#39

171 11 1
                                    

"Aku tahu." Jawabannya diluar ekspektasi Nuwa, sejenak membuat gadis itu tertegun. Ia pun beranjak dari sampingnya, membiarkan qiancheng untuk beristirahat, langkahnya berhenti diambang pintu kamar, Nuwa mengatakan sesuatu hal yang berhasil membuat qiancheng gelisah, sebelum akhirnya pergi meninggalkan gadis itu.

"Sebagai putri mahkota kau berutang nyawa padaku."

Malam yang sunyi sepi di bukit Lien dipecahkan oleh riak air yang terjun bebas menimpa bebatuan, menyamarkan langkah kaki seorang gadis muda. Gadis itu berjalan sembari menikmati pemandangan yang ada didepan matanya. Setelah merasa cukup, ia pun memutuskan untuk kembali ke kediaman. Namun ...

"Sudah berjalan begitu lama, mengapa masih belum sampai di luar." Dia seolah baru sadar telah berjalan masuk ke air terjun Lien Hua.

"Apakah dari tadi aku hanya berputar-putar di tempat asal?!" Tak ada waktu untuk meratapi nasibnya. gadis itu dilema, jika ia berbalik pasti akan berakhir di tempat yang sama. Entah kesialan apalagi yang dihadapinya kali ini.

"Ini pasti hanya ilusi, jangan tertipu dengan keindahan palsu ini!!"

Whoooshh!

Qiancheng melayangkan beberapa sihirnya, berharap dapat terlepas dari jerat ilusi itu. Tetapi apa yang ia dapati justru membuatnya semakin terpuruk.

"Di mana ini?!" Ada banyak pertanyaan dihatinya, qiancheng mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat itu, tempat yang sama sekali tidak asing baginya dimana banyak gedung pencakar langit, dan kemacetan yang terjadi.

"Yi?!" Sapa seseorang dari balik punggungnya.

Dengan sigap ia berbalik dan mendapati belahan jiwanya berdiri disana menunggu dirinya. Rasa rindu dan cinta menggelitik lubuk hatinya yang terdalam, menghadirkan setiap keping kenangan indah yang telah ia kubur selama ini, betapa tersiksanya dia saat pertama kali tiba di dunia yang sulit untuk dikatakan kenyataan ini.. berusaha menerima dan melupakan kehidupannya yang lalu, jiwa yang terdampar, tidak mati atau pun hidup. lalu apa namanya..

"Jangan bergerak!"sebuah tangan merayap dari belakang, menutup pandangan matanya. Gelap dan sunyi, hanya suara paling pelan yang terdengar.

"Dalam semalam kau berutang dua nyawa padaku. Bagaimana kau akan membayarnya."

"Kita sampai, kau bisa membuka matamu sekarang." Ujar Nuwa, Qiancheng membuka matanya perlahan terbesit sebuah harapan dihatinya, apakah dia masih ada disana? Menunggu ku?. Batinnya.

"Apa yang kau lihat di air terjun Lien, sampai menangis seperti ini. Selain payah, ternyata kau juga cengeng ya. Apa sebaiknya kau berikan posisi itu padaku?!"

"A- apa?! Putri Nuwa, aku pasti akan mengabulkan apapun permintaan mu selama hal itu masuk akal. Tolong, jangan melewati batasan, jika putri menginginkannya, Qiancheng siap bertarung disini." Ujarnya penuh penekanan.

"Pfft.. Ahahaha... Bicaramu terdengar sangat besar. Kau yakin dapat mengalahkan diriku, sang ratu ilusi."

"Tenang, aku hanya bercanda. Lihat, fajar menyingsing, hari terakhir mu sudah datang. Bulan Sabit Setelah Bulan Baru akan kembali ke permukaan, mengambil alih semesta. Pusat dari segala kekuatan yang ada, semua senjata yang memiliki mata Ruby akan mengalami peningkatan kekuatan hingga batas maksimalnya. Begitu pula dengan pedang merah yang bahkan memiliki empat mata Ruby, bisa kau bayangkan bagaimana jadinya jika senjata itu jatuh ditangan yang salah?!."

"..."

"Jangan khawatir, kamu orang yang kuat. Yaoshan tidak bisa membunuhmu, hanya mematahkan beberapa tulangmu."

"Bagus, hanya beberapa tulangku ... Apa?! Tunggu sebentar! Kau bilang apa barusan, Nuwa? Bercanda mu itu tidak lucu."

"Tapi, maaf ... Kali ini aku tidak bisa menemani mu. Kau harus bisa menjaga dirimu saat aku tidak ada, jangan sampai mati." Ujar Nuwa penuh kebimbangan.

"Biar ku tebak, ini tentang air terjun Lien Hua?" Nuwa membenarkan ucapan Qiancheng dan mulai menjelaskan masalahnya secara singkat.

"Air terjun Lien menjadi salah satu harta berharga di dunia ini, perannya dalam dunia alchemist sangatlah penting. Jika diolah dengan baik dan benar dapat menjadi obat kelas tinggi yang tidak ternilai harganya. Namun, ada juga beberapa orang yang mengolahnya dengan asal, dan berakhir menjadi racun."

"Karena itu kau menempatkan labirin ilusi disana?!" Tanya Qiancheng sebagai korban percobaan Nuwa.

"Benar, aku tidak menyangka bahwa orang pertama yang aku tangkap itu ternyata dirimu. Ku kira akan bertemu dengan seseorang yang kuat, ekspektasi ku terlalu tinggi."

Benar-benar Nuwa, secara tidak langsung dia sedang merendahkan diriku, lagi. Batinnya.

"Sudahlah ayo kita percepat, aku tidak ingin berlama-lama disini. Ini adalah hari terakhir ku, aku harus segera mendapatkan monster suci penyeimbang kehidupan, dan mengambil pedang merah bermata empat." Tegas Qiancheng.

---------------------------------------------------------

AUTHOR MOHON MAAF ATAS KETERLAMBATAN UPDATE PPM🙏🏻

SEKEDAR INFO, DIKARENAKAN PPM AKAN SEGERA TAMAT. AUTHOR MENYIAPKAN CERITA FANTASI BARU UNTUK SEMUANYA. MOHON KRITIK DAN SARANNYA UNTUK BERIKUT.. TERIMA KASIH 🌻💕

Perjuangan Putri MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang