(12)

445 30 1
                                    

" STRIKE! YEAH AHAHA "
Teman Davin bernama Luke berteriak kegirangan setelah mendapatkan strike.
Aku, Jasmine, Tracy, dan Anna sedang duduk melihat mereka asik bermain bowling.

" Oh my god, Davin is just so hot. I can't even breathe. " Kata Tracy. Tracy memandangku sambil tertawa dan berkata, " sorry, I'm just saying haha. "

Aku masih memikirkan Harry. Secara tidak langsung, aku sudah masuk dalam kehidupannya. Maksudku, hanya aku satu-satunya perempuan yang mengetahui kalau dia terkena AIDS. Aku membuka ponselku, dan bermain media sosial.

Aku membuka snapchat dan melihat teman-temanku di Jakarta sedang melakukan pesta. Kalau saja aku ada disana, pasti akan sangat seru.
Davin mengalahkan Luke, akhirnya Davin mentraktir kita semua karena kemenangannya.

********************************

" Bye, babe. " kata Davin dari dalam mobil.
" Bye! " kataku melambaikan tangan dan tersenyum.

Aku berjalan dengan santai sambil membawa kunci kamar, dan menuju ke lift.

Sampai di kamar, aku masih merasa kamar Harry sangat sepi. Seharusnya dia ada yang menemani. Aku penasaran. Kenapa aku tidak memencet belnya saja?

TING TONG

Aku mendengar suara langkah kaki. Dan pintu kamar ini pun terbuka.

" Harry, are you okay? " Tanyaku.

" I'm fine. " Katanya.

" Kau tidak mau kutemani? " Kataku sambil menggigit bagian bawah bibirku, aku gugup.

" Sure. " Katanya mempersilahkanku masuk. Ia tersenyum.

Aku melihat obat Harry di meja, dan obat itu masih utuh. Harry belum meminum obatnya. " Harry, kenapa kau belum meminum obatmu? "

" Aku, umm... tidak suka meminum obat. "
Ia mengatakan itu sambil menatapku dan tersenyum.

" Harry, kau harus meminumnya. Bagaimana kau bisa sehat kalau begini? " Kataku, aku sedikit membentaknya.

" Kenapa kau begitu perhatian kepadaku? " Tanyanya, memandangiku dengan sangat dalam.

Aku membulatkan mataku, aku tidak sadar aku mengucapkan itu. Aku baru saja memberi perhatian lebih ke Harry Styles.
Tidak, Clarissa.

" Harry, aku adalah tetanggamu dan aku adalah salah satunya perempuan yang mengetahui penyakitmu. Jadi tolong minumlah, aku mohon. " Kataku beralasan.

Harru tersenyum, berdiri dari duduknya dan meminum obatnya.

" Itu lebih baik. " Kataku.
Ia membalikkan badannya kembali duduk disebelahku.

Kita terdiam, tidak mengatakan apa-apa.
Ini sangat hening. Bisa dibilang 'awkward'.

" Jika.. penyakitku, diketahui oleh semua orang.. apakah kau masih ingin merawatku seperti ini? " Tanyanya, Ia menatap mataku serius, pengucapannya barusan itu serius.

" Masih. " Kataku menatapnya tersenyum.
" Terima kasih, kau sangat baik kepadaku. Padahal, aku pernah membuatmu marah besar.. hahaha " Katanya sambil menunduk dan tertawa.

Aku tertawa, memandangi wajah malaikatnya itu. Meskipun wajahnya tertutup oleh rambutnya, aku masih bisa melihat lesung pipinya.

Anggapanku tentang Harry salah, Ia adalah pria yang baik. Hanya saja.. Kebiasaan buruknya itu, membuatku berkata lain.
Ia adalah pria yang romantis. Ia juga sangat sopan. Perilakunya selalu ditata dengan baik. Aku tidak pernah melihatnya merokok dan aku menyukai itu.

Clarissa, kau sudah mempunyai Davin.

********************************

Pendek?
Pendek.

Vommentnya ya:) thankss

Broken insideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang