(28)

326 27 7
                                    

24 June 2015, morning.

Clarissa's POV

Harry bilang bahwa hari ini tepatnya jam 9 pagi, Ia tiba di Indonesia. Mendengar itu, Aurel dengan sigap bangun pagi dan bersiap-siap. " Cepat, Aurel sekarang sudah jam 8! " Ucapku.

" 1D 1D 1D ! " ucapnya berulang-ulang.

Aurel sudah menyiapkan banyak sekali merchandise seperti kaos, lightstick, dan sebagainya. Tentu saja, scrapbooknya sudah siap untuk diberikan ke idola tercintanya itu.

Sesampainya di bandara, aku sama sekali tidak melihat ada penggemar mereka yang menginap disini, biasanya seperti itu bukan?

" Astaga astaga astaga astaga astaga "
Aurel berkali-kali berkata seperti itu, rupanya ia tidak sabar bertemu dengan idolanya. " sudahlah, tenang saja. " Ucapnya, ia memang sering begitu berbicara dengan dirinya sendiri, weirdo.

KRING KRING!

" Hey! aku sudah sampai! tunggu.... "

" Aku melihatmu! "
Ia berkata seperti itu, tetapi aku masih belum melihatnya sedikit pun.

" Tapi... aku tidak.... jelaskan dengan detail dimana kau sekarang. "

" Hello, Harry? Hello? "

" Harry? "

Aku masih memandangi layar ponselku memastikan bahwa teleponnya masih tersambung.

" Kenapa Ia tidak menjawabku? " gumamku. " Rel, Sambungannya terputus, ayo kita cari mereka di tempat lain. "

Saat aku melihat Aurel, Ia sudah terpaku diam, melihat sesuatu dengan sangat-sangat fokus. " Oh my god. "

" Ada apa denganmu.... " Ucapku sedikit bingung. Aku mencoba melihat ke arah yang sama seperti yang Aurel lihat.

Aku melihat Harry, Liam, Niall, Zayn, dan Louis. Aku tidak tahu harus berkata apa, bayangkan saja kau bertemu dengan orang yang kau sayangi dan orang itu sudah lama tidak bertemu denganmu, bayangkan!

Perasaanku bercampur aduk, tidak tahu harus melakukan apa, yang sangat jelas adalah aku melihatnya sekarang, dan Ia juga melihatku. Jantungku berdegup lebih kencang tidak seperti biasanya. Air mataku sudah memaksaku untuk mengeluarkannya dari mataku. Kupu-kupu di perutku tidak berhenti berterbang-terbangan.

Aku berlari kearahnya dan tidak peduli berapa banyak air mataku yang terjatuh, aku langsung memeluknya seerat mungkin, Ia pun membalas pelukanku seerat pelukanku juga.

" I miss you. " Ucapnya pelan.
" I miss you too. " Ucapku.

Ia menatapku dalam, dan mencium keningku lembut. Aurel berjalan mendekati kami, ia gemetar.

" Hi h h h hii guys. " Ucapnya pelan.

" Oh, Aurel? " Tanya Zayn.
" Um, um um um um..... yeah. " Ucapnya gugup. " Ada apa denganmu? apakah kau baik - baik saja? " Tanya Zayn perhatian.

Aurel masih gemetaran, dan tanpa basa - basi, Zayn memeluk Aurel.

Akhirnya Niall, Liam, Louis, dan Harry pun juga memeluknya. Aku yakin pasti ia banyak mengucapkan kata-kata kasar di dalam hatinya.

seperti,
" BANGSAT BANGSAT "
" ANJINGG "
" OMFG "

kurang lebih seperti itu.
_________________________________
Vomment?

Broken insideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang