6. Hilang

2 2 0
                                    

  "Woi kalian pada turun, berhenti deh!" mainnya. Sebentar lagi mereka sampai, nggak malu kalau dilihatin?" celetuk Seryl yang melihat semua temannya bermain-main. Tanpa jawaban apapun, mereka langsung kembali duduk. Kini hanya Liyli yang masih asik bermain handphone di atas ayunan.

  "Liyli. Turun lo!" pinta Seryl dilaksanakan Liyli.

  Dan benar saja, tanpa waktu lama, keempat lelaki itu tiba di taman perkutut menemui mereka. Mata Feki sontak berbinar saat mendapati Relyn berada di depannya. "Relyn!" panggil Feki dengan kejutnya. Relyn hanya membalas dengan senyuman. "Akhirnya lo ke sini juga. Makasih, ye!"

  "Ini, kejutan yang gue kasih ke lo! Gue sengaja chatting Seryl buat ngajak Relyn ke sini. Karena gue nggak tega lihat lo galau!" ucap Kio.

  "Makasih ye, buat kalian!" ucap Feki pada Kio dan Seryl.

  "Loh, tadi katanya kalian hilang. Ketemu di mana?" tanya Seryl pada Reyco dan Viren.

  "Gue nemuin mereka di selokan!" sahut Kio.

  "Di selokan mata you!" jawab Reyco.

  "Lah emang benar. Tadi kan gue lihat lo lagi makan sama Viren di pinggir selokan!"

  "Baru di pinggir, belum di dalam selokan!" desak Viren.

  "Hem!"

  Mereka berjalan bersama, sembari berfoto-foto.

  Di slide foto terakhir, rasa aneh menyelimuti hati Seryl mendadak. Ia merasa bahwa ada yang kurang. Apa ya?

  "Kalian merasa ada yang kurang nggak?" tanya Seryl mengamati sekitar. Teman-temannya juga ikut mengamati sekitar memastikan hal yang aneh.

  "Relyn hilang!" ucap Feki dengan terkejut.

  "Awwwh..iya.  Relyn nggak ada. Di mana dia?" Seryl baru sadar bahwa yang kurang adalah Relyn.  Ia melihat beberapa slide foto bersama tadi. Terdapat 10 foto, dan hanya 8 foto yang menampakkan wajah Relyn.

  "Mampus, " ucap Kio.
 
  "Iiihhh kamu jangan gitu sayang!  Ayo kita cari! Oppsss," bentak Seryl diikuti tutupan mulut, karena ia keceplosan memanggil Kio 'sayang'.

  "Hah? Sayang? Kalian udah jadian ya?" tanya Liyli.

  "Maaf-maaf gue keceplosan! Udah deh gak usah basa-basi ayo cepat kita cari Relyn!" jawab Seryl. 

  "Jangan dulu! Sekarang kita telfon aja, dulu!" cegah Tya.

  "Ya udah gue telfon sekarang!" Seryl dengan sigap menelfon Relyn. Mereka berharap Relyn mengangkat telfonnya agar keberadaannya dapat diketahui. Namun nihil, hanya terdengar suara pemanggil telfon tanpa ada tanda-tanda tersambung. 

  "Nggak diangkat!" ucap Seryl.

  "Berdering nggak?"

  "Enggak," jawab Seryl.

  "Ya sudah, mendhing sekarang kita cari aja!" ajak Feki disetujui teman-temannya.

  Mereka berpencar, Feki dan Viren berjalan ke utara. Kio dan Reyco berjalan ke timur. Seryl dan Mika ke arah selatan. Liyli dan Tya ke arah Barat. 

  *______*

  Di bawah teriknya panas matahari , terdapat seorang lelaki yang diselimuti kesedihan. Ia juga tengah dilanda kebingungan karena tak tau keberadaan Relyn. Ia berjalan sembari mengedarkan pandangan di sembarang arah. Matanya yang berkaca-kaca menghiasi perjalanannya.

  "Feki, istirahat dulu yuk, gue capek!" ajak Viren.

  "Nggak. Gue harus cari Relyn sekarang!" tolak Feki yang akhirnya meneteskan air mata dan berhenti berjalan.

Diary RelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang