#32

594 60 5
                                    

"Tuan Yue?!" Sapa seorang pria tampan berambut putih, mata yang berwarna biru sejernih danau Lien Hua, dan bibir tipis berwarna merah muda itu bagaikan bunga sakura mekar ditengah musim panas.

"Kakak tertua?!" Sapa putri Xin yang langsung menghambur ke pelukan pangeran Huang Changyi.

"Aku dan tuan Yue baru saja mau menemui kakak." Lanjutnya.

"Benarkah? Tapi kenapa, ada hal mendesak apa hingga tuan Yue mencari ku larut malam begini?"

"Itu--"

"Kakak, apa tidak sebaiknya kau mempersilahkan kami untuk masuk kekediaman mu dulu, baru bicara?!" Ujar putri Xin yang langsung menegur pangeran Changyi

"Ah, maafkan atas ketidaksopananku tuan Yue. Mari! Silakan masuk. Pelayan, bawakan teh untuk tuan Yue!"

"Jadi... ada apa tuan Yue?" Tanyanya lagi.

"Aku akan langsung ke intinya saja, tuan Putri Xin berkata bahwa anda memiliki, ah tidak! Maksudnya memelihara harimau surgawi, apa itu benar pangeran?!"

*Harimau surgawi ini adalah summon penyeimbang kehidupan, kekuatannya tidak kalah dari pedang merah bermata empat. Sudah pasti summon ini adalah harta yang sangat berharga. Tetapi, untuk seorang pangeran dengan karakter lembut yang hanya merupakan seorang alchemist. Dia bisa dibuang kapan saja karena terlalu lemah! Harimau surgawi merupakan senjata yang bagus. Dia dapat mempertahankan citranya juga dapat merebut takhta kapan pun ia ingin. Aku sudah bersumpah pada mendiang yang Mulia Raja, Huang Chyou. Aku tidak bisa menyerahkan takhta pada orang yang salah! Hanya jiwa yang bersih dengan tekad dan keberanian yang kuat yang dapat menduduki takhta, jiwa yang dapat memakmurkan dan mensejahterakan rakyat. Qiancheng, aku mengharapkan yang terbaik darimu.

BAM!!!

"Kau benar-benar membuat ku muak! Matilah kau!!!"

*Rubah ini benar-benar gila,

hosh... hosh...

Rubah itu melayang serangan secara beruntun, Qiancheng yang terdesak dan mulai kehabisan tenaga hanya bisa berlindung dibalik Cave Inimicum(perisai yang terbuat dari sihir)

"Arghhh!!! Berhenti bersembunyi, pengecut! Kau tidak lebih dari gadis kecil biasa, lihat! Kemampuan jauh diatas mu!"

"INCARCEROUS!!!" Rubah itu menangkap kaki Qiancheng, karena terkejut perisai Qiancheng melemah dan hancur, itu menjadi sebuah kesempatan bagi sang rubah, ia menarik dan menyeretnya bagai sebuah mainan. Ia membuat Qiancheng bertekuk lutut dihadapannya

"Imperio..." Mantra yang mengubah manusia menjadi boneka, yang bergerak melalui perintah tuannya bagaikan mayat hidup.

"Bangun! Mendekatlah! Benar, seperti itu. Ahahaha!!!" Tawanya memecah kesunyian malam, ia amat senang, ia pikir dirinya sudah menang. Tapi sebenarnya yang terjadi adalah...

"Apparate!" Mantra perpindahan.

"Apa? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa mantraku tidak berpengaruh?!"

"Sekarang sudah terlihat siapa pemenang sejati. Aku! Qiancheng dan bukan dirimu!" Bisiknya sembari menodongkan pedang pada leher si rubah dari belakang.

"Kau?!"

WUSSHH.....🍃

*Apa-apaan angin ini?! Batin si rubah.

Krekk!! Krekk!!

Angin yang tiba-tiba berhembus disertai suara ranting pohon yang saling bergesekan, awan gelap yang tiba-tiba terbentuk dan memenuhi penjuru negeri dengan kegelapan. Bagi orang biasa mungkin ini pertanda badai tapi...

JGEER!!!⚡

Swosh- Swosh--

Swosh--

Petir yang menyambar ini seakan saling bersahutan, burung-burung berterbangan di langit malam, seakan tengah mencari tempat berlindung.

Di dalam istana. Kediaman pangeran Huang Changyi.

WUSSHH.....🍃

JGEER!!!⚡

"Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba terjadi badai???"

"Anginnya kencang sekali--"

Krekk!!

"Xin, awas!!!"

Blam!!

"Ini bukan badai biasa, angin ini terlalu kencang bahkan pohon yang telah berdiri kokoh selama bertahun-tahun rubuh." Ujar sang pangeran.

JGEER!!!⚡

"Tunggu, sinar itu?! Tidak, Ini tidak mungkin!" Ucap pangeran Huang Changyi mengambang.

" Itu sinar pedang awan gelap, pedang terkuat setelah pedang merah bermata empat!" Sahut tuan Yue.

"Tapi itu tidak mungkin! Pedang awan gelap dijaga dalam ruang senjata panglima perang di negeri bagian Utara, negeri Xue Fang. Dan orang yang menjaganya tidak lain adalah--"

"Tuan Putri kedua, Zhang Chaoyi!"

Perjuangan Putri MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang