1. Dipanggil Sayang

11 3 2
                                    

  Kicauan burung di pagi hari berhasil membangunkan seorang remaja berambut ikal dari tidur. Ia adalah Velsia Relyndita Nitolen, remaja 15 tahun yang biasa dipanggil Relyn.

  Relyn beranjak turun dari ranjang untuk bersiap diri ke sekolah. Suara decitan kursi terdengar nyaring hingga ke lantai 2. Pertanda bahwa keluarga Relyn bersiap untuk sarapan. Sementara Relyn yang tengah membersihkan diri pun segera menyelesaikannya.

  "Selamat pagi semua!" sapa Relyn  pada kedua orang tuanya yang telah menunggu sejak tadi.

  "Hai, anak Papa cantik sekali!" puji Nitolen, Papa Relyn.

  "Sini Nak, duduk di samping Mama!" pinta Resita, Mama Relyn.

  Relyn segera menuruti ucapan sang Mama dengan langkah penuh semangat disertai senyuman tipis. Ia menatap segala hidangan yang tersaji menggiurkan. "Tunggu apa lagi? Silakan makan!" Ucapan Resita tersebut membuat Relyn menoleh dan segera makan. Dengan cepat Relyn menyelesaikan sarapannya.

  "Papa, Mama, mari berangkat!" ajak Relyn yang akan berangkat sekolah bersama kedua orang tuanya, karena kantor mereka searah dengan sekolahan Relyn.

  Mobil hitam milik Nito telah melaju di jalan raya. Relyn menatap kendaraan yang berlalu lalang dari kaca mobil.

  Tanpa waktu lama, Relyn telah tiba di sekolah. Ia bersalaman dengan kedua orang tuanya lalu pergi.

  Relyn adalah siswi kelas 9B di SMP Negeri 5 Garuda. Dengan rambut ikal yang dikuncir bersama rias wajah yang tipis, membuat Relyn semangat bersekolah. "Selamat pagi semua!" ucap Relyn pada beberapa temannya yang duduk di bangku kelas 9B.

  "Wih, Relyn. Lo dateng juga ternyata!" jawab Tya. Cintya Risky Alvira teman perempuan Relyn yang berambut hitam lurus disertai hidung mancung dan kulit putih.

  "Iya Lyn, kita dari tadi nungguin lo. Tumben lo datang agak siang hari ini!" imbuh Liyli. Jerita Lety Nur Liyli, siswi 9B yang berkulit sawo matang, dan berambut ikal disertai mulut tipis.

  Sementara di kelas tersebut ada 2 cewek yang sedari tadi diam memerhatikan mereka. Dia adalah Mika Destina Alreys atau Mika dan Seryl Anindya Negrito atau Seryl, siswi tercantik di kelas 9.

  "Mau ngapa kalian nungguin gue?" tanya Relyn sembari duduk di bangkunya yang dekat dengan mereka.

  "Ga tau mau ngapain?" Relyn menggeleng.

  "Mau ngobrol lah, kek biasa!" jawab Liyli.

  "Elah, ngobrol mulu tiap pagi, di kelas pula. Gue capek!" desak Relyn.

  "Capek? Pijat dulu sana!" gurau Tya.

  "Bukan gitu. Maksudnya gue bosen, tiap pagi ngobrol di kelas mulu'. Mendhing kita kemana gitu!" jelas Relyn.

  "Bagaimana kalau kita ke taman sekolah?" Kali ini Seryl yang berbicara.

  "Ilih. Gue malas. Di sana kan markasnya anak laki-laki!" jawab Liyli.

  "Iya, tapi bosen tau, tiap pagi di kelas terus!"

  "Ya udah kita ke kantin aja!" usul Mika.

  "Nggak deh, ini masih pagi. Kalau kita ke kantin ngabisin duit saku. Karena bawaannya pengen jajan terus!" tolak Tya.

  "Mendhing tidur aja di kelas. Beres,kan!!!" sahut Relyn.

  "Pagi-pagi gaboleh tidur!" desak Tya.

  "Terserah kalian deh. Gue mau diem di kelas! Kalau kalian mau keluar, silakan!" celetuk Relyn seraya menggeletakkan kepala di meja.

  ****

  Mereka memulai pelajaran usai bel berbunyi. Jadwal jam pertama adalah Bahasa Inggris dengan guru yang bernama Salkey Akisti biasa di panggil Bu Key yang merupakan wali kelas 9B.

  Pelajaran berlangsung dengan baik hingga selesai pada saat bel istirahat berbunyi.  

  "Ke kantin yok prend!" ajak Seryl. Dengan penuh semangat mereka melangkah menuju kantin.

  Relyn tak sengaja mendapati sekelompok siswa 9B yang duduk di pojok. "Woi ... Woi, lihat tuh!" ucap Relyn pada ketiga temannya sembari menunjuk ke arah para siswa tersebut. Tya dan Seryl yang sedari tadi asik bermain handphone sontak berhenti.

  "Woi ... Kalian pada ngapa di situ?" tanya Liyli dengan PD pada sekelompok siswa di sana. Mereka sontak menengok ke arah Liyli.

  "Nunggu pesanan datang lah!" jawab Reyco, siswa berambut rapi menyamping.

  "Daripada kalian duduk di pojokan, mendhing pindah sini deh, deket kita!" saran Liyli.

  "Iya, kalian di situ kek orang ngapa gitu, deh!" ucap Seryl.

  "Weehh ... Asiikk tuh, ada Si Seryl, ayo kita ke sana!" Kini siswa berkulit putih, dengan mata sipit disertai hidung mancung yang berbicara. Dia adalah Derkio Farendra biasa dipanggil Kio. Keempat siswa yang sedari tadi duduk di bangku pojok, kini beralih. Mereka menduduki kursi di samping para siswi.

  "Relyn sayang, lo mau makan apa?" tanya lelaki berkulit sawo matang yang selama ini menyimpan perasaan pada Relyn. Dia adalah Linggar Fekidarel biasa dipanggil Feki.

  "Apaan sayang..sayang? Najis tau!" ejek Relyn.

  "Jangan sinis..sinis jadi cewek!" tegur Feki.

  "Gue sinis juga karena lo!" tuduh Relyn.

  "Napa tiba-tiba lo nuduh gue? Emang gue salah apa?" tanya Feki dengan ekspresi herannya. Teman-teman Relyn hanya diam saat mendapatinya berdebat dengan Feki.

  "Gara-gara lo panggil gue sayang!" jawab Relyn.

  "Elah gitu doang marah!" ledek Feki.

  "Gue nggak marah, cuma kesel aja sama lo!" jelas Relyn.

  "Itu sama aja, bego!" timpal Feki.

  "Daripada kalian debat, lebih baik jadian!" ucap Viren, siswa berambut keriting dengan kulit gelap.
 
  "Napa lo tiba-tiba ngomong gitu? Nggak ada hubungan antara debat dengan jadian! Nggak mutu deh, lo!" jawab Relyn.

  "Bener juga ucapan lo, Ren. Daripada gue debat terus mendhing jadian aja, biar baikan! Gua tembak Relyn sekarang ye!" celetuk Feki dengan berbisik. Viren mengangguk.

  "Relyn," panggil Feki yang hendak mendaratkan tangannya pada tangan Relyn, namun tak jadi karena datangnya Bu Ica dengan membawa pesanan para ciwi. Mereka memesan makanan nasi goreng bersama.

  "Loh, kok mereka duluan yang dapet makanannya. Padahal kita duluan yang pesan!" protes Kio.

  "Sebentar lagi, punya kalian jadi kok!" jawab Ica, penjual makanan di kantin sekolah.

  Beruntung, Relyn dan teman-temannya tak tahu jika Feki akan menembak Relyn, jadi masih aman. "Yaaahh ... Gajadi!" bisik Feki pada Viren.

  "Ya udah lain kali sajalah, Ki!" jawab Viren sembari menatap para cewek yang asik makan.

  Tak lama kemudian, pesanan para cowok datang, mereka pun memakannya. Disela makan, keempat cowok tersebut sesekali melirik para cewek yang berlomba menghabiskan makanan. Feki melirik Relyn sembari mengunyah makanan, Kio melirik Seryl dengan sejuta rasa cinta, Reyco sesekali melirik semuanya dan Viren yang tersenyum simpul melirik Mika.

  "Keknya tuh cowok ngelirik kita deh!" ucap Seryl sebelum memasukkan sesuap nasi goreng di mulutnya.

  "Bodoh amat deh!" jawab Liyli sembari mengunyah nasi goreng.

  Sementara Relyn tak mempedulikan teman-temannya karena ia makan sembari memainkan ponselnya.

  Mereka kembali ke kelas bersama usai bel berbunyi.






Hai Guys👋salam sejahtera🙏
Menurut kalian part ini bagaimana? Komen dong😔boleh beri kritik&saran kok😊

 

 

 

 

 

 

 

 

Diary RelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang