0| Prolog

581 13 2
                                    


Puja-puji tanpa kata
Mata kita yang bicara
Selalu nyaman bersama
Janji takkan kemana-mana.

_Lirik lagu Yura Yunita ~Dunia Tipu-tipu_

Lagu itu selalu aku putar tatkala aku merindukan momen-momen indah bersamamu. Tiap baris liriknya selalu berhasil membuatku percaya, bahwa kamu berjanji tak akan kemana-mana dan kamu menepatinya.

Sampai saat ini, aku tidak tahu pasti, hal apa yang membuat kita perlahan renggang hingga tak saling sapa untuk waktu yang cukup lama. Namun, melihatmu seperti bahagia setiap hari, aku senang. Meskipun bukan aku lagi alasan untukmu bahagia.

Aku merindukanmu, semoga kamu selalu ingat atas segala janji-janji yang kau ucapkan untukku.

•••

Bandung, 16 juni 2015

"Kita mau ke mana, sih?" tanya seorang gadis 15 tahun yang matanya tengah ditutupi oleh sehelai kain, ulah sahabatnya yang kini menuntunnya menaiki sebuah tangga.

"Ada deh, pokoknya kamu bakalan seneng lihatnya."

"Beneran? Masa, sih!"

"Coba sekarang buka penutup matanya! Kita udah sampe," ucap lelaki itu, ia mengecek ulang jam tangannya. Waktu menunjukan pukul 04.35 WIB.

"Bukain," rengek Aluna terdengar manja.

Dengan senang hati, lelaki itu membuka ikatan penutup mata Aluna dengan lembut. "Siap ya!"

Aluna mengangguk. "Gak sabar aku tuh."

"Satu, dua, ti... Ga!"

Perlahan mata Aluna terbuka, tenyata mereka tengah berada di rooftop sebuah gedung tinggi di kawasan Turangga. Ia sedikit mengerjap dengan cahaya bulan yang menyilaukan matanya. Detik berikutnya mata Aluna langsung berbinar, mulutnya ternganga saking terkesima dengan pemandangan yang terpampang nyata di hadapannya saat ini. Bulan dengan lingkaran sempurna yang nampak begitu cerah, ditambah pijaran bintang cantik yang nampak indah, begitu nyata. Ada banyak bintang yang menghiasi langit fajar hari ini, namun ada satu bintang yang paling bersinar. Itu adalah planet Venus, dimana orang-orang sering menyebutnya bintang fajar. Karena Venus selalu nampak bersinar di waktu fajar seperti sekarang. Itu sebabnya, Aluna dan sahabatnya itu sangat menyukai langit fajar.

"Vin... Indah banget," ungkap Aluna takjub.

"Apa aku bilang."

Kavindra menatap wajah Aluna yang begitu cantik dengan sorotan kilau bulan yang benderang. Ia tersenyum, lantas menggenggam kedua tangan gadis itu.

"Happy Birthday, Aluna Syaquila Viranzia," ucapnya tulus, membuat gadis yang ada di hadapannya tersenyum malu.

"Makasih untuk kejutannya, Vin. Langit fajar kali ini, benar-benar istimewa."

Kavindra mengangguk, lantas ia menyerahkan bingkisan besar pada Aluna. "Semoga kamu suka," bisiknya tepat di telinga kiri Aluna, membuat gadis itu merinding seketika.

"Apa ini?"

"Buka aja!"

Aluna segera membuka bingkisan besar itu, ia tidak sabar melihat hadiah yang Kavindra kasih di ulang tahunnya yang ke-15 ini.

"Wah... Boneka Mickey Mouse!" seru Aluna sumringah.

"Suka?" tanya Kavindra.

"Suka banget, Vin. Makasih ya!"

Kavindra mengangguk sambil tersenyum. Melihat binar di mata Aluna, ia merasa lega dengan pilihan kado yang sempat ia ragukan. Kavindra tahu, warna kesukaan Aluna adalah warna pink dan kuning. Tapi Kavindra rasa sudah terlalu banyak barang warna pink atau kuning yang ia kasih untuk sahabatnya itu. Jadi, untuk ulang tahun kali ini ia memutuskan untuk membeli barang yang warnanya lain dari biasanya.

"Sebentar lagi kita akan jadi anak putih abu-abu. Aku janji, aku akan selalu jagain kamu... Aku janji gak akan pernah membiarkan orang lain menyakitimu."

"Jika ada gimana?" tanya Aluna.

"Jika ada yang berani menyakitimu, aku akan jadi orang pertama yang turun tangan membelamu."

"Promise?" Aluna mengacungkan telunjuk kanannya.

"Promise!" ucap Kavindra sambil menautkan jari kelingkingnya pada kelingking milik Aluna.

•••

Janji Untuk AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang