Senin, 8 Juli 2024

17 1 0
                                    

Kiasa terisak sembari menutup buku novel yang berjudul Seribu Bintang. Kiasa menatap lelah ke arah halaman rumahnya yang terlihat damai.
Suara nanyian terdengar begitu indah menyapa telinganya. Rasa hampa menyerang, saat Kiasa menyelesaikan novel tersebut.

"Asa! Gimana? Udah selesai?" Tanya Damar ikut duduk di sebelahnya.
Damar menangkup wajah sahabatnya yang sudah tak terkenali itu kemudia tertawa.

"Mata lu kenapa anjir? Kocak banget dah," ujarnya melepas kacamata sembari terus tertawa kecil.

"Gara gara novel kakak lo–kocak!" Serunya sembari mengusap-usap air mata yang terus terjatuh dari kelopak matanya.

"Aneh gue liat orang-orang nangis baca ini, padahal tulisan sama alur nya aja ga jelas."

"Iya! Tapi ga tau kenapa bikin nangis aja gitu, kesal banget gue–setan!!" Kata Kiasa dengan suara seraknya.

"Liat lu kejer kaya gini bikin gue seneng tau, Sa."

"Seneng kenapa?"

"Seneng soalnya lu punya hati berarti, jarang banget, eh bahkan ga pernah gue liat lu nangis depan gue."

"Ya emang kenapa tolol? Lu aja temen gue dari orok ege!!" Lagi lagi Damar tertawa.

• ───── ⋆✩⋆ ───── •

Renaza ikut tertawa oleh cerita yang Damar bawakan, rasanya semua orang akan tertawa kencang saat melihat bagaimana Kiasa menangis disertai ingus yang meleber kemana-mana.

"Hidup tuh emang muter muter banget ya," ucapnya sambil menggelengkan kepala.
Renaza mengambil ponselnya lalu menjauh dari Damar.

"Hai Naz, kenapa tiba-tiba nelpon gini?" Tanya seseorang dari sebrang sana.

Renaza tertawa rendah lalu berkata, "Thanks loh ya Mim, cerita lu bikin banyak orang mewek katanya. Titip salam buat Orza ya!!"

"Iya sama sama Naza, terimakasih juga buat kamu yang udah nulisin cerita aku. Ahh omong-omong anak aku katanya pengen main sama anak kamu."

"Boleh, dateng aja kesini. Seona sama Serona lagi makan nih. Kamu bebas kok mau kesini kapan aja, Hamima."

END—

Seribu Bintang !¡ Winter Aespa✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang