24| Ingkar

108 6 0
                                    

Halo, Bestie.

Kalian sehat kan?

Cuaca akhir-akhir ini sangat buru, kalian jaga terus kesehatannya ya!

Jangan banyak begadang juga.

Sebelum baca, vote dulu yuk!

Jangan lupa ramaikan komentar.

Ditunggu krisarnya ya.
Tandai typo, biar aku langsung perbaiki.

Happy Reading.

🌻🌻🌻


KABAR mengenai guru yang terserang migrain hingga tidak bisa datang untuk mengajar Matematika langsung disambut sorakan murid kelas XII IPA 2. Bagaimanapun, jam kosong pada Sabtu siang itu adalah berkah yang tak terduga, apalagi pelajaran Matematika itu berada pada jam terakhir. Hal itu pasti akan sangat disesali Della karena sudah memilih izin pulang pada jam istirahat tadi dengan alasan sakit perut, padahal gadis itu sangat tidak suka dengan quis dadakan yang diberikan oleh guru Matematika ketika hendak pulang. Penentu siapa cepat menjawab, dia yang duluan pulang. Para murid kelas itu pun langsung menghambur keluar kelas, ada yang menyerbu kantin, ada beberapa yang pergi ke perpustakaan, dan ada pula yang memilih diam di kelas untuk menghabiskan waktu satu jam setengah hingga menjelang bel pulang.

"Vin, ke rooftop, yuk!" ajak Aluna pada Kavindra yang duduk di meja sebelahnya, sendirian. Ia langsung melirik ke arah Fara, takut gadis itu menguntit mereka. Aluna bernapas lega saat tahu Fara tengah mengobrol ria dengan Kayla teman sebangkunya.  Kayla teman sebangkunya.

Kavindra menoleh lalu mengangguk. "Ayo," sahutnya.

Saat Aluna dan Kavindra telah berada di luar kelas, tiba-tiba ketua OSIS SMA Cakrawala yang sebentar lagi akan demisioner itu memanggil Kavindra. Gia namanya.

"Ada apa?" tanya Kavindra yang melihat gadis itu menghampirinya.

Aluna langsung terkesiap, lalu menatap Kavindra yang masih memegang tangannya, buru-buru ia melepas pegangan itu.

"Ikut aku ke ruanh OSIS dulu yuk, sebentar. Kita lagi ngadain rapat buat Mading sekolah," ujar Gia sang ketua OSIS.

Kavindra menghela napas, ia tahu pasti Gia akan memintanya untuk berpartisipasi dalam pembuatan Majalah Dinding itu. Karena selama ini, hal itu sudah biasa terjadi mengingat Kavindra berbakat dalam bidang kepenulisan sajak dan puisi.

"Ayo, gak akan lama, kok!" ucap Gia lagi ketika melihat Kavindra masih diam.

Sejenak, Kavindra diserang ragu. Antara keinginan mengikuti rapat OSIS atau menemani Aluna ke rooftop sesuai permintaan kekasihnya itu. Kavindra langsung menatap Aluna dengan bimbang.

Aluna yang sadar dengan kebimbangan Kavindra, langsung tersenyum. "Udah, kamu ikut Gia aja dulu, biar aku tungguin kamu di rooftop."

Kavindra terdiam, berpikir sejenak. Dia tidak ingin membuat Aluna kecewa. "Gini, deh. Aku ikut rapat OSIS dulu sebentar. Kamu tunggu dulu aku di kelas. Nanti aku kasih tahu kalau rapatnya udah kelar. Kita ke rooftop bareng terus pulangnya langsung jalan-jalan. Aku janji, oke?"

Aluna tersenyum, memandangi Kavindra yang tengah menatapnya. Entah kenapa ia merasa sedikit ragu dengan janji Kavindra. "Oke, aku tunggu message dari kamu," ujar Aluna, lalu bergegas melangkah kembali memasuki kelas. Sementara Kavindra dan Gia bergegas menuju ruangan OSIS untuk melaksanakan rapat.

Janji Untuk AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang