(15)

546 31 0
                                    

Aku merasakan nyeri di bagian kakiku, aku membuka mataku perlahan, dan melihat sekeliling. Aku hanya memakai bra hitamku, itupun sudah tidak karuan. Seperti ada yang melepasnya.

Apa yang kulakukan semalam?

Aku melemaskan badaku, dan melihat ke sampingku.

Davin.
Dalam keadaan dadanya terbuka, tidak memakai pakaian. Apa ini?!

Aku melihat ke bagian bawah tubuhku, dan aku celana dalamku terlepas begitu saja. Apa yang kulakukan?!

Aku berusaha membangunkan Davin yang berada tepat di sebelahku.

" Davin, apa yang kita lakukan semalam? "
Tanyaku, panik.

Aku panik, ini tidak mungkin terjadi.
Davin masih belum bangun, aku melihat sebuah plastik di meja, disana tertuliskan

Durex.
INI TIDAK MUNGKIN!
DAVIN PASTI MELAKUKANNYA SEMALAM.

" DAVIN WAKE UP! "
Aku membentaknya, memukul-mukul badannya agar Ia cepat bangun. Davin mulai membuka matanya, dan melihat ke arahku panik.

" Clarissa, aku bisa menjelaskan semua. "

Tubuhku terasa panas, nyeri.
Kelopak mataku sudah dipenuhi dengan air. Aku sudah hancur, mahkota yang kubangga-banggakan sudah hilang.
Aku sudah tidak perawan.

Mungkin, jika aku menceritakan ini ke Tracy, Anna, Jasmine mereka akan senang menanggapinya. Mereka beranggapan hubungan sex itu seperti kado.

Kalian paham maksudku?
mereka seperti bahagia sekali ketika ada orang yang dicintainya mengajaknya sex.

Aku menatap Davin tidak percaya, kini mukanya memelas ingin meminta maaf kepadaku. Aku tidak bisa menerima maafnya begitu saja. Ia sangat jahat.

Air ini sudah jatuh, ranjangku dipenuhi dengan tetesan air mataku.

Dad akan membunuhku jika Ia mengetahui soal ini, I can't let that happen.

" You're drunk, Clay. Kau memaksaku untuk melakukannya... " Ia memelas lagi dan lagi. Emosi, kesedihan, dan maluku bercampur jadi satu. Ini adalah kejadian paling buruk dalam hidupku.

" aku ingin kau pergi, sekarang. "

Ia ingin menyentuh tanganku ini, namun aku sudah terlanjur melepasnya. Ia menatapku kaget.
" I'm sorry, Clay we can fix this together, okay? "

Aku terdiam, menatapnya kosong.
" aku ingin kita putus sekarang, dan aku ingin kau pergi, aku mohon. "

Aku berusaha menenangkan diriku, tapi tidak bisa. Rasanya seperti ingin meledak.
" aku mohon, "

Darahku naik drastis, pasti kata-kata kotorku sudah melesat sekarang.

" PLEASE GET OUT YOU ASSHOLE "
" GET OUT! KAU TULI? TIDAK BISA MENDENGAR HUH? "

Ia menatapku kaget, memakai pakaiannya.
" Clay.. " Katanya lirih.

" GET OUT ! I HATE YOU ! DONT EVER TEXT ME OR TALK TO ME AGAIN EVER AGAIN! "

Aku berdiri, dan susah sekali untuk berjalan. Kakiku nyeri sekali.
Ini semua karena Davin.

Aku berusaha berjalan dengan lancar, dan aku terjatuh. Davin, menghampiriku dan ingin membantuku berdiri tetapi aku menolaknya. Aku berdiri dengan perlahan, berjalan pincang dan membukakan pintu kamarku, dan mengusirnya.

DUBRAK!!
Aku menutup pintu keras sekali, aku sudah tidak sanggup hidup. Hidupku sudah hancur, orang yang kucintai menghianatiku begitu saja. Sekarang, aku tidak punya siapa-siapa disini.

Aku mengeluarkan semua emosi dan kesedihanku ini, aku menangis sekeras-kerasnya. Aku bersandar di pintu dan menutup mata bengkak ku ini dengan kedua telapak tanganku.

Aku ingin ke Indonesia.

TINGTONG!

" Clay, are you okay? I heard you screaming. "

Suara malaikat tanpa sayap itu membuat hujan lebat beserta petir di dalam hatiku ini menjadi sedikit reda. Aku sedikit tersenyum mendengar suara indahnya itu.
Aku memakai dress rumahanku yang berwarna putih, dan membukakan pintu.

Aku menatap mata Hijau Emeraldnya yang indah itu, Ia membalasnya dengan tatapan khawatir.

" Clay, you look terrible. What is wrong with you? "

Aku berusaha tersenyum, walaupun air mataku masih mengalir banyak sekali.
Aku tidak tahu harus apa.

Tanpa berpikir panjang, aku memeluk Harry. Salah satu perbuatan yang bisa membuatku tenang adalah memeluk seseorang. Apalagi, malaikat seperti dia.

Harry membalas pelukanku, Ia mengelus lembut rambut brunette ku ini.
" Now, tell me. "
Katanya yang masib berada di pelukanku.

" Aku sudah rusak, Harry. " Kataku lirih.
" Aku tahu, just calm down first... " Ia mengelus rambutku lebih lembut lagi.
Ia melepaskan pelukannya, menatapku dan tersenyum.

Ia menuntunku untuk duduk di sofaku, Ia ingin aku menjelaskan apa yang terjadi.

" Aku sudah tidak perawan, Harry. "
" Aku tahu, ini sudah wajar. Tetapi, jika dad mengetahui ini. Aku akan dibunuh olehnya. Dan kau tahu kan? budaya Indonesia. Mereka tidak memperbolehkan rakyatnya untuk melakukan sex di luar nikah, dan aku masih terpengaruh oleh budaya itu Harry. " Jelasku, dengan tersedu-sedu.

Ia menatapku dalam dan mengelus rambutku lagi.

" Sabarlah, Clarissa. "
" Sekarang, istirahatlah. Aku tahu kau lelah. Kakimu pasti sangat nyeri kan? Aku akan menunggumu disini. "

Aku mengangguk pelan, memberikannya senyum lirih. Ia menuntunku ke ranjang, membantuku merebahkan tubuhku. Dan menyelimuti tubuhku ini dengan selimut.

Malaikat berbaring disebelahku, memandangku dan tersenyum manis.
" get some rest. "

________________________________
DALEM.

GALAU SESSION START!

HA
HA
Oiya sorry kemaren gak update, karena ada ulangan. Biasa, masih anak sekolahan sebenarnya.

Jangan lupa vomment!

Broken insideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang