perasaan aneh

39 7 2
                                    

SETELAH kejadian di cafe tadi siang, reina kembali ke cafe tersebut sesudah menyelesaikan perkerjaan-nya dan mencari pelayan yang memeluk nya untuk meminta maaf atas perilakuan pacar tercintanya.

"permisi, disini ada pelayan yang tadi siang abis dipukul ga mbak?" tanya reina kepada penjaga kasir.

"pelayan yang abis dipukul? Siapa ya-" pelayan itu sedikit berpikir dan meningat ingat kembali "-OH! ada kak, nama-nya saka. Mau saya panggil kak?" reina mengangguk.

"cok, tu ada yang nyariin" ujar jisol, pelayan kasir.

"siapa?" jisol hanya mengangkat kedua pundak-nya saat menerima pertanyaan dari saka.

Sekarang reina dan saka sudah berada di bangku paling pojok sehingga tidak banyak orang yang mendengar pembicaraan mereka.

"mas saya minta maaf ya buat tadi siang" ujar reina sambil mengeluarkan amplop putih dari tas-nya "ini buat beli obat ya mas. Atas nama pacar saya, saya minta maaf sebesar-besarnya ya mas" saka hanya tertawa menanggapi omongan dan permintaan maaf dari reina.

"gapapa, tapi makasih buat amplop-nya ya" saka tersenyum manis kepada lawan biacara-nya.

Tanpa mereka sadari sudah ada orang yang sedang menahan amarah dengan mengepalkan jari jari tangan-nya.

"gua ga suka senyuman lo diliat sama orang lain rei!" gumam dito sembari melihat reina yang sedang mengngobrol santai dengan saka.

"kalo ga suka ga usah diliat atuh mas" dito sedikit tersentak saat ada orang yang membisikkan kalimat itu tepat ditelingga-nya.

"HAHAHAHA" reva tertawa puas mendapati mimik kaget dito, di belakang-nya ada evandra yang juga ikut tertawa.

"junior biadab!" dito menarik telinga reva hingga yang ditarik hanya meringis kesakitan, berbeda dengan reva, evandra justru semakin tertawa melihat sang teman tersiksa.

"dra! Dra! Bantuin lah anjir, ampun kak maaf kak. Adoh sakit kak!!" reva terus merengek minta ampun kepada dito.

Merasa sudah puas dito lantas melepaskan jeweran-nya dari telinga reva, reva hanya menekuk mulut-nya ke bawah.

"tu muka ga usah di tekuk atuh neng, ntar saingan gue makin  banyak!" reva mencubit perut kotak kotak milik evandra "GA USAH NGELANTUR YA NJING!" evandra dan dito hanya tertawa melihat sikap reva yang dapat membuat semua orang tertawa lepas.

Jika boleh bilang, reva akan lebih cocok jika diri-nya berkerja sebagai pelawak disuatu acar saja. Walaupun sepeti itu, reva juga memiliki sifat bertanggung jawab dan rendah hati.

Reva memasuki cafe tempat dimana reina berada, saka kemudian beranjak pergi meninggalakan dua sahabat itu.

23.05

"rev, balik yuk" ajar reina kepada reva yang sedang asik bermain ponsel-nya.

"kuyy lah".

🕊

Malam ini andhira sudah bersiap dengan pakain sebah hitam-nya di lengkapi dengan topi berwarna hitam.
Rambut panjang-nya ia uraikan agar lebih bisa menutupi wajah-nya dari orang-orang sekitar.

Kaki panjang-nya melangkah menebus tembok besar sebuah rumah, mata-nya tertuju pada sebuah bingkai kecil berisi foto keluarga yang bisa dibilang sangat harmonis.

Suara langkah kaki yang menuruni tangga dapat terdengar jelas di teingga andhira.

"sayang? Kamu udah nungguin lama ya? Masuk kekamar aku dulu, aku mau ambil kondom dulu" samudra mengangguk dan mematuhi perkataan relitta.

Jadi kalian beneran main dibelakang gue? Gue akan bikin kalian nyesel udah mainin gue! Batin andhira dari balik tembok dekat tangga.

Yang lebih membuat andhira sakit adalah pakaian relitta. Dia mengenakan pakaian yang ketat dan...

Seribu Bintang !¡ Winter Aespa✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang