19| Sweet Seventeen

71 5 2
                                    

Hai, Bestie.

Kalian apa kabar?

Semoga baik-baik aja ya!

Oh ya, aku mau cerita nih.

Kali ini aku lagi stuck banget untuk nulis, tapi harus banget dilanjut.

Gimana ya, rasanya tuh bingung, pusing, ah campur aduk pokoknya!

Tapi demi kalian, aku mau paksain untuk lanjut.

Terima kasih ya udah semangatin aku terus.

Jangan lupa vote nya, ramaikan juga kolom komentar.

Happy Reading, Bestie.

***

PESTA hari ulang tahun Aluna yang ke-17 tahunnya akan dilaksanakan dan dirayakan di Pantai Sayang Heulang yang ada di Pameungpeuk, Garut. Sherly dan Alyas mempersiapkan semuanya dengan penuh antusias untuk Aluna kesayangan mereka. Menurutnya fase usia 17 tahun ini adalah usia transisi dari remaja menuju dewasa, meskipun pada kenyataannya usia 17 tahun masih belum bisa disebut dewasa dalam hukum dan psikologi. Namun, ada hak istimewa pada usia 17 tahun ini, yaitu sudah boleh memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Izin Mengemudi (SIM). Malam ini semua keluarga dari Nenek berkumpul di lokasi, mereka diundang untuk menghadiri acara ulang tahun Aluna.

Sejak acara dimulai, senyum Aluna terus terukir di bibirmya. Ia bahagia dengan ulang tahunnya kali ini yang terkesan penuh haru dan bermakna. Bagaimana tidak, Mama dan kakaknya sangat memanjakannya dan semua keluarga dari ayahnya berkumpul di sini. Aluna juga takjub dengan dengan dekorasi balon yang didominasi dengan warna pink dan kuning kesukaannya.

"Potongan pertama spesial aku berikan untuk Mama Sherly!' ucap Aluna setelah berhasil memotong kue ulang tahunnya itu. Ia menyerahkan potongan kue itu pada mamanya dan mulai menyuapinya. Sontak tepuk tangan yang meriah langsung terdengar dari seluruh keluarga yang hadir.

"Selamat ulang tahun ya, Sayang!" ucap Sherly sambil mencium anak gadisnya.

"Terimakasih Mama sama Kak Alyas udah mau repot nyiapin semuanya," tukas Aluna penuh haru.

"Iya sama-sama, Dek. Selamat 17 tahun ya!" Alyas mengucap selamat sambil memeluk adiknya itu.

Aluna kembali menyuapi Alyas dan Nenek yang sejak tadi begitu bahagia menyaksikan dirinya penuh ceria.

"Nenek do'akan Neng Aluna jadi anak nu solehah, jembar rezekina, sae milikna!" ucap Nenek dengan logat bahasa sundanya.

"Makasih ya, Nenek!" Aluna menciumi pipi neneknya dengan penuh sayang.

Setelah itu, semua yang hadir langsung menikmati hidangan yang tersedia dengan penuh kebahagiaan. Aluna tersenyum melihat itu, tapi entah kenapa hatinya merasa ada yang kurang. Mungkin karena ketidakhadiran Kavindra yang biasanya selalu merayakan setiap ulang tahunnya.

"Dek, kok ngelamun sih?" tanya Alyas pada Aluna.

"Eh, Kak Alyas! Enggak kok, Kak."

"Kangen Kavindra ya?" tebak Alyas.

"apaan sih, sok tahu deh!" bantah Aluna dengan senyumannya. Ia menaikan baju gaun berwarna pink-nya supaya tidak menghalangi langkahnya, setelah itu ia mulai berjalan ke tepi pantai yang diikuti oleh Alyas.

Janji Untuk AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang