maafkan aku

31 5 0
                                    

18.00

Hari yang melelahkan bagi semua orang, rumah sakit itu banyak mamakan korban.

Banyak tangis yang pecah, erangan dari keluarga korban terdengar.

Banyak yang tumbang, tak melihat mau itu polisi, dokter, maupun orang orang yang mencoba menerobos masuk.

"bangun mi, bangun" maves menepuk nepuk pipi mia guna untuk membangunkan mia yang tumbang akibat kewelahan itu.

"hngg jam berapa sekarang?" lirih nya.

"jam enam".

Mia menghelan napas panjang, yang ia rasakan sekarang yaitu kepala nya yang terasa sangat pusing.

Tiba tiba ia teringat sesuatu.

"anak kecil tadi mana?!" seru mia.

Maves menghelan napas berat "dia di jemput sama kakek nya, baru aja" jawab maves.

Mia hanya beroh saja, ia tak mau ambil pusing perihal anak itu karena sekarang tubuh nya sangat sakit dan kepala yang pusing.

Maves yang melihat mia memegang kepalanya berinsiatif untuk memijat kepala mia.

"sini, gue pijitin" ucap maves.

Mia mengangguk saja, jujur rasanya dia sangat ingin tertidur hingga tubuhnya kembali bugar, namun apa daya? Baru beberapa detik menikmati pijatan maves itu langsung di kagetkan dengan pak kepala yang msnyuruh para polisi untuk berjaga lagi.

"mi, nanti lagi ya. Byee" ujar maves.

🕊

"langsung ke intinya aja, gausah banyak basa basi" ujar andhira dengan angkuh tanpa menatap mata samudra dihadapan nya.

Cup

Satu kecupan berhasil mengecup bibir mungil andhira, samudra terlihat tak peduli terhadap reaksi kaget andhira.

Dia mengandeng andhira dengan kuat.

"lepas!".

Namun samudra justru semakin kuat mengandeng tangan andhira agar tidak terlepas sepihak.

"untuk malem ini, gue biarin gue jadi milik lo" kalimat itu tentu membuat andhira merengut.

"10 juni, hari jadian kita. Lupa?" tanya samudra sambil berjalan santai.

"bener bener gak bisa dipercaya, kita udah gak ada apa apa sam. Cukup! Gue muak sama lo!".

"gue gak pernah bilang putus, jadi lo masih pacar gue dhir. Gue bakal anggep kita putus kalo gue yang minta" tegas samudra.

"berengsek! Terus, lo mau apain relitta hah?! Egois lo sam!!".

Samudra tak bergeming, dia diam.
Dengan satu tarik an dia memeluk tubuh andhira dengan erat.

Tak peduli dengan orang orang yang menatap mereka.

"maaf" satu kata yang membuat hati andhira sakit.

Dia sudah mati, tapi kenapa dia masih bisa merasakan sakit ini? Sungguh menyebalkan sekali.

"maaf karena gue ngehianatin lo, gue gak pantes disebut cowok" ujarnya lagi.

Mata nya memejam, tangannya ia gunakan untuk mengelus rambut andhira dan mempererat pelukan itu.

"i love you so"

"hahaha jahat, bener bener jahat. Egois lo sam!"  ujar andhira sambil memukul dada bidang samudra.

🕊

"ada yang sakit?" tanya tama pada reina yang baru saja sadar dari pingsan nya.

Reina menggeleng "kenapa bisa gue di sini?" tanya nya bingung.

Seribu Bintang !¡ Winter Aespa✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang