Tidak ada yang mengetahui takdir
💰💰💰💰
Untuk kesekian kalinya wanita dengan rambut panjang melirik jam keluaran terbaru Alexandre christie, bibirnya terus mengucapkan sumpah serapah memaki orang yang tengah ia tunggu saat ini. Tak lama berselang ponsel dengan logo apel berdering nyaring hingga membuat orang orang yang berada disekitar tempat tersebut menoleh kearahnya.
"lama banget sih lo".Tidak ada salam atau sapaan
"duh, maaf ya na, kayaknya gue ga bisa jemput deh...". Jawab si penelepon disebrang sana
"jangan bercanada deh ra, gue udah nunggu dari tadi loh sampek diliatin orang orang mungkin mereka lagi berhipotensis ya kenapa ada bidadari nyasar disini". Ia masih melemparkan candaan.
"reno rewel dari tadi na, Gimana dong?"
"yaudah deh gak papa, gue naik taksi aja nanti. Reno gak papakan tapi?". Ia menghela nafas
"iya na,udah gue bawa kerumah sakit". Setelah bengucap salam sana mengakhiri telfonnya dengan bibir tersungut. Ia menggerutu lagi kemudian ditengoknya kanan kiri, mulai sepi sudah hampir tengah malam begini mana ada taksi pikir sana.
Ia melirik pria yang sedari tadi duduk dipojok bangku yang sepertinya sedari tadi mengamati gerak gerik Sana. Apa dia perlu menelpon ayahnya? Tapi tentu saja tidak, ia pergi malam malam begini dengan niatan akan kabur dari rumah setelah cekcok dengan ayah dan ibu tirinya yang menyebalkan itu perihal pasangan.
Terus sekarang ia harus bagaimana? sana melirik lagi laki laki yang kini tiba tiba berdiri dari bangku yang didudukinya tadi. Ia makin gelisah tentu saja, Sana melihat laki-laki yang berjalan dari arah sebrang. Dengan tergesa-gesa sana berlari kearah laki-laki itu ketika ia menoleh kebelakang ternyata laki-laki misterius itu mengejarnya tentu saja sana mempercepat larinya.
"sayanggg". Sial, laki-laki bercelana pendek dan kaos itu menoleh saja tidak padahal kaki sana rasanya mau lepas.
Ketika tepat berada dihadapan laki laki itu sana segera memeluknya, erat.
"kamu lama banget,aku udah nunggu kamu dari tadi tau".Sana sedikit terkejut ketika laki laki ini membalas pelukannya.
"maaf ya lama". Suaranya,sana terpaku mendengarnya.Ketika melihat laki-laki misterius itu pergi barulah sana melepaskan pelukannya. Ia tidak bisa melihat jelas wajah laki laki ini, karena lampu yang remang remang.
"maaf tadi aku..."
"raden". Ucapan sana terpotong karena kedatangan seorang wanita paruh baya yang tengah menatap sana dan raden secara bergantian.
"ma". Sana membelalakan matanya mendengar ucapan laki laki ini. Ma katanya?
"gimana keadaan kamu? Sehatkan ? Terus ini siapa?".
"e..emm..a..aku".gugup dan bingung itu yang sana rasakan saat ini.
"dia pacar raden ma". Tidak hanya mamanya raden yang terkejut sanapun sama halnya.
"sejak kapan anakku? Duh gusti, mama udah terlanjur mengiyakan apa kata mbahmu loh le masalah calonmu ini kamu malah punya pacar"
Sana terkaget kaget mendengar ucapan dua orang yang ada dihadapannya, ia memilih diam."raden udah pacaran sama dia selama dua tahun ma". Hampir saja jantung sana terlepas mendengarnya, jangankan dua tahun bahkan belom ada dua jam mereka bertemu. Ingin rasanya ia protes tapi entah kenapa bibirnya seolah kaku dan jantung yang terus berdetak cepat karna ulah raden yang memegangi tangannya terus menerus.
"ayo ayo kita pulang sekarang,kita omongin semuanya dirumah ya". Ibu raden berjalan terlebih dahulu.
Sana menatap raden tajam." maksutnya tadi ngapain ngomong gitu? Pacaran dua tahun? Kita kenal aja enggak"
"maaf, aku terpaksa"
Hanya itu saja? Lalu bagaimana kelanjutan hidupnya setelah ini? Pikir sana, ingin sekali rasanya sana mencakar cakar wajah pria yang ada dihadapannya sekarang
"siapa namamu""sana".jawabnya singkat sembari memalingkan wajah menatap arah jalan, tanpa diketahui sana, raden tersenyum singkat.
"ayo mama udah nunggu".Tanpa menunggu persetujuan dari sana, raden sudah terlebih dahulu menarik tangan sana. Kembali kulit mereka bersentuhan jujur saja ada rasa aneh yang masing masing pihak rasakan.
Disepanjang perjalanan raden tertidur dipundak sana dengan tangan yang terkait
"siapa namamu nak?"Sana sedikit tersentak mendengar ucapan mama dari raden ini."Sana bu"
Ranti menyeritkan dahinya, dalam silsilah nama nama jawa yang ia ketahui tidak ada nama nama aneh seperti itu pikirnya. Sana bisa membaca ekspresi wajah dari ranti, sana segera membuka suara "ayah dari ibu saya keturunan korea bu". Ranti kemudian menganguk angukan kepalanya
Sana memang memiliki tubuh yang terbilang kurus dengan kulit yang sangat putih untuk ukuran orang indonesia dengan rambut yang berwarna kecoklatan.
"raden, bangun" bukannya membuka matanya raden malah semakin memeluk sana"ish, anak ini ya" geram ranti. "belom sah ya den, udah main kamu kekepin anak orang gitu". Sana meringis mendengar penuturan ranti, ia mengoyangkan lengan raden tentu saja tidak ada reaksi sama sekali.
"sudah nak,biarkan saja". Ujar ranti pada akhirnya sana hanya menganguk. Ranti mengurut keningnya ia tidak tau bagaimana reaksi dari ibunya nanti mengetahui raden yang akan dijodohkan esok hari sudah memiliki kekasih.
Sementara sana di landa kebingungan, apa yang akan terjadi nanti? Apa yang harus dilakukannya setelah ini? Itulah yang sedari tadi sana rasakan. Diliriknya laki laki yang tertidur dibahunya amat sangat pulas seolah dia tengah tidur di kasurnya yang nyaman.
Tibalah mereka dihalaman rumah nenek raden. Ranti segera turun dari mobil diikuti oleh supirnya, sana sangat gugup saat ini detepuknya lengan raden yang sedari tadi melingkari tubuhnynya.
"bangun atau aku tendang". Perlahan raden membuka matanya,kemudian tersenyum kecil"sekarang jelasin maksut kamu apa? Gak liat karna ucapan kamu beberapa jam yang lalu membawa aku disini sekarang". Sana menggaruk garuk kepalanya frustasi.
"sekali lagi maafin aku, aku ngelakuin ini karna terpaksa".ingin sekali rasanya sana memukul wajah laki laki dihadapannya ini.
"aku pingin pulang sekarang!". Tegas sana tapi terdengar seperti rengekan oleh raden
"iya aku akan nganterin kamu pulang,setelah ini". Raden menarik tangan sana keluar dari mobil
Sana terkagum kagum dengan rumah yang ada didepannya, terlihat megah memang rumah ini tetapi yang membuat sana kagum ialah kesan tradisional yang sangat kental sekali ditambah taman taman yang disekitar rumah. Tanpa sana sadari kini mereka sudah ada didalam rumah
"paman"
💰💰💰💰
Thanks Guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Gold Digger And Me
ChickLitHidup serba ada, lulusan S2 bekerja disalah satu Bank ternama membuat Sanarinda Cavli widodo (24 tahun) menjadi wanita manja dan melihat semua laki laki dari uang dan tampang "gue cantik, kaya, sekolah tinggi. Masa iya mau cari calon suami yang pas...