3| Ternyata Bukan Kamu!

109 4 2
                                    

Selamat datang kembali, Bestie.

Semoga suka dengan ceritanya ya!

Oh iya, sekedar mengingatkan, di sini aku pakai latar 2017/2018 ya!

Jangan lupa vote sebelum baca ya Bestie...

Ramaikan kolom komentar juga!

And

Happy Reading, Bestie ❤️

•••

Malam telfol-telfonan
Hingga pagi datang
Tetap tak jadian
Sudah banyak perhatian
Juga kesempatan
Masih tak jadian

Ini nasib yang mengenaskan
Harus terjadi lagi
Bukan mau suudzon
Tapi orang bilang itu friendzone

_Budi Doremi-Friendone_


JIKA ada yang bertanya pada Aluna; "Mengapa sampai saat ini masih belum punya pacar?" Maka Aluna akan menanggapinya dengan senyuman. Lantas ia berkata dalam hati; 'Kehadiran Kavindra di hidupku itu lebih dari cukup. Rasanya untuk saat ini aku tidak butuh sosok pacar, kecuali Kavindra sendiri yang memintaku untuk jadi kekasihnya. Lelaki itu punya segala hal yang aku butuhkan, sosok yang begitu aku kagumi.'

Saat bel jam istirahat berbunyi, dengan tergesa Aluna segera menaiki tangga untuk pergi ke rooftop seperti yang diminta Kavindra. Lelaki itu sudah tidak ada di kelas ketika bel istirahat berbunyi, Aluna yakin sahabatnya itu telah lebih dulu pergi ke rooftop.

Aluna benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Kavindra. Akhirnya selama 16 tahun bersahabat dengan lelaki itu, ia sekarang akan berstatus menjadi kekasihnya. Entah sejak kapan perasaan itu muncul di hati Aluna untuk Kavindra, yang jelas Aluna begitu mencintainya. Gadis itu juga yakin bahwa Kavindra memiliki perasaan yang sama, hingga hari ini lelaki itu akan segera mengungkapkan perasaannya pada Aluna. Selama ini ia sangat beruntung menjadi sahabat Kavindra, dan sekarang mungkin ia akan menjadi orang yang paling beruntung lagi dengan menjadi kekasihnya. Sebegitu yakinnya Aluna pada semua ekspektasinya.

"Lho, kok Kavin belum ada, sih?" gumam Aluna ketika ia telah sampai di rooftop SMA Cakrawala. Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat jelas pemandangan kota Bandung dan jalanan Buah Batu yang padat oleh pengendara.

"Ah, mungkin ia masih di bawah!" Aluna berusaha menenangkan dirinya. "Tarik napas... Buang!"

Jemari tangannya sudah terasa dingin sejak tadi, bahkan sejak Kavindra bilang subuh tadi bahwa siang ini akan ada yang 'menyatakan perasaan' padanya.

"Hai... Udah lama nunggu ya?" tanya seseorang yang kini telah berada di belakang Aluna.

Aluna refleks membalikkan badannya. "Bara?!" pekiknya kaget. Pantas saja ia merasa tidak mengenali suara yang menyapanya barusan. "Kok kamu di sini? Kavin mana?"

Bara tersenyum, lalu mensejajarkan posisinya dengan Aluna. Kini keduanya menghadap benteng yang tingginya hampir sedada. "Kavindra udah bilang semuanya kan?"

Aluna mengernyit tak mengerti. "Maksud kamu apa? Gue kesini karena Kavin yang minta."

"Yaps, betul! Karena aku yang minta tolong sama Kavin supaya kamu mau kesini menemuiku."

Janji Untuk AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang