9| Tak seperti Dulu

77 4 4
                                    

Hai, Bestie.

Selamat datang kembali di cerita Aluna.
Gimana kalian sehat kan?

Jaga selalu kesehatannya ya!

Sebelum baca, boleh dong vote-nya.

Ramaikam komentar juga ya!

Karena satu komentar dari kaliam bener-bener berarti buat aku!

Happy Reading, Bestie 💜

•••

ALUNA memasuki mobil yang dikendarai Alyas. Hari ini ia diantar ke dokter oleh kakaknya itu, karena sejak kemarin sakitnya gak kunjung mereda. Awalnya Aluna takut untuk minta bantuan kakaknya, tapi mau gimana lagi? Jadinya ia berusaha memberanikan diri membujuknya untuk mengantar ia ke dokter. Alyas memang tidak menolak, tapi jelas terlihat dari sikapnya yang menunjukkan bahwa ia terpaksa melakukan hal itu. Meski begitu, Aluna bahagia sebab Alyas masih mau menolongnya.

"Kak, makasih ya udah mau anter aku ke dokter," ucap Aluna ketika ia memakai seatbel.

"Hmm," sahut Alyas secuek itu responnya. Ia kemudian melajukan mobil meninggalkan parkiran rumah sakit Muhammadiyah yang ada di kawasan Palasari.

Aluna menyandarkan tubuhnya pasrah, ia tidak mau berharap lebih dari kakaknya itu yang masih saja membencinya.

"Maaf aku ngerepotin!" lirih Aluna sambil berusaha memejamkan mata.

"Udah biasa," ujar Alyas tanpa menoleh ke arah adiknya itu.

Aluna terhenyak, tapi ia sudah menduga. Bahkan kakaknya itu tidak menanyai terkait sakitnya ini. Alyas tidak mau mendampingi Aluna diperiksa, untuk mengambil obat di apotik pun Aluna sendiri yang turun tangan.

Sebegitu tidak pedulinyakah Alyas pada adiknya?

Tiba-tiba Aluna ingat Kavindra. Sejak kemarin lelaki itu tidak menghubunginya, tidak mungkin jika Kavindra tidak mengkhawatirkannya. Kemarin saja ia begitu cemas ketika Aluna masuk UKS.

"Kak," panggil Aluna.

 Alyas hanya menjawabnya dengan gumaman lagi.

"Kavin ada nanyain aku gak?" tanya Aluna berharap Kavindra menghubungi kakaknya itu untuk menanyakan tentangnya.

"Gak ada!"

Aluna mengerutkan alisnya, tanda ia tidak menyangka. "Terus tadi pagi Kavin ada nyamper aku gak?"

Kali ini Alyas menoleh dengan senyuman sinisnya. "Kenapa tanya-tanya Kavin? Ngarep banget Kavin masih peduli?"

"Emang dia peduli kok, buktinya-"

"Buktinya apa?" potong Alyas. "Jelas-jelas Kavin udah gak peduli sama lo."

Aluna terhenyak, matanya mulai berkaca-kaca. Apa benar Kavindra seperti itu? Ini gak mungkin.

"Harusnya lo tau diri! Lo udah banyak ngerepotin orang, termasuk nyusahin Kavindra. Mungkin dia cape kali ngurusin lo yang batunya minta ampun!"

Janji Untuk AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang