Wasiat Cinta
*
*
Bab IX
* *
Memulai hubungan baru
*
*
"Yeaayyy!!" Aku berseru senang, ini kelima kalinya aku menang permainan congkak bersama Mas Ali.
"Oke, saya menyerah. Dan apa lagi ini? Kamu ingin membuat saya terjaga sampai tengah malam begini?" Suara Mas Ali terdengar sudah sangat berat, berusaha untuk menahan kantuknya.
Oke, aku mulai kasihan. Aku menatap sendu kearahnya, lalu membereskan permainan congkak tadi.
"Yaudah, aku minta maaf bikin Mas capek. Janji gak akan gini lagi" ujarku sedih, "Tapi, karena tadi aku menang, Mas harus jawab dulu pertanyaan dari aku" lanjutku.
Mas Ali mengerutkan keningnya, "Jika ada yang ingin kamu pertanyaan kenapa tidak langsung saja. Kenapa harus pake cara aneh kayak gini?" Tanyanya mulai kembali prustasi.
"Yaa, iseng aja. Biar seru gitu" Jawabku asal, sebenarnya aku sedikit takut ingin berbicara prihal ini dengan Mas Ali.
"Ck, yasudah. Apa yang ingin kamu tanyakan?" Dia memijat kepalanya, pertanda jika sifatku ini memusingkan.
Ya maaf.
"Mas ingin cerita sesuatu?"
"Hah?"
Dia tampak menatapku aneh, ya aneh.
Dia tidak sadar saja jika sudah menikahi gadis aneh ini hampir satu bulan.
Seharusnya tidak perlu terkejut begitu.Aku tampak berpikir sejenak, menggerakkan tanganku sambil berkata, "Ya, maksudnya ada yang ingin Mas ceritakan sama aku?" Lagi, aku mengulang ucapan tadi.
"Masalah apa? Saya rasa, tidak ada yang harus saya ceritakan sama kamu" jawabnya santai.
"Saya istri Mas Ali" ujarku menirukan ucapannya yang formal itu, membuat dia terdiam sejenak saat sedang merapikan selimut, siap untuk berbaring.
"Yaa, saya tau. Semua orang juga tau kamu istri saya" jawabnya, kembali menatapku bingung.
"Makanya, kita suami istrikan? Tapi kenapa saya merasa, kita tidak benar-benar menikah. Mas paham yang saya ucapkan kan?"
Mas Ali tampak menghembuskan nafasnya pelan, lalu duduk tenang dihadapanku.
"Saya tau, saya juga paham arah biacara kamu. Tapi, bisa beri saya waktu? Saya akan ceritakan semuanya tentang saya, keluarga saya yang sepertinya kamu sudah tau setengahnya dari Alana, dan juga masa lalu saya. Kamu juga bisa ceritakan semua hal tentang kamu kepada saya, tapi nanti. Biarkan semuanya berjalan" ujar Mas Ali, dia tampak menatapku datar, tapi mengisyaratkan banyak hal. Seperti kesediahan mendalam?
Apa yang sebenarnya dia alami?
Kenapa dia tampak sangat berbeda dengan dua saudarnya?"Saya tau kamu juga sudah mengatahui sedikit hal tentang saya dan Devina" aku menatap Mas Ali terkejut, dari mana dia tau?
Dia tampak tersenyum kecil kearahku, lalu mengelus kepalaku pelan, "Sudah saya duga. Kamu menguping" dia juga terkekeh pelan.
Aku mengerjapkan mataku lalu menjauhkan kepalaku dari usapannya, "Kok Mas bisa tau?" Tanyaku memicing, dia menjauhkan tangannya dari kepalaku.
"Rahasia" jawabnya "Intinya, jangan bosan menunggu saya. Pahami saja, maka saya akan lebih memahami kamu. Kamu ingin berjanji satu hal?" Tanyanya.
"Apa itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiat Cinta
RomanceWARNING (21+) Ini cerita dari Kinanti Azhira, gadis cantik dari kampung bisayang harus rela dinikahkan di usianya yang baru minginjak angka 20. Memiliki orang tua yang sudah tua dan semua kakaknya sudah berkeluarga, Mama Sarni dan Bapak Adi mengin...