GDM 35

8K 565 43
                                    

Seminggu setelah acara pernikahan sepupunya yang begitu menguras batin Sana. Hari ini, Ayahnya meminta untuk makan malam bersama Raden. Katanya ingin kenal lebih dekat.

Sana memberitahu kekasihnya dan langsung disetujui Raden. Tapi malam ini Ia dan Raden tidak berangkat bersama. Sana harus lembur karna akhir bulan, jadi harus rekap data. Ia menyuruh Raden untuk berangkat terlebih dahulu. Agar bisa berbincang dengan Ayahnya lebih lama.

Biar akrab sama calon mantu. Hihi.

Sana berlari kecil menuju toilet restauran. Ia mematut dirinya dicermin, "Cuma pakek  kaos sama jeans lagi, duh". Keluhnya, pagi tadi karena terburu-buru Sana lupa membawa pakaian yang layak. Baju yang Ia kenakan sekarang pun, baju minggu lalu yang sengaja ditinggal.

"Udahlah, cuma makan malam". Sana mengeluarkan alat make-up seadanya dan mulai membenahi make-up yang mulai luntur tak beraturan. Ia membantin, tumben sekali Ayahnya mengajak makan malam dan ditempat mewah begini.

Sana menyeritkan dahinya, keadua alisnya berkerut tak suka. Dihadapannya sudah ada Ayah yang duduk disebelah ibu tirinya, Raden duduk disebelah Gissel. Hanya ada satu kursi kosong, sebelah Ibu tirinya. Ternyata kedua wanita itu turut hadir.

Sana menganguk paham, Ia yakin ini ulah kedua wanita yang kini tengah senyum-senyum menatap Raden yang sedang ngobrol dengan Ayahnya. Seperti tengah merencanakan sesuatu.

"Maaf telat". Sela Sana, mendengar suara Sana senyum Raden merekah. Lebar sekali, seperti melihat malaikat penyelamat datang.

"Gak papa sayang, ayo duduk". Ucap Ayah Sana. Senyuman teduh masih bertengger disana.

"Duh Sana, dari mana aja sih? Udah setengah jam lebih loh kamu telat". Sana mendelikkan matanya, "Kebiasaan banget selalu telat".

"Iya maaf, baru pulang kerja". Sana mendudukan tubuhnya. Lelah sekali, seharian ini tenaga dan otaknya dikuras habis.

"Anak gadis kalau pakek-pakek baju tuh yang bagus gitu loh, masa cuma kaosan sama celana robek gitu". Ucap Ibu tiri Sana masih mengomentari. Gissel tersenyum sinis, "Contoh itu kakakmu, Anggun, pakaianya juga rapi, tertutup". Lanjut Ibu tiri Sana.

"Udahlah Ma, Sana juga baru pulang kerja". Ujar Ayah Sana menengahi.

"Buru-buru tadi, udah pada pesen makanan?". Tanya Sana, Ia lapar sekali.

"Udah, tadi udah aku pesenin". Ujar Raden.

"Makasih by, Gissel duduknya tukeran dong"

"Duh, ngapain pakek tukeran sih? Udah gini aja. Lagian kamu belum mandi, kasian Raden nyium bau badan kamu?". Sana membelalakan matanya tak percaya mendengar penuturan Ibu tirinya.

Wah ngajak berantem kayaknya.

"Kata siapa? orang Raden paling suka waktu aku keringatan kayak gini kok". Raden yang tengah minum air putih tersedak mendengar ucapan kekasihnya. Gissel menatap Sana, tak suka.

Tak lama pesanan datang, kedua mata Sana berbinar menatap banyak makanan. Kebetulan perutnya sudah keroncongan, "By, mau itu". Tunjuk sana pada gurami didepan Raden.

Raden memisahkan daging dari durinya dan memindahkan kepiring Sana. Kegiatan mereka tak luput dari tatapan Gissel dan mamanya.

"Hm, ini Mas ayam taliwang, ini makan rekomended banget disini". Gissel memindahkan potongan ayam kepiring Raden.

"Makasih", gumam Raden, matanya melirik Sana untunglah kekasihnya tengah fokus dengan piring dihadapannya.

"Gissel ini selain jadi dokter spesialis anak, dia juga pinter banget masaknya Nak Raden, kamu harus sering-sering main kerumah. Biar bisa nyicipin masakan Gissel". Gissel tersenyum malu, dipuji sang Mama.

"Kalau misalnya kamu sibuk, aku bisa loh mas anterin makanan kekantor kamu". Usul Gissel, Sana mendelikan matanya.

"Gak perlu deh kayaknya, Raden udah aku buatin bekal tiap hari". Saut Sana, diangguki oleh Raden. Laki-laki itu terlihat bingung sekali.

"Ya gak papa dong Sana, kalau Gissel ini mau buatin makanan juga buat Nak Raden. Pokoknya sering-sering main kerumah ya". Raden menganguk saja.

Lah siapa dia, Batin Sana.

Tidak ingin membuat keributan, Sana memilih diam. Fokusnya pada makanan dihadapannya.

"Sana, kamukan lebih muda dari Gissel ya, alangkah baiknya kalau yang nikah duluan ini Gissel". Sana menyeritkan dahinya.

"Ya terserah aja sih". Ujar Sana, Sana tidak masalah kalau Gissel terlebih dahulu menikah darinya.

"Tuhkan Pah, Sana setuju". Ayah Sana menggaruk lehernya yang tiba-tiba gatal.

"Iya, menikahkan harus ada calonnya dulu Ma". Sana hampir menyemburkan nasi dimulutnya mendengar ucapan Ayahnya.

"Ini loh Nak Raden, lebih baik sama Gissel yang wanita anggun, Mama liat lebih cocok sama Gissel". Loh-loh, Sana menyeritkan dahinya. Ia masih berusaha mencernanya.

"Loh, Raden pacarku". Sengit Sana. Kenapa akhir-akhir ini banyak sekali yang merebutkan pacarnya sih!

"Ngalah dong Sana sama kakak sendiri, lagiankan janur kuning belum melengkung jadi ya sah-sah saja kalau Nak Raden mau memilih yang terbaik". Sana tertawa hambar, ia sudah muak sekali mendengar penuturan Ibu tirinya. Sementara Raden masih terpaku ditempatnya.

"Jangan kayak gitu Ma. Udah-udah lebih baik kita makan sekarang ya". Ucap Ayah Sana menengahi. Hilang sudah rasa lapar dan gairah Sana untuk makan.

"By, pulang yuk". Ajak Sana sudah beranjak dari kursinya.

"Yuk". Ujarnya dengan semangat. Kata-kata itulah yang ingin Raden dengar sejak tadi.

"Loh, kaliankan berangkatnya sendiri-sendiri, pulangnya sendiri-sendiri juga dong. Mama juga mau minta tolong Raden buat anterin Gissel". Sana mengurut keningnya yang berdenyut nyeri.

"By, ayo pulang. Yah aku duluan ya". Tanpa mendengar lagi ucapan Ibu tiri dan Gissel. Sana lebih dulu keluar, disusul Raden.

"Gak sopan". Gumam Ibu tiri Sana.

*****
Papay 💕

Haloo semuwanyah.

Aku ada karya baru nih, barang kali kalian ada waktu luang buat baca-baca kisah cinta NAKULA & MILKA

https://www.wattpad.com/1267009825?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=AremArem2&wp_originator=S2jukNPgqq4Xee3VQFlXyhe%2FLFGRu830A3oklSPY14NwXlRseuUunGlZc9pD7FhnT8SB3bcfC%2FXNytg5ivo5Za4m6eXSrOkszNL%2Ba5h%2BvW3zxz7tZ6lFzZvTF02O8TSd

Sembari menunggu Mas Raden dan Mbak Sana muncul dipermukaan.

Ayuk-yuk 💕

Gold Digger And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang