Kicauan burung yang merdu memasuki telinga Relyn yang masih terbaring. Perlahan ia membuka matanya sembari menengok jam dinding. 04.57, dengan segera Relyn beranjak dari ranjang seraya mandi.
***
Relyn mengundurkan kursi yang menyatu dengan meja di ruang makan. Netranya menangkap beberapa makanan yang tersaji. Tanpa menunggu kedua orang tuanya, Relyn langsung mengambil nasi dengan beberapa lauk yang ada lalu menyendok dan memasukkan ke mulut.
"Waahh ... Wah .. Wah, anak Mama semangat banget hari ini!" puji Resita.
"Eih, selamat pagi Mama, Papa!" ucap Relyn menghentikan kunyahan makanan dalam mulut."Kalau makan pelan-pelan, nanti tersedak!" tegur Nitolen yang mendapati sang Putri makan dengan cepat.
"Kenapa kamu makan tergesa-gesa, sih, Nak?" tanya Resita sembari menyajikan makanan ke piring untuknya dan sang Suami.
"Mmm ... Enggak kok, Pa, Ma!" jawab Relyn. Perasaan Relyn makan dengan santai, namun mengapa kedua orang tuanya berkata bahwa dia makan dengan cepat? Ah, mungkin perasaan mereka saja!
Relyn berangkat sekolah bersama kedua orang tuanya.
Dengan rambut ikal yang dikuncir kuda, Relyn percaya diri melewati beberapa siswa/siswi. "Good morning friends," sapa Relyn saat tiba di kelas.
"Relyn pacarnya Feki," Liyli bukannya menjawab sapaan Relyn, malah meledek.
"Eh, enggak," elak Relyn
"Eleh ngaku aja deh, lo!" ringis Tya.
"Iye, si paling ngeledek!" jawab Relyn.
"Siapa juga yang ngeledekin lo?" tanya Liyli.
"Lo," tuduh Relyn.
"Enggak."
"Ngaku aja lo!"
"Gue cuma bercanda Lyn, ya kan, Ya?" jawab Liyli mengalihkan bola mata pada Tya yang berdiri di sampingnya.
"Iya. Masa' gitu doang lo marah sih, Lyn. Baperan deh, lo jadi orang!" ejek Tya.
"Husstt ... Gak usah debat, ini masih pagi!" lerai Mika yang sedari tadi duduk sembari memerhatikan mereka.
"Gue nggak mau dikatain pacarnya Feki!" jawab Relyn.
"Mereka cuma bercanda kok. Jangan lo masukkan ke hati!" nasihat Mika.
"Iya Lyn. Kita cuma bercanda, lo jangan marah!" jawab Tya.
"Jangan marah Lyn!" tutur Liyli.
"Gak, gue gak marah!" jawab Relyn.
"Good morning everyone." Kini Seryl yang menyapa saat tiba di kelas.
"Tumben lo baru datang?" tanya Liyli.
"Kio mana? Apakah dia sudah datang?" tanya Seryl mencuri perhatian teman-temannya.
"Hayooo ... Ngapain tuh nyari Kio?" tanya Tya.
"Enggak. Gue telat karena habis debat sama dia di whatsaap tadi!"
"Debat ngapa?" tanya Tya.
Relyn dan Mika hanya diam sembari memerhatikan mereka.
"Dia maksa berangkat sekolah bareng, padahal gue nggak mau."
"Kenapa nggak mau? Dia gantheng loh!" tanya Tya.
"Gantheng dari mana?" tanya Seryl menaikkan salah satu alisnya.
"Dari hongkong," sahut Liyli.
"Lo bilang Kio gantheng, jangan-jangan lo suka sama dia?" duga Seryl dengan senyum miring.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Relyn
Teen FictionAlur hidup seseorang berbeda-beda. Tidak ada yang tahu selain Tuhan. Seperti cerita seorang Relyn. Remaja 15 tahun yang mengalami percintaan. Semula ia dekat dengan seorang cowok bernama Feki, namun berpacaran dengan Viren yang lebih dulu menyatakan...