Relyn mengendarai motornya dengan santai menuju rumah Celine yang cukup jauh dari rumahnya. Ia menghentikan motor saat tiba di sana.
Relyn dibuat terkejut kala netranya menatap kemegahan rumah Celine yang bak hotel bintang lima. Ia disambut dengan asrinya halaman rumah disertai warna-warni bunga yang bermekaran hingga membuatnya ingin terus di sana.
Belum sempat mengetuk pintu, seorang wanita berambut lurus yang merupakan Mama Celine, keluar. "Kamu temannya Celine?"
"Iya Tante," jawab Relyn lanjut bertanya, "Celine-nya ada di rumah nggak?"
"Ada kok! Silakan masuk dulu!" jawab Keyla. Relyn sangat kagum dengan ini semua. Selain rumah Celine yang indah, keluarganya pun sangat baik dan bertutur kata lembut.
Dalam rumah Celine sangat luas disertai berbagai hiasan dinding dan langit rumahnya yang berwarna pelangi. Sangat menakjubkan. Selain itu, keadaan rumahnya sangat bersih dan rapi terbebas dari debu sedikitpun. Relyn merasa nyaman saat menduduki sofa besar di ruang tamu."Kak Relyn," panggil Celine baru keluar dari lift.
"Celine," respon Relyn dengan senyuman. Celine menghampiri Relyn.
"Udah lama nunggu kak?" tanya Celine.
"Baru saja!"
"Maaf ya kak, rumah aku jelek! Hehehehe!" ucap Celine rendah hati. Relyn sontak kaget mendengar itu. What? Rumah sebagus itu, dikatakan jelek, bahkan dengan anak pemiliknya sendiri.
"Rumah kamu bagus banget Cel!" puji Relyn.
"Benarkah? Makasih kak!"
Obrolan mereka terhenti kala wanita paruh baya datang dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman. "Permisi Non, ini minumannya!" Wanita itu memindahkan minuman ke meja.
"Terima kasih, Bibi!" ucap Celine diangguki olehnya seraya pergi.
"Itu pembantu kamu Cel?"
"Iya kak!" jawab Celine.
*______*
Di sebuah kantor, tampak seorang wanita yang tengah beristirahat dengan bingung. Siapa lagi jika bukan Resita yang tengah mencari sang suami. Akhir-akhir ini, ia dibuat bingung oleh keadaan karena beberapa kali Nitolen tak ada di kantor dan entah ke mana. Dia pergi tanpa memberi kabar.
Resita keluar menyebar pandangan guna mencari mobil Nitolen yang tak ada di sana. Ia memasang wajah kesal sembari mengambil handphone di saku untuk menelpon Nitolen. Berharap mendapat respon, namun ternyata tidak. Resita kembali masuk, mencari keberadaan Kelly.
"Kelly, kamu tau suami saya ada di mana?" tanya Resita.
"Maaf Bu, saya nggak tau juga! Soalnya akhir-akhir ini Pak Nito sulit dicari, nggak pernah ada yang tau dia ke mana. Biasanya dia pergi dari kantor saat siang seperti ini," jawab Kelly.
"Coba kamu telfon dia!" pinta Resita disetujui Kelly.
Thut ...
Thut ...
Thut ...
Kelly menjauhkan handphone dari telinga. "Nggak ada respon Bu! Memangnya ada apa? sepertinya Ibu kebingungan mencari Pak Nito, kayak ada hal penting banget!"
"Iya, soalnya saya khawatir kalau ada apa-apa dia nggak pernah ngasih kabar ke saya kalau lagi pergi!"
"Owh... Sabar ya Bu, mungkin Pak Nito lagi sibuk!" jawab Kelly.
"Sibuk apa Kel! Kerjaan dia itu hanya di kantor, tidak pernah keluar!" timpal Resita.
"Iya juga sih Bu. Ya sudah saya permisi, mau lanjut kerja!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Relyn
Teen FictionAlur hidup seseorang berbeda-beda. Tidak ada yang tahu selain Tuhan. Seperti cerita seorang Relyn. Remaja 15 tahun yang mengalami percintaan. Semula ia dekat dengan seorang cowok bernama Feki, namun berpacaran dengan Viren yang lebih dulu menyatakan...