(22)

358 26 0
                                    

Hari ini aku akan pergi ke mall bersama Aurel, dan mungkin sebagian temanku yang lainnya juga.

" Apa kau sudah siap? " Tanya Aurel yang sedang sibuk dengan tas barunya itu.

Aku memakai sepatuku dan berkata," iya. "

Kali ini Aurel yang menyetir, Ia tidak terlalu mahir menyetir. Tetapi, Ia sudah mengikuti kursus mengemudi dan sudah mendapatkan surat izin mengemudi. Aku yang sudah mahir belum mendapatkannya.

Drrrt drrtt

Ponselku bergetar, Harry menelponku melalui audio facetime.

" Hello "

" Hi, harry bagaimana kabarmu? "

" Aku baik-baik saja, setelah ini aku akan melanjutkan tur duniaku, melelahkan bukan? "

" Haha, aku tahu, minumlah obatmu. "

" Pasti, Clarissa "

" Apa yang sedang kau lakukan sekarang? apakah kau bersama yang lainnya? "

" Tidak, aku ada di kamar hey ini sudah malam. "

" Oh maafkan aku, aku lupa kalau disana sudah malam hehe "

" Baiklah, aku rasa aku ingin tidur "

" Baiklah, bye "

" Bye, I love you. "

" I love you too. "

Aku mematikan telponnya, dan tersenyum sendiri. " Ehem, ehem. "

Aurel berdehem, aku pun tertawa geli dan berkata, " Ada apa? apakah kau iri karena aku sudah mempunyai kekasih sedangkan kau masih belum? " sedikit mengejeknya.

Ia membalas ejekanku, " Oh, begitu jadi apakah enak berhubungan jarak jauh? " Ucapnya dengan nada centil.

Kita tertawa bersama.

Sesampainya di mall, kita membeli makanan terlebih dahulu. Rencananya, kita akan menonton film. Karena Aurel dan aku lapar jadi kita lebih mendahulukan makanan, hehe.

" Bagaimana Davin? " Ucapnya sambil meminum es tehnya.

" Dia..... masih saja mengejarku. " Jawabku dengan nada jijik, dan menyipitkan mataku. Mendandakan bahwa, aku sangat benci dengannya. Aurel hanya mengangguk pelan, dan tertawa lebar.

Keuntungan aku di Indonesia adalah, aku tidak perlu bertemu dengan pria yang mengambil mahkotaku itu dengan tanpa izin. Pria yang ingin menjadi kekasihku hanya untuk memasuki isi celana dalamku.
Aku berusaha untuk tidak memikirkannya lagi, karena itu sudah terjadi. Apa yang harus kulakukan? Tidak ada kan? Aku hanya perlu menyembunyikan ini dari dad.

_________________________________
Harry's POV

" Oh rupanya, gadis manis itu sudah menjadi kekasihmu? " Ucap Zayn dengan nada sindirannya.

" Hahaha, iya jangan berani kau berkata gadis manis lagi. " Ucapku mengancamnya tetapi hanya bergurau.

Kita berada di studio untuk album ke 5. Niall terlihat lemas, Ia tertidur pulas di sofa dengan topi kesayangannya. Sedangkan Liam sedang bermain dengan Lux. Aku memainkan ponselku, Louis sedang merekam suaranya.

Setelah rekaman, aku pulang menggunakan mobilku ini dan aku berencana untuk membeli hot coffee di starbucks. Aku memarkirkan mobilku, dan seperti biasanya banyak orang yang meminta untuk berfoto dengaku.

Dengan ramah, aku mengiyakan mereka.
Setelah itu, aku mengantri untuk membeli minuman hangatku. Aku rasa, jam 8 pagi seperti ini sangat enak untuk dibuat jalan-jalan.

Jalanan masih sepi, tidak terlalu banyak orang. Aku melewati lorong yang agak sempit dan sedikit gelap. Entah mengapa aku kesini, tetapi aku ingin sekali berjalan- jalan.

Sekelompok pria dengan tato di tangannya dan badannya yang kurus membuatku ketakutan, walaupun aku juga mempunyai banyak tato ditanganku.

Mereka semakin mendekatku, dengan wajahnya yang menyeringai.

" Harry Styles, " Ucapnya salah satu dari mereka.

" bersedekah lah sedikit untuk kami, kau kan orang kaya? " Ucapnya.

Aku menolak, orang seperti mereka tidak layak diberi sedekah. Maksudku, mereka adalah orang yang suka mencopet.

" Tidak. " Ucapku berani.
Mereka kaget, semakin menantangku.

Mereka pun memukul perutku dengan sangat keras, aku merintih kesakitan.

Ingin ku membalas mereka tapi, aku sudaj tidak berdaya.

" HEY! "

Suara seseorang yang familiar terdengar ditelingaku. Suara itu datang berlawan arah. Hatiku sedikit lega karena orang itu mungkin saja memberikanku pertolongan.

Mereka pun pergi, berlarian seperti ketakutan. " Apakah kau baik-baik saja? "

Aku melihat wajahnya,

Davin.

" Davin?! " Ucapku meninggikan nada suaraku.

" Harry? sial mengapa aku harus membantumu, aku ingin melihat orang-orang itu menghabisimu haha. " Ucapnya mengasal.

" Bangsat, kau " Ucapku kasar.

Ia hanya tertawa kecil dan meraih tanganku untuk berdiri. " Hey, bodoh kau belum pernah merasakan tubuh Clarissa bukan? Kau saja kekasihnya kenapa tidak langsung memasuki celananya dan branya? "

Aku mengusapkan telapak tanganku ke celana jeansku ini, Aku menatapnya sinis.
" Oh, jadi selama ini kau hanya ingin memasuki celana dalam dan branya? " Ujarku sambil sedikit terisak karena bibirku yang penuh darah ini.

" Dasar otak udang, kau tak tahu? Ia sudah remaja dan remaja diperbolehkan untuk itu bukan? bersenang-senang bodoh. " Ia melontarkan kata-kata kasarnya.

" Asshole. " Ucapku berjalan menghindarinya. Ia tertawa terbahak-bahak seperti meremehkanku.

Apa yang harus kulakukan? tubuhku penuh dengan luka, bahkan darah.

Broken insideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang