8. Ricuh

2 2 0
                                    

  Para muid berlarian menuju kelas usai melaksanakan upacara bendera yang berlangsung khidmat. Feki bertemu dengan Relyn dan Viren dengan tatapan horor. Mereka saling diam menahan beribu kata yang sebenarnya ingin keluar.

  Relyn bingung akan keadaan itu. Ia menjadi pacar Viren juga karena dukungan Seryl. Namun, disisi lain ada Feki yang mencintainya dan ingin memilikinya.

  Feki yang dulu dengan sekarang, sangat berbeda 180° bagi Relyn. Dulu, ia sangat akrab dan dekat dengannya. Namun sekarang, justru sebaliknya. Akankah Relyn merindukan masa-masa kebersamaannya dengan Feki? Atau ia melupakan masa-masa itu dan memilih bahagia bersama Viren?

  Pikiran Relyn yang sedari tadi memikirkan Feki, sontak berubah saat gurunya memulai pelajaran.

  ****

  Waktu istirahat telah tiba, saatnya para siswa/siswi merefresh badan dan otak. Relyn dan Viren berjalan menuju kantin tanpa bergandengan. Belum banyak langkah yang mereka tempuh, tiba-tiba sebuah tinjuan melayang di pipi Viren. Relyn sontak terkejut mendapati hal tersebut.

  Bukan hanya Relyn, para siswa/siswi di sekitarnya pun ikut terkejut. Mereka memberhentikan aktivitasnya saat netranya menangkap Feki melayangkan tinjuan itu.

  Kaki kiri Feki terangkat lanjut mengenai tubuh langsing Viren. Viren jatuh tersungkur, dengan sigap Relyn membangunkan sang kekasih. Namun, tiba-tiba melayang kembali sebuah tinjuan yang lebih hebat di mulut Viren hingga meneteskan cairan merah. Para siswa/siswi yang mendapati itu, hanya terdiam. Mereka tak berani melerai pertengkaran itu karena takut akan dahsyatnya serangan Feki.

  "Hentiiikkaaannn!" teriak Relyn tiba-tiba memposisikan tubuhnya diantara dua lelaki yang bermasalah itu.

  "Kenapa lo lebih milih dia daripada gue?" tanya Feki dengan suara serak khas kemarahan.

  "Karena gue nggak tau kalau lo cinta ama gue!" jawab Relyn disaksikan banyak orang.

  "Bagaimana bisa lo nggak tau? Harusnya lo sadar kalau perlakuan gue sama lo selama ini adalah bentuk rasa cinta gue kepada lo!" gerutu Feki.

  Viren belum bisa menengahi karena ia masih menahan rasa sakit di mulut.

  "Lagian juga gue nggak suka sama lo! Lo tuh, lelaki allaayyy. Perempuan mana yang mau sama lelaki alay kayak lo?" tegas Relyn.

  "Kalau lo nggak suka sama gue? Kenapa selama ini lo mau berduaan dengan gue?" tanya Feki.

  "Gue mau hanya sebatas teman!" jawab Relyn.

   Sudah memberikan yang terbaik, nyatanya hanya dianggap teman. Sungguh memprihatinkah nasib Feki.

  "Gue udah berusaha jadi yang terbaik buat lo, tapi kenapa lo hanya anggap gue teman?"

  "Kenapa? Lo nggak terima?" tanya Relyn.

  "Enggak!" jawab Feki dengan suara cethar membahana. Suara Feki tersebut terdengar nyaring hingga mengganggu ketenangan orang-orang yang berada di kantin. Seperti Relyn dan Kio yang sedari tadi nyaman berduaan, kini malah kacau karena keinginannya menghampiri suara Feki. Mereka menerobos kerumunan di koridor untuk bertemu Feki. Dan apa yang dilihat, sesuai dengan apa yang diduga.

  "Dan lo. Kenapa lo tiba-tiba nembak gebetan gue?"

  "Karena gue cinta sama dia! Lagian banyak kok yang dukung gue buat jadian sama Relyn," jawab Viren.

  "Siapa yang dukung lo?" tanya Feki.

  "Teman-teman kita semua!"

  Feki melepas pandang keseluruh arah usai mendengar jawaban tersebut. Emosinya semakin tinggi saat netranya menangkap keberadaan Kio dan Seryl. Tubuhnya melayang hingga mengenai tubuh Kio. Digenggamnya kerah baju Kio, membuat seluruh orang kaget. Mengapa tiba-tiba seperti itu?

Diary RelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang