yuma...

24 6 2
                                    

Rintik rintik hujan mulai turun membasahi kota tersebut, sekarang bukan hanya beberapa warga saja yang berdatangan.
Bahkan pihak kepolisian turut serta dalam kejadian ini, mencari di setiap sudut dengan teliti tanpa melewati satu sudut ruangan pun.
Rasa putus asa mulai muncul kala sampai magrib tiba, reina belum juga ditemukan. Sementara reva? Dia dijaga oleh jia, zoe, dan evandra yang menunggu diluar.

"gimana cara kita biar reina ketemu?" kesal jeyya.

Entah mengapa selama pencarian reina ini mahen seperti tidak mempunyai tenaga untuk berdiri, rasanya seperti ada yang aneh kala melihat wajah pucat mahen.

"hen? Lo sakit?" tanya jean khawatir akan kesehatan temannya.

"bantu dia, dia bakal ngelepasin reina" ujar mahen mericau tak jelas sedari tadi.

"bantu siapa sih hen?!" kesal lily sambil menghentak hentakkan kakinya.

Brukk

Mahen terjatuh saat dia mencoba bangun, tapi dia tidak pingsan.

Oh Tuhan, mahen kesurupan.

"HEN HEN MAHEN!" teriak lily histeris saat jari jari mahen tampak seperti ingin mencakar.

"eh? Woi mahen kesurupan woi!" heboh semua.

Pak ustad yang sedari tadi menyiramkan air doa di sekitaran halaman rumah reina kini berlari menghampiri mahen yang sudah dikerumuni orang orang.

Mahen mengerang bak singa yang sedang mengamuk.
Tiba tiba matanya melirik tajam ke arah salah satu warga yang bernama tesa.

Tesa perlahan mundur saat dengan jelas mahen menatapnya dengan tatapan marah.

"kamu pembunuh sialan! Gara gara kamu aku mati!!!!" teriak mahen, suaranya berubah menjadi perempuan.

Tesa yang ketakutan semakin mundur hingga menabrak daren.

"kamu harus mati tesa!! Kamu harus mati!!" teriaknya sambil berlari mencekik tesa lalu menghantamnya.

Semua orang yang berada di sana berteriak histeris saat mahen yang sedang kesurupan itu menghantam hantam kan pukulan ke wajah tesa, darah segar mulai mengalir dari kepalanya.
Dengan bersama sama, mereka menarik mahen menjauh dari tesa yang sudah terkapar lemas dilantai dengan bercak berwarna merah tersebut.

Pak ustad sesegera mungkin mendoakan mahen, tapi itu sama selakali tidak mempan.
Justru mahen malah semakin brutal lagi untuk lepas dari pegangan teman teman serta para warga.

"TESA AKU BENCI KAMU TESA! PERSETAN! AKU BAKAL BUNUH KAMU JUGA DENGAN KESIKSAAN YANG KAMU BERIKAN SELAMA AKU HIDUP TESA!! LEPAS DASAR ORANG ORANG IDOT!"

"ISTIGFAR MAHEN ISTIGFAR!!!!" teriak haikal tak kalah kencang.

"SIALAN!! TUNGGU DIMANA SAAT KAMU MATI LEBIH MENGENASKAN DARI PADA AKU TESA! AKU BENCI! AKU BENCI KAMU TESA!!!!"

Suasana bertambah kacau, teriakan dan tagisan bercampur aduk saat mahen juga menghantam hantam kan kepalanya ke dinding karena berusaha memberontak.

"kenapa rame?"

Ceklek

Pintu terbuka dan menampilkan gadis dengan seragam SMA berdiri di ambang pintu dengan raut wajah kebingungan.

Semuala mahen yang terus menerus memberontak kini diam memandangi andhira dengan ketakutan, tiba tiba suasana menjadi hening.
Semua orang mematung.

"ada apa? Kak reina mana?" tanya andhira untuk memecah keheningan.

"a? Em.. Kamu pasti andhira kan? Kita perlu bicara" jina menarik tangan andhira keluar dari rumah.

"jadi gini, reina hilang secara misterisus" sambil memberikan ponselnya, andhira membaca chat chatan kakak sepupunya.

Seribu Bintang !¡ Winter Aespa✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang