Selamat datang kembali, Bestie.
Kalian sehat kan?
Jaga selalu kesehatannya ya!
Jangan lupa sebelum baca vote dulu yuk!
Ramaikan komentar juga ya!
Happy Reading, Bestie 💜💜
🌻🌻🌻
"KAMU kenapa makan pedes lagi sih?" tanya Kavindra ketika ia telah mengantar Aluna pulang. Saat ini ia tengah berada di kamar Aluna menemani gadis itu.
"Lagi pengen aja," jawab Aluna masih dengan posisi membelakangi Kavindra. Sebenarnya ia makan pedas karena ingin menghilangkan rasa pusingnya akibat kesal tatkala melihat Kavindra bersama Della. Tapi mana mungkin Aluna jujur soal itu.
"Lo punya gerd, Lun. Jangan hanya karena aku gak ada kamu bisa makan seenaknya!"
"Enggak kok!"
"Ini apa namanya?" ketus Kavindra.
"Ini cuman lagi kambuh aja, kamu gak perlu khawatir, aku gak apa-apa kok!" tegas Aluna.
"Gimana aku gak khawatir, Lun. Bara gak bisa jagain kamu, dia malah ngebiarin kamu makan pedes secara berlebihan. Harusnya dia-"
"Bara gak tahu, Vin!" potong Aluna cepat.
"Gila tuh anak, masa gak tau pacarnya punya gerd?" kesal Kavindra.
Aluna berusaha bangun, lalu duduk bersandar pada bantal yang telah Kavindra siapkan. "Kita kan jadiannya baru tiga hari, Vin. Wajar aja dia belum tahu banyak tentangku."
"Kalo dia punya niatan ingin tau tentang kamu, kenapa gak nanya sama aku aja, coba?"
"Vin!"
Kavindra menoleh, lalu menatap Aluna. "Kenapa?"
"Kamu yang kenapa?" ujar Aluna balik tanya. "Waktu itu kamu yang ngebet supaya aku nerima Bara, dan sekarang kamu malah nyalahin dia, gimana sih?"
Jederr!!
Kavindra langsung mematung. Ada sesuatu yang sejak tadi ia lupakan, dan ketika Aluna berbicara seperti itu Kavindra sadar bahwa dirinya terlalu mencampuri kehidupan Aluna.
"S-sorry, Lun!" imbuhnya pelan. Ia menunduk, menenangkan pikirannya yang mulai kalut.
"Its oke, Vin. Makasih ya udah bantuin aku!"
Kavindra bangkit dari duduknya, ia mendekati Aluna kemudian membelai rambutnya dengan lembut. "Kamu jangan telat makan ya, jangan jajan dan makan sembarangan lagi. Kamu tahu kok apa yang gak boleh kamu lakuin, cepet sembuh ya, aku pamit!"
Aluna mengangguk lembut, ia menempelkan pipinya pada punggung tangan Kavindra. "Sekali lagi makasih ya, Vin!"
"Sama-sama, Lun. Istirahat gih! Aku ke bawah sekarang."
Kavindra menyelimuti Aluna yang telah berbaring, lalu mengecup puncak kepalanya. Setelah itu ia melangkah keluar dari kamar dan turun ke lantai satu untuk pulang ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Untuk Aluna
Roman pour Adolescents"Vin, aku putus sama Bara!" ungkap Aluna memberanikan diri berbicara pada Kavindra, sahabat yang telah lama tidak bertegur sapa lagi dengannya. "Gue tau," jawab Kavindra dengan nada datar tanpa mengalihkan pandangannya dari barisan puisi yang tengah...