nona bae yang malang

29 6 0
                                    

Aroma teh hijau memenuhi ruangan yang berdominan putih, disana terdapat dua manusia yang sedang menikmati waktu luang mereka dengan meninum teh sembari membaca buku buku tebal.

"zy, hari ini hari pernikahan saya." ujar nona bae kepada lizy.
"saya harap kamu bisa bantu saya untuk makan malam hari ini." lanjutnya.

"hem? Ohh iya bu, nanti zy pesenin resto." jawab lizy dengan senyuman manis yang terukir diwajah-nya.

Waktu santai mereka tidak berkepanjangan, sebabnya ada hanna dan mia yang mengetuk pintu kantor dua dokter autopsi itu.

Nona bae membukakan pintu kantornya dan mendapati hanna dan mia yang membawa jasad, sementara lizy membereskan teh serta buku buku yang mereka berdua baca.

"ini, kita juga dapet pisau buah di samping korban." jelas mia sambil memperlihatkan pisau buah berukuran kecil ke nona bae.

"zy, coba kamu selidiki yang ini." ujar nona bae sambil memberikan pisau buah yang terbungkus.

Tok tok tok

Belum sempat memulai perkerjaan mereka, sudah ada polisi dan reina yang berada disana.

"kenapa rei?" tanya hanna saat melihat reina dengan nafas yang memburu.

"ini." ucap reina dengan menyodorkan cincin dan dibaluti kantung transparan.

"ini apa?" hanna kembali bertanya kepada reina.

"cincin, gue udah sempet ke rumah korban tapi keluarga nya bilang itu bukan cincin dia, dia sama sekali ga punya cincin ini. Mungkin ga kalo ini cincin pelaku?"

Hanna sedikit berpikir sebentar lalu ia menyuruh lizy juga meneliti cincin tersebut.

🕊

Suara langkah dikoridor sekolah dapat terdengar jelas, kini ada dua siswi yang sedang kejar kejaran.

Relitta dan mora.

Keduanya bertengkar karena samudra, si laki laki murahan dan bejat itu ternyata berpacaran dengan adik relitta sendiri.

Suara tamparan mengema, disana memang ramai. Namun tidak ada satu pun yang berani melerai pertengkaran yang kakak dan adek itu buat.

"maksud lo apa?! Samudra itu punya gue ra!! Lo ga usah jadi murahan bisa ga sih???" teriak relitta.

"gue? Murahan? Bukannya lo ya?" ujar mora sambil memegang pipi kanan-nya yang terasa nyeri.

"lo udah tidur sama kak sam, padahal setatus kak sam itu masih pacar kak dhira." lanjut mora dengan suara tegasnya, ia tak takut jika nanti akan diperbincangkan satu sekolah.

"gak usah ngada ngada lo ra!! Gue pacar resmi sam!" elaknya membuat mora tertawa.

"pftt, kocak. Lo cuman selingkuhan kak sam." ledek mora dengan wajah sangar nya.

"kalian berdua apa apaan sih?" tanya samudra saat melihat relitta dan mora bertengkar.

"oh hai, sekarang jelasin. Lo pacar kak dhira atau dia." ujar mora sembari menunjuk ke arah andhira dan relitta.

Samudra tak dapate menjawab pertanyaan yang mora lontarkan, satu sini semua warga sekolah sudah tau jika andhira dan dirinya berpacaran dan disatu sisi dia juga sudah tidur dengan relitta.

"so? Lo ga bisa jawab kan? Dasar sampah." mora beranjak pergi meninggalkan koridor sekolah yang sudah ramai, aksinya ini sudah ditonton kalangan teman seangkatan dan kakak kelas nya.

"dhir!" panggil samudra saat melihat andhira yang pergi dengan acuh.

Samudra menarik tangan andhira dengan kuat tapi andhira tidak mengeluh ataupun meringis kesakitan.

Seribu Bintang !¡ Winter Aespa✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang