(27)

321 22 1
                                    

20 June 2015, Afternoon.

Siang ini Aurel mengajakku untuk membeli kertas-kertas yang katanya dibuat untuk membuat scrapbook.

Iya, Aurel akan membuat scrapbook one direction, dan Ia akan memberikannya saat di backstage nanti. Ia sangat tidak sabar karena one direction akan datang tanggal
" RIBET! " Teriaknya keras sampai orang seisi toko melihat Aurel.

Ia sedang memilih kertas dan belum menemukan yang pas.

" ssssst, jangan keras-keras.... santai.... " Ucapku.

" Aku sudah menemukannya, clay! baiklah, mari kita menuju ke kasir. " Ucapnya kegirangan.

Entahlah, Ia sangat bersemangat.

Setelah membayar semuanya, Ia menarik tanganku dan berkata,

" CEPAT KITA TIDAK BOLEH KETINGGALAN OTRA SINGAPORE! "

Ia tidak mau ketinggalan Otra Singapore karena pada saat Otra Thailand dan Australia, Ia tertidur pulas, dan saat pagi hari Ia berteriak layak manusia yang dirasuki iblis.
_________________________________
Author's POV

" lads, hands in. "

" 3,2,1 WE PUSH! "

Lima laki-laki tampan ini pun sudah siap melakukan penampilan di panggung, mereka sudah melakukan latihan dengan baik. Suara Intro On The Road Again Tour terdengar sampai di backstage, Mereka semakin bersemangat menyapa penggemar-penggemarnya.

Mereka sudah berdiri membawa mic masing-masing. Alunan lagu " Clouds " pun terdengar, dan diiringi dengan kembang api ter meriah yang pernah ada.

Penonton dengan antusias ikut bernyanyi dan berteriak histeris. Bahkan ada yang menangis. Directioners adalah fans yang tergila, memang.

Sedangkan Aurel dan Clay sudah berada di rumah melihat konser tersebut dari laptop.
Aurel berteriak dengan sangat keras, sehingga Clay yang sedang membaca buku terganggu.

" YAAMPUN CLAY, HARRY TERLIHAT SANGAT TAMPAN MALAM INI. "

Clay rasanya ingin melihat Harry, hanya saja Ia sedang malas bergerak. Ia sudah asik dengan bukunya.

" Ayolah, Clay! kau kan kekasihnya. "

Clay masih sibuk dengan bukunya, bagaimana tidak? itu adalah buku kesukaannya, buku yang selalu dibaca olehnya. Buku karya Cassandra Clare yang berjudul The Mortal Instruments: City of Bones itulah yang selalu dibaca olehnya. Tak hanya itu buku kedua, yang berjudul City of Ashes pun juga dibaca olehnya.

" Ah, kau kan bisa membaca buku itu di lain waktu, clay. kau ini bagaimana? kekasihmu sedang tampil dan kau lebih mementingkan buku yang sudah kau baca berulang-ulang?! "

Aurel memutuskan untuk memperbesar volumenya, mungkin agar Clay semakin tertarik untuk melihat bersamanya.

" and all these little things. "

Clay mengubah mimik wajahnya yang serius menjadi terkagum. Suara Harry berhasil membuatnya mengacuhkan bukunya, Ia sekarang berjalan mendekati Aurel, dan duduk manis disebelahnya.

" Aha! " Ucap Aurel.

I've just let these little things slip out of my mouth, cause

it's you,
it's you,
it's you

they add up to and i'm in love with you and all these little things.

Clay tersenyum kagum mendengar suara kasihnya yang sangat indah itu.

" Singapore! you're absolutely incredible! "
" you always be there for us, and we'll always be there for you. "

Aurel dan Clay yang tadinya duduk manis dan tenang, sekarang mereka tertawa keras tidak karuan. Harry membuat penonton mendesah.

" OOOH BABY YEAAH! " 

" OOOH BABY YEAAH! "

" OOOOOOOH YEAH! "

" OOOOOOOH YEAH! "

" Aku tidak, sudah sudah... aku tidak tahan HAHAHAHAHA " Ucap Aurel.

Sedangkan Clay masih bergulung-gulung di kasur karena kelakuan kekasihnya.
________________________________ Harry's POV

5 Hari lagi, aku akan bertemu Clay.[]

Broken insideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang