Pagi sekali, sana sudah terbangun dari tidurnya. Jangan bayangkan adegan dimana raden tengah memeluk sana, kemudian mereka terbangun dan raden akan mencium kening sana. Tidak.
Raden tertidur dengan sangat damai dengan guling dipelukannya, posisi tidurnya pun membelakangi sana. Sana beranjak dari tempat tidur, ia akan membuat sarapan untuk mereka.
Dua piring nasi goreng udang lengkap dengan kerupuk udang pula, semalem sana menonton youtube chef yang lagi viral baru-baru ini, kemudian menampilkan menu utama Udang karena di kulkas miliknya ada udang maka ia membuat sarapan nasi goreng udang.
Setelah selesai dengan kegiaran masaknya sana kembali kekamar dan sesuai dugaan sana, raden masih bergelung dengan mimpinya. Ia memutuskan untuk mandi kemudian ia akan membangunkan raden setelah ini.
"By". Panggil sana yang baru saja menuntaskan rutinitas mandinya.
Tak ada sahutan.
Segara sana ikut masuk kedalam selimut yang dikenakan raden. "Bangun by". Di belainya pipi raden
"Jerawatan ya kamu, ini nih dibilangin bandel suruh cuci muka pakek sabun cuci muka, kamu mah makek sabun mandi". Omel sana, sementara raden tidak berkutik sama sekali. Ia masih tetap terlelap di mimpinya.
"Bangun by".
Raden menggeram pelan, kala sana mencium wajah raden. "Aku udah masakin kamu loh by, keburu dingin deh nasi gorengnya".
Raden membuka matanya, ditatapnya wajah sana yang kini tengah mengerucutkan bibirnya. Raden memajukan wajahnya kemudian diciumnya bibir sana. Sana terdiam, sementara sang pelaku berjalan kekamar mandi.
"By, siapa yang ngajarin?". Teriak sana yang sebenarnya untuk menutupi rasa malunya.
***
"Kok kamu diem aja, kamu gak suka ya masakan aku?". Tanya sana
"Suka". Raden mulai memakan nasi goreng dihadapannya. Sana tersenyum senang.
Setelah selesai makan raden berjalan ke balkon. Sementara sana membereskan sisa makanan.
"By kamu mau makan buah gak?". Teriak sana
"Mau". Sana segara mengambil mangga dan beberapa buah lainya.
Betapa kagetnya sana melihat raden yang tengah menggaruk garuk badannya dan memerah dibeberapa tempat.
"Astaga baby, kamu kenapa?". Bahkan suaranya kini bergetar menahan tangis.
"Gak papa". Jawab raden begitu santai.
"Gak papa apanya, ini merah merah. Kamu--- kamu alergi udang ya?". Raden menganguk. Saat itu tangis sana pecah.
Tentu saja raden terkejut ia segera membawa sana kedalam pelukanya. "Kamu-- kamu kenapa gak bilang". Ucap sana disela tangisnya.
"Sttt, gak pa--aduh kok kamu nyubit?". Sana mencubit perut raden kesal. Ia keluar dari pelukan kakasihnya itu.
"Stop ya kamu bilang gak papa, ini merah-merah gini tangan kamu terus badan kamu juga dan itu gara gara aku huaaa". Kembali sana melanjutkan tangisnya, raden sudah akan tertawa melihat tingkah sana sekarang.
"Wajah kamu by". Sana memegangi wajah kekasihnya yang memerah dan sedikit bengak dibeberapa tempat.
Sanq menghentikan tangisnya tiba-tiba, "sebentar by, tunggu sini ya kamu. Jangan kemana-mana". Belum sempat raden menjawab, sana sudah meninggalkan raden. Raden terkekeh geli melihat kekasihnya.
Tak lama berselah sana datang dengan seorang laki-laki lengkap dengan tas kecil ditangannya. "Ini bara, tolong periksa"
"Oh ini mas-mas yang bikin gue terpaksa bangun mba?". Ucap lelaki dengan nama bara itu.
"Gak usah banyak ngomong deh bar. Cepetan. By kamu tiduran dulu". Raden menurut saja, ia segera bangkit dari duduknya dan merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Cielah babi pula mba manggilnya". Ledek bara disertai tawanya yang mengelegar.
"Sekali lagi ya bara, gue geplak bener ya". Bara mengatupkan bibirnya, ia mengambil stetoskop dan mulai memeriksa raden.
"Kok betah sih mas sama mba sana?". Tanya bara, raden tersenyum kalem.
"Dipelet". Jawabnya, tawa bara kembali menggelegar. Sana memukul pelan bibir raden.
"Ok. Minum obat aja ya mas ntar gue chat di whatsapp mba sana nama obat yang harus dibeli di apotek. Tenang mba sana, pacar lo gak kenapa-napa cuma gatel gatel alergi makanan doang". Jelas bara
"Ini kapan hilangnya bar?". Ucap sana sembari mengelus lengan raden.
"Paling lama seminggu mba". Sana sudah siap menangis.
"Biasanya besok juga udah hilang kok". Ucap raden.
"Bener kamu by?". Raden mengangguk, "bara beliin obatnya diapotek bawah". Perintah sana
Bara sudah akan protes, tetapi diurungkan ketika melihat wajah buas sana. "Iya-iya". Dengan enggan dia segera berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Duit"
"Mana dompet kamu by?". Raden menganbil dompet dimeja kemudian menyerahkanya pada sana.
"Nih". Sana menyerahkan dua lembar uang seratus ribuan.
"Kurang ini mba". Sana menyerutkan dahinya
"Lu jangan ngibulin gue ya". Tak urung sana menyerahkan dua lembar uang seratus ribuan lagi.
"Nah, gini dong. Bentar ya pasangan bucin"
Sana mendengus kesal
"Kok dia bisa nurut sama kamu?". Tanya raden penasaran.
"Iya by, soalnya aku dipercaya sama mamanya dia buat jagain si bara. Terus tiap malem dia pulang dari dugem terus. Jadilah dia nurut sama aku, karna takut dilaporin ke mamanya". Raden menganguk mengerti. Baiklah, ternyata pacarnya benar-benar tidak bisa dianggap remeh.
***
Sorry lama update.
Semoga selalu suka ya tulisan aku.Sorry for typo 🦋
See you next time.🦋💜🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Gold Digger And Me
ChickLitHidup serba ada, lulusan S2 bekerja disalah satu Bank ternama membuat Sanarinda Cavli widodo (24 tahun) menjadi wanita manja dan melihat semua laki laki dari uang dan tampang "gue cantik, kaya, sekolah tinggi. Masa iya mau cari calon suami yang pas...