan tangannya ke Anes.
Anes berjalan melewati lapangan indoor untuk ke kelas. Ada jalan lain yang bisa dia tempuh, tapi jaraknya lumayan jauh.
Selangkah lagi dia akan memasuki kelas, pemandangan yang 'tak seharusnya dia lihat, membuat langkahnya terhenti.
Di depan sana ada Irfan dan Elsa. Mereka berdua duduk di bangku paling depan yang terlihat dari luar kelas. Dengan Elsa mengobati memar di wajah Irfan. Keduanya begitu dekat.
"Woi! Ngapain diam di sini?" Lesni datang mengagetkan Anes.
"Nggak. Ini aku mau masuk." Anes melangkahkan kakinya melewati dua sejoli itu.
Anes melirik sekilas wajah Irfan. Memar di sudut bibir dan pelipis tertangkap matanya. Dari mana Irfan dapatkan luka itu? Perasaan kemarin malam yang luka kaki dan lengannya.
Ah, sudahlah. Itu bukan urusan Anes. Mau dia luka separah apapun, Anes gak peduli. Mungkin.
"Pagi kawan-kawan!" teriak Bowo memasuki ruang kelas. Di belakangnya ada Fikra, Dafar, Hayul dan Mail.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Whit Classmate
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA ••••• Apa jadinya jika cowok yang selama ini kamu cintai secara diam-diam mengambil barang berharga yang kamu miliki? Gadis manis yang memiliki paras cantik harus kehilangan mahkota dalam dirinya di m...