#24

971 96 3
                                    

"Ehm, kenapa kau terkejut seperti itu? "

"karena aku tak menyangka kalau kau itu adalah bagian dari mereka yang akan mati dengan sia-sia."

"mati dengan sia-sia! Apa  maksudmu? "

"Maksudku adalah mereka yang pergi untuk mencari monster suci pastilah akan mati dengan sia-sia. Semasa hidup sudah tidak berguna, mati pun pada saat berkelana. Sungguh malang nasibnya"

"mati pada saat berkelana!"

"Astaga! Apa kau masih belum mengerti juga? Saat berkelana nanti akan ada banyak rintangan yang harus dihadapi dan sampai sekarang belum pernah ada yang berhasil selamat. Menyelamatkan diri sendiri saja tidak bisa bagaimana mau mengendalikan monster suci!"

"Apa yang kau ketahui lagi tentang monster suci?"

"ehm tentang itu... Nanti malam saja aku ceritakan, sekarang kau bantu aku bersih-bersih dulu, Okay 😉"

"Baiklah dengan senang hati" ujarku sembari mengangkat tumpukan piring kotor

"Hei apa yang kau lakukan!"

"Bersih-bersih memangnya apalagi"

"Eoh bukan seperti itu caranya! Bukankah aku sudah bilang padamu bahwa aku menggunakan mantra sihir untuk membantu keseharianku,"

"Eoh iya, maaf aku lupa tentang itu"

"tidak apa, lagipula lupa itu hal yang wajar."

"Jadi kita akan mulai dari mana?"

"Perhatikan ini dan lanjutkan! Waddiwasi~ (memindahkan sesuatu ke tempat yang diinginkan)"

"Mobilicorpus! (membuat benda bergerak)"

"Awal yang bagus, kau pandai juga ternyata. Apa kau sering menggunakan mantra seperti ini juga saat dirumah?"

"Em tidak, aku hanya menggunakan mantra sihir untuk bertarung saja! "

"Wah... Aku jadi penasaran dengan kekuatanmu. Em Bagaimana jika kita membuat kesepakatan saja"

"Kesepakatan seperti apa maksudmu?"

"Jika kau berhasil mengalahkan diriku dalam pertarungan malam ini maka aku akan membantumu mencari Monster Suci. Namun, jika kau kalah kau harus menetap bersamaku disini! Bagaimana?"

"Nona! ini kesempatan yang bagus untuk kita" bisik Xiangnuan

"Tapi bagaimana jika aku kalah?"

"Nona. Nona percaya pada ajaran Guru kan? "

"Baiklah, Aku terima tantanganmu! " ucapku dengan penuh percaya diri

.
.
.
.
.

* Malam hari
* Tanah lapang

"Sudah siap?" ujarnya sembari tersenyum penuh arti

"Tentu, Silakan mulai duluan" ucapku

(Occlumen!)

"Dengan senang hati"

(Legillimen! Ah, apa ini? kenapa gelap?  jangan-jangan dia sudah tau dan menutup pikirannya lebih awal. Heh menarik 😏)

Whoooshh~

( heh, sudah ingin mengelabui diriku ya. Kau terlalu terburu-buru)

Swishh~ (Ayunan pedang dengan kekuatan besar mengarah tepat ke punggung Qiancheng)

Bam...! (ledakan)

"Sial!!! Kau bisa jurus bayangan rupanya!"

"Bayangan! Apa matamu sudah kabur? Aku disini! Bambarda! "

"aresto momentum." ucapnya menahan seranganku dengan memperlambat waktu.

"Finite incantem! Bambarda! " mendengar mantra meichi dengan segera aku merapalkan mantra penghancuran. Alhasil mantra yang diucapkan meichi hancur dengan cepat, aku memanfaatkan keadaan ini untuk menyerangnya kembali dengan mantra yang sempat dia tahan.

Blarrr...!!!! (ledakan besar terdengar diseluruh penjuru kota yueyin membuat semua orang terkejut ketakutan)

"Aku menyerah! Sudah Cukup!"

"Secepat ini kau menyerah. Ha?"

"Aku akui kau sangat cekatan, dan cerdik. Aku merasa terhormat bisa bertarung dengan orang hebat seperti mu"

"Aku juga! Jadi bagaimana dengan kesepakatan kita?"

"Aku meichi Tidak pernah ingkar janji!"

"Aku menyukai orang-orang sepertimu!"

Perjuangan Putri MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang