Raden memeluk wanita yang kini terus menangis. Bukan tanpa sebab, ibu tiri sana beserta saudari tirinya yang menyebalkan itu mendatangi sana dan memaksa sana untuk ke butik mencoba baju yang memang sudah disiapkan untuknya diacara perjodohan antara sana dengan laki laki yang bahkan lebih pantas dipanggil om olehnya.
Dengan sedikit tergesa-gesa sana membuka pintu, ia sudah sangat hafal suara yang membuat telinganya bisa tuli tiba-tiba, sebenarnya kalau disuruh memilih ia tidak mau membuka pintu.
"lama banget sih". Gerutu bella, saudari tiri sana"ganti baju sekarang, kita mau ke butik". Suruh intan ,ibu tiri sana.
"ngapain ke butik?"
"fitting baju,buruan deh lo na". Tanpa disuruh bella sudah duduk disofa "eh na gue liat ada sandal cowok diluar, cowok mana lagi na". Ingin sekali sana menyumpal mulut pedas bella dengan kaos kaki yang tidak sempat ia cuci selama seminggu.
"kalau ngomong dijaga ya bel".
"loh kenapa? Emang selama ini lo suka gonta-ganti cowokkan? Dasar cewek murahan". Kalau tidak ada intan sudah pasti ia akan Membantai habis bella.
"ayo berangkat, udah ditunggu sama calon suamimu". Intan menarik tangan sana
"gak, sana gak mau dan gak akan pernah mau". Tolak sana mentah mentah, tentu saja siapa yang mau menikah dengan om-om, bukan kategori om-om yang ada di cerita, ini benar-benar perwujudan om yang sebenarnya dengan perut buncit dan rambut botak dibagian deban serta sana akan dijadikan istri kedua.
"kamu mau liat perusahaan papamu bangkrut ha!". Sana terdiam. Beberapa bulan belakangan memang perusahaan milik papanya menurun pesat dan kata ibu tirinya ini, hanya menikah dengan om-om itu yang bisa menolong perusahaan papanya.
"aku tetep gak mau".
"gak kasian lo liat papa". Sana menatap bella sinis, pasalnya dia dan ibu tirinya inilah yang menghabiskan uang papanya untuk kebutuhan tidak penting mereka dari sejak jaman sekolah menengah atas sana sudah mandiri dengan berjualan online bahkan hingga sekarang sembari mengisi waktu luangnya.
"kenapa gak lo aja yang nikah sama om-om, kan bisa nyelamatin kehidupan lo dan mama lo ini". Satu tamparan mendarat dipipi sana hingga membuat gadis itu terjatuh
"jaga ucapan kamu sana". Ucap ibu tiri sana.
"sana". Raden segera menghampiri gadis itu, sedari tadi dia memang mendengar percakapan mereka tetapi dia mencoba untuk tidak ikut campur karena merasa ini masalah keluarga sana, tetapi ketika mendengar salah satu dari perempuan itu menampar sana ia segera menghampiri gadis ini.
"siapa kamu?". Tanya ibu tiri sana
"kamu gak papakan?" sana mengaguk "saya raden calon suami sana".
Terlihat jelas intan dan bella terkejut mendengarnya. "oh, jadi karena laki-laki ini kamu nolak? Dan apa-apaan ini kalian tinggal serumah?". Tentu saja amarah intan meledak ledak, sementara bella terpaku menatap raden
"sana sudah memiliki calon jadi saya mohon jangan paksa sana untuk menikah bukan dengan laki-laki pilihannya, masalah perusahaan bangkrut biar saya yang akan mengurusnya". Tidak hanya kedua wanita itu yang terkejut, sana pun demikian. Bella menatap raden dari atas hingga bawah, jujur saja bella tertarik dengan laki-laki yang bernama raden ini.
"tidak, sana harus tetap menikah Dan kamu jangan ikut campur masalah keluarga saya, ingat sana kamu harus tetap menikah. Hah, Dasar wanita jalang".Intan dan bella segera pergi
Raden terus mengusap rambut sana sembari membisikan kata-kata penyemangat untuk perempuan ini.
"aku gak mau nikah sama om-om"."iya, kamu gak akan nikah sama om-om. dengar by kamu akan nikah cuma sama aku". Sana semakin mempererat pelukannya antara malu,sedih dan senang menjadi satu mendengar ucapan raden. Malu karena raden juga ikut memanggilnya baby, ah manis sekali laki-laki ini.
Raden terkejut melihat ujung bibir sana yang mengeluarkan darah, sekeras apa ibu tirinya menapar tadi."astaga, kamu berdarah aku ambil es batu dulu"
"sini biar aku aja".sana merah es yang sudah dibungkus dengan kain "kamu gak seriuskan buat..."
"perusahaan?". Sana mengaguk "aku serius".
"kamu gak perlu ngelakuin kayak gitu by, biar aku aja nanti ngomong sama papa". Walau bagaimana pun sana tetap tidak enak dengan raden
"udah kamu gak usah fikirin semua itu ya, sekarang kamu istirahat". Sana berfikir sejenak sebenarnya raden ini kerja apa
"emang kamu kerja dimana?". Raden hanya tersenyum kemudian mengusap rambut sana. Memang kalau urusan seperti ini sana tidak bisa untuk tidak bertanya, mantannya dulu sebelum berpacaran dengan sana terlebih dahulu gadis itu mencari tau pekerjaannya kalau sesuai dengan kriteria sana maka dijadikan kekasih.
"udah malam tidur gih".
"kamu udah mau pulang?". Ia tidak mau ditanggalkan oleh raden
"iya, kalau ada apa-apa kamu telfon aku ya". Raden beranjak dari duduknya.
Setelah kepergian raden sana segera mengambil ponselnya dan mengetikan nama raden di internet "bego banget sih na, kok tadi gak nanyain nama lengkapnya". Kesal sana, walaupun dia sudah nyaman dengan raden tapi bagaimanapun juga ia harus tau pekerjaan raden dan yang lain-lainnya
💰💰💰💰
Sejak satu jam yang lalu sana hanya terdiam, ia memikirkan ucapan raden yang akan menolong perusahaan papanya. Sana benar-benar merasa tidak enak dengan laki-laki itu, karena dia baru kenal dan raden sudah mau berkorban demi dirinya.
"sekaya apa ya dia?". Gumam sana
Beberapa menit yang lalu, papanya menelpon untuk sekedar menanyakan kabar dan sana yakin papanya tidak tau menau tentang perjodohan gila yang direncanakan ibu tirinya. Ia juga tidak mengadukan masalah ini pada papanya, alasanya ia takut papanya akan kepikiran.
Siang ini rini dan rana, teman sana akan berkunjung ke apartementnya. Mereka akan mencari tau tentang keluarga raden. Pokoknya harus diusut tuntas begitu kata rana semalem
"haiii, reno sini sama mama". Ucap sana, reno memang memanggil sana dengan sebutan mama na sedangkan memaggil rana, mama ra.Reno sedikit berlari kecil dan menubruk sana
"kangen deh, kamu kemarin sakit ya sayang?""iya,mama na .tapi udah sembuh"
"ih pinter, pasti rajin minum obat deh". Reno hanya mengagguk-angguk.
"na, jadi semalem dua nenek sihir itu dateng kesini?". Tanya rana
"iya ra, yah yang kayak gue bilang semalem kalau dia maksa nikahin gue sama om-om dan raden langsung bilang kalau dia yang bakal nanggung perusahaan papa yang akan bangkrut". Jelasnya
"astaga-astaga laki banget sih raden itu". Heboh rini, sana tertawa melihat tingkah sahabatnya yang selalu heboh kalau membicarakan tentang laki-laki tampan.
"dasar emak-emak ganjen". Ujar rana
"ish, bad word awas kalau anak gue denger". Rini sudah melempar bantal tepat dimuka rana.
"reno sayang, kamu main sama moli ya". Moli adalah kucing berjenis angora peliharaan sana. Reno mengagguk dan berlari mengejar kucing abu-abu itu.
"jadi inti permasalahaanya adalah, gue penasaran banget apa kerjaan dia".sana berkata lagi
"ya tapi kita gak tau nama lengkap laki lo, pinter".
"gue telpon raden".sana segera berlari mengambil ponsel miliknya dan melihat 5 panggilan tak terjawab itu dari raden semua.
💰💰💰💰💰
KAMU SEDANG MEMBACA
Gold Digger And Me
ChickLitHidup serba ada, lulusan S2 bekerja disalah satu Bank ternama membuat Sanarinda Cavli widodo (24 tahun) menjadi wanita manja dan melihat semua laki laki dari uang dan tampang "gue cantik, kaya, sekolah tinggi. Masa iya mau cari calon suami yang pas...