(18)

431 27 2
                                    

Harry's POV

Wajah cantiknya berubah menjadi sedih. Ada apa dengannya? Aku mencoba bertanya kepadanya, " ada apa? kenapa kau sedih seperti itu? "

Ia menggelengkan kepalanya, dan mencoba tersenyum. Aku tahu pasti ada apa-apa.
" Tell me, please. "

" Tidak apa-apa Harry, aku baik-baik saja... percayalah. " Katanya lemah, Ia terus mencoba untuk tersenyum didepanku.
Clarissa sangat ahli menyembunyikan perasaannya.

Setelah aku meneguk pepsiku, aku meraih ponselku dan melihat penggemar-penggemarku mengirimkan kicau an yang sangat tidak pantas.

@harry_stules:
@clarisstasia youre a slut.

Aku memandang Clarissa, Ia menunduk.
" I'm sorry, Clarissa... "

Ini semua salahku, mengapa aku mengajaknya makan siang ditempat ramai seperti ini? Aku sangat bodoh.

Kenapa aku tidak mengajaknya makan siang di apartemen saja? kami bisa delivery bukan? Aku payah.

" Sebaiknya, kita pulang saja Clarissa. " Ajakku halus kepadanya. Ia mengangguk pelan, dan mengikutiku dari belakang.

Penggemarku mengirimkan kebencian kepada wanita yang kucintai. Itu membuatku risih. Mereka harusnya bahagia jika idolanya bahagia. Mengapa mereka malah seperti itu? Aku mempercepat jalanku menuju ke mobil karena, tempat parkir ini sudah hampir dipenuhi dengan 'para sialan dengan kamera ditangannya'.

" harry is that your new girlfriend? "
" harry! "

Clarissa menunduk, berusaha tidak memperlihatkan wajahnya di kamera para sialan itu. Aku tahu Ia risih, ini yang pertama kalinya untuk dia. Aku semakin mempercepat jalanku, sedangkan Clarissa terjebak di lautan para sialan, Aku pun meraih tangannya dan dengan secepat kilat membawanya masuk kedalam mobilku.

Sial, mereka masih saja memagari jalan keluar. Bagaimana bisa aku keluar jika begini? Mereka masih saja memotret kami.

" ckrrikk "
" ckrikkk "
" Harry! "
" Ckrikk "

Aku menekan klakson mobilku ini dengan keras untuk menyingkirkan mereka semua.
Mereka pun menyingkir.

" Are you allright? " Tanyaku memastikan bahwa Clarissa tidak apa-apa.

Ia mengangguk pelan, masih menunduk.
" Hey, are you okay? " Tanyaku sekali lagi memastikannya.

" I'm totally fine Harry.. you dont have to worry.. " Jawabnya, Ia sepertinya menangis, Nadanya terbata-bata.

" You're not fine, Clarissa what's wrong? " Tanyaku, aku sangat khawatir kepadanya.
" I just, i can't... " Jawabnya, Ia menangis.

Tuhan, aku sangat tidak tahan melihat wanita menangis. Ingin sekali aku menenangkannya dengan memeluknya atau mencium keningnya.

" Aku tidak tahan Harry... Sebentar lagi.. akan ada bencana yang datang ke dalam hidupku.. " Ucapnya lirih, Ia masih menunduk.

Aku melihat rok seragam sekolahnya itu mulai basah. Ia menangis sangat keras.

" Akan banyak cemoohan dari orang-orang diluar sana yang selalu memujamu, Harry... Aku tidak bisa mengatasinya... " Ucapnya.

Aku terdiam, memikirkan sesuatu.

" Tenanglah, Clarissa tenanglah dahulu " Ucapku berusaha menenangkannya.

Aku menuntunnya menuju ke apartemen.

Clay duduk di ranjangnya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Aku tahu perasaannya.

________________________________
Clarissa's POV

" Are you allright? "

Pertanyaan itu membuat perasaanku luka semakin dalam. Kicauan-kicauan penggemarnya itu sangat kasar. Aku tidak menyangka. Apa salahku? Apa yang baru saja kulakukan?

Aku hanya makan siang bersama Harry, dan karena itu saja aku harus di caci maki dengan kata-kata " slut, bitch, bad girl. "

Apa yang salah denganku?

" Bilang saja kepadaku, " Ucapnya, Ia duduk tepat disebelahku. Berusaha menatap mataku meskipun aku sedang menunduk dan rambut panjangku ini menutupi mataku.

" Tidak ada apa-apa harry, tidak perlu kau cemaskan... " Ucapku menatapnya dam tersenyum.

Tatapannya semakin dalam, Tatapannya berubah menjadi tatapan sangat cemas.
Perasaan sedihku ini bercampur dengan perasaan gugupku karena berada didekatnya.

Jantungku berdegup kencang, kencang sekali.

Ia tetap diam disebelahku, menatapku
" I like you. "

Jantungku berdegup kencang layaknya musik rave. Mataku melebar, dan aku rasa kepompong di perutku sudah berubah menjadi kupu-kupu yang sangat agresif. Kupu-kupu ini berterbangan kesana kemari tanpa berhenti.

Aku bisa merasakan tangannya menyentuh halus tanganku.

" I like you, a lot. "
Ia menambahkan kata-kata manisnya, Ia membuatku semakin tidak terkendali.

Apakah aku berada disurga sekarang?

Tapi apa yang harus ku katakan? Aku belum sepenuhnya menyukainya. Maksudku, aku hanya menyukainya tidak mencintainya. Jika diukur dari 10 - 100 perasaan ku berada di 80 kepadanya. Ini membuatku bingung. Sebaiknya, aku berbasa-basi dulu. Aku ingin dia pergi dari kamarku ini, dan aku ingin bisa sebebasnya tersenyum lebar dan berteriak.

" Harry, I'm tired... " Ucapku, berbasa-basi.

Ia memandangku kosong, dan tersenyum.
" Baiklah, tenangkan dirimu dan ber istirahatlah. " Ucapnya pelan.

Ia perlahan membuka pintu kamarku dan keluar.

Mataku membulat dan mulutku berubah menjadi O besar. Aku tidak percaya.
Seorang pop star bisa menyukaiku.
Aku berloncat-loncatan di ranjangku,
aku bahagia sekali.

Aku mengurungkan niatku untuk berteriak, karena pasti Harry akan mengetahuinya. Karena kita tinggal bersebelahan.

" Oh my god... " Ucapku pelan tidak percaya. Aku tidak henti-hentinya tersenyum.

Aku pun mengganti pakaian seragamku ini dan merebahkan diriku di ranjang, masih tersenyum. Apa yang Ia lakukan di kamarnya? Aku sangat penasaran.

Tunggu, Ia pasti menunggu jawabanku.
Apakah Itu berarti ia menawarkan diriku untuk menjadi pacarnya? Baiklah, malam ini aku harus menelpon Aurel untuk menceritakan semuanya. Aku harap Ia bisa memberikan saran yang baik untukku.

Aku mematikan lampu dan tidur dengan
nyenyak.

Broken insideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang