Selamat siang Bestie.
Kalian baca ini jam berapa?
Sehat selalu ya kalian.
O yah, sebelum baca boleh dong vote dulu!
Ramaikan komentar juga ya, Bestie.
Happy Reading 💜
🌻🌻🌻
SEHARIAN ini Aluna benar-benar merasa jenuh tanpa Kavindra. Lelaki itu tadi memang sekolah, tapi masih seperti hari-hari sebelumnya. Ia masih enggan untuk bertegur sapa dengan Aluna, bahkan mereka berdua seperti orang asing yang tidak pernah saling kenal.
Sabtu sore ini Aluna termenung di jendela kamarnya yang menghadap kamar Kavindra. Ia berharap lelaki itu tiba-tiba membuka jendelanya dan menampakkan diri untuk kembali bersua dengan Aluna. Namun setelah satu jam berlalu, harapan Aluna terasa mustahil. Dengan itu ia berinisiatif untuk menghampiri Kavindra ke rumahnya, siapa tahu sahabatnya itu luluh dengan Aluna ke menghampirinya.
"Mau kemana kamu?" tanya mamanya saat mereka berpapasan di ruangan keluarga.
"Aku mau ke rumahnya Kavin, Ma." Aluna menjawab dengan suara sedikit serak. Ia sempat berpikir apakah pertanyaan ini sebagai bentuk perhatian atau sindiran? Namun detik berikutnya Aluna tidak mau mempermasalahkan itu.
"Oh," tandas Sherly sambil berlalu dari hadapan Aluna tanpa perkataan apapun lagi.
Menyadari hal itu, Aluna segera berbalik dan melangkahkan kakinya keluar menuju rumah Kavindra. Ia langsung dipersilahkan masuk oleh satpam yang berjaga di rumah keluarga Bramantyo.
"Tante, Kavin-nya ada?" tanya Aluna sambil menyalami Ambar yang tengah bersantai di teras depannya.
"Aluna, udah lama gak lihat kamu main ke sini," sapa Ambar hangat. "Kavindra ada, biasa dia lagi di kamar. Masuk aja, Lun!"
"Iya Tante, terima kasih. Aku masuk ya, Tan!" pamit Aluna pada Ambar.
Lantas ia menaiki satu per satu anak tangga menuju kamar sahabatnya. Aluna tiba-tiba menghentikan langkahnya tatkala ia telah berada di depan pintu kamar Kavindra, rasa ragu mulai menghampiri hatinya. Ia ragu untuk menemui sahabatnya itu, takut jika kehadirannya malah jadi boomerang bagi Kavindra.
Tiba-tiba pintu kamar Kavindra terbuka, spontan Aluna terperanjat kaget. "Kavin!"
"Aluna?" Kavindra mematung sesaat, lalu ia mendekati Aluna dan mendekap tubuh mungil sahabatnya itu. Rasanya ia sangat merindukan sosok gadis itu, rasanya seperti telah berhari-hari tidak bertemu padahal ia sendiri yang menghindar untuk tidak berpapasan dengan Aluna.
"Kamu kemana aja, Vin? Aku kangen," imbuh Aluna yang masih dalam dekapan Kavindra.
Entah hal apa yang membuat Kavindra tiba-tiba melepaskan pelukan Aluna dengan kasar. Ia seperti melupakan sesuatu dan kalap.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Kavindra ketus. Sekarang sikap dingin dan juteknya kumat lagi.
Aluna mengerutkan alisnya bingung. Bagaimana bisa sikap Kavindra begitu cepat berubah, baru saja ia merasa diterbangkan oleh perlakuan Kavindra tapi detik berikutnya ia seperti dihempas dengan kuat oleh pertanyaan ketus lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Untuk Aluna
Fiksi Remaja"Vin, aku putus sama Bara!" ungkap Aluna memberanikan diri berbicara pada Kavindra, sahabat yang telah lama tidak bertegur sapa lagi dengannya. "Gue tau," jawab Kavindra dengan nada datar tanpa mengalihkan pandangannya dari barisan puisi yang tengah...