(21)

367 26 0
                                    

Mataku terbelalak. Aku menatap mata hijaunya itu tanpa berkedip sekalipun.
Ia membalas tatapanku, tersenyum.

" So? " Ucapnya sembari mengelus punggungku lembut. Aku tersenyum nakal, dan berkata, " Aku rasa, kau tidak perlu membeli susu lagi. "

Kamu tertawa bahagia. Andai saja besok aku tidak pergi ke Indonesia. Tawaku akan lebih keras dari ini. Senyumku akan lebih lebar dari ini. Dan yang pasti, aku akan lebih, lebih dan lebih dari semua yang kulakukan ini.

Aku akan merindukan Harry.

" Jadi, kau adalah kekasihku sekarang? " Ucapku. " Iya.... " ucapnya ragu.

Kenapa ia begitu ragu? ia seperti menyesal mengatakan perasaannya kepadaku.
" Apakah kau ingin berhubungan dengan laki-laku yang mempunyai penyakit yang tidak bisa disembuhkan, dan pasti akan menular? " Ucapnya pelan.

" Harry, aku mencintaimu apa adanya tidak peduli kau cacat sekalipun. " Ucapku meyakinkannya.

Ia memelukku erat, tidak ingin melepaskannya. " I will miss you. "

_______________________________
Harry POV

Hari ini tiba, Gadis dengan mata biru indahnya itu akan pergi ke suatu tempat yang jauh dari sini. Kita baru saja menjadi sepasang kekasih dan Ia malah meninggalkanku.

Iya, kita berada di keaadaan,
"Long Distance Relationship."

Aku melihat gadis itu mengangkat tas kopernya. Ia memakai pakaian yang sangat sempurna. Lekuk tubunya terlihat indah. Aku tidak bermaksud berpikir kotor. Aku hanya mengagumi tubuhnya itu.

Ia memandangku dan tersenyum dari kejauhan. Aku melambaikan tanganku ke arahnya.

Ia berjalan mendekatiku, masih tersenyum manis. " hey. "

" apakah kau sudah siap? " tanyaku.
Ia kini berada tepat didepanku, dengan jarak kemungkinan 30 cm.

Ia mengangguk, merapikan rambutnya.
Aku memeluknya erat dan mengucapkan selamat tinggal kepadanya, dan mencium keningnya.

" Oh, aku baru saja lupa sebenarnya keberangkatanku di delay, jadi... kita masih punya waktu untuk makan siang... " Ucapnya. Betapa senangnya hatiku, aku masih bisa bersamanya.

" Baiklah. " Ucapku meraih tangannya dan menggenggamnya.

Tak lama kemudian aku melihat pria familiar berlari-lari dari kejauhan ke arah kami, dengan anting-anting hitam di bagian kanan telinganya. Tidak, itu pasti mantan kekasihnya.

Aku melihat ekspresi Clay yang tadinya bahagia, dan sekarang menjadi kusut.

" Kenapa kau tidak bilang kepadaku kalau kau ke Indonesia? Aku akan merindukanmu. " Ia dengan tidak sopan menyentuh tangan Clay, kekasihku kuulangi kekasihku. Ia tidak menghiraukan mantan kekasihnya itu berbicara, Ia memalingkan pandangannya.

Tangannya yang berada di genggamanku memberontak, seperti memintaku untuk terus berjalan dan tidak usah menghiraukan pria bodoh ini. " CLAY! " Teriaknya, ketika kami sudah melewatinya.

Aku berpikir, pasti apa yang ada didalam otak Clarissa adalah lagu Taylor Swift yang berjudul,

We are never ever getting back together.

Styles, sudahlah untuk apa juga kau memikirkan mantanmu yang sudah menulis lagu tentangmu?

Ia mengubah mimik wajahnya menjadi sangat bahagia, Ia sangat membenci Davin.

________________________________
Clarissa's POV

Aku sudah sampai di Indonesia, dad menjemputku dibandara. Kata dad, Aurel sudah ada dirumahku sejak tadi pagi.

" Bagaimana dengan sekolahmu? " Tanya dad. " Baik-baik saja dad, aku mendapat nilai terbaik di kelas.... " Ucapku pelan, seraya mengambil kertas rapotku.

Dad yang masih menyetir dan melihat ke depan berusaha meraih kertas itu dari tanganku. " Good job, Clarissa. " Ucapnya masih memandang kertas rapotku.

Aku mengangguk.

Sampai dirumah, aku melihat Aurel sedang membaca majalah-majalah milikku di sofa.
Aurel seketika menengok ke atas melihatku yang berdiri tepat didepannya.

Ia beranjak dari sofaku dan langsung memelukku erat, sampai aku terjatuh.

" I MISS YOUUU " Ia mempererat pelukannya, padahal menuruku itu sudah cukup erat.

Aku tersenyum di pundaknya.
" HOW'S HARRY? " Ucapnya keras.

" Ssshhhh, diam dad akan tahu kita ke atas saja. " Ucapku.

" Tidak apa kan? TUAN BRINLEY ANAK PEREMPUANMU INI BERPACARAN DENGAN SALAH SATU PERSONIL... "

Aku membungkam mulutnya yang tidak bisa berhenti berbicara itu. Ia sangat menyebalkan tetapi, walaupun begitu aku masih menyayanginya, haha.

Aku menarik tangannya, dengan cepat mengajaknya menaiki tangga kayuku ini dan masuk kedalam kamarku.

Aku sangat merindukan kamarku.

Aroma jasmine kamarku ini yang sangat kurindukan, poster-poster selebriti seperti,

Ariana Grande, Taylor Swift, Selena Gomez, dan masih banyak lagi.

" Baiklah, ayo ceritakan. " Ucap Aurel yang langsung terlentang di karpet putihku ini.

Aku tersenyum nakal, menyalakan televisi.
" Jadi begini.... " Ucapanku terpotong oleh suara wanita di televisi yang baru saja berkata, " Harry Styles is dating A girl named Clarissa... "

Aku membulatkan mataku, mengedipkan mata ku berkali-kali. Aurel memelukku lagi erat, kali ini ia menambahnya dengan teriakan yang memekik telingaku.

" OH MY GOD " Teriaknya.

Aku melihat wanita itu, memberikan mic nya ke Harry, kekasihku.

" Are you guys dating? "

" Yes, we are. "

Oh no Harry.

Broken insideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang