#33

476 50 1
                                    

"Tuan Putri kedua, Zhang Chaoyi!" sahut Putri Xin.

"Bukankah titik itu berada dekat dengan lembah merapi, bagaimana Chaoyi bisa sampai kesana? Tempat itu berjarak sangat jauh dari mansion panglima perang?!" Ujar sang pangeran tak habis pikir dengan adiknya.

*Lembah merapi?! Ini pasti perbuatan bocah itu, dia benar-benar bodoh! Huft...

"Takutnya hal ini akan menjadi bencana besar jika tidak segera ditangani. Mohon maaf pangeran, tapi ada hal mendesak yang membuatku harus pergi lebih awal, percakapan ini kita sambung lain waktu saja."

"Saya yang seharusnya meminta maaf kepada tuan Yue, tolong maafkan saya karena tidak menjamu anda dengan baik." Tuan Yue yang terburu-buru pergi hanya menanggapinya dengan anggukan kecil,

"Tuan Yue?! Jika tuan mengizinkan, Xin ingin ikut pergi, kekuatan pengendalian alam yang Xin punya mungkin bisa membantu disana." Serunya sejenak menghentikan langkah Tuan Yue,

"Baiklah, ayo pergi!"

Selama perjalanan menuju lembah merapi, Tuan Yue tak dapat mengalihkan pikirannya dari Qiancheng, si murid kecil yang menurutnya bodoh. Perasaan bimbang dan khawatir itu terlukis dengan jelas diwajahnya.

*Aku berusaha membantunya disini, tapi dia terus membuat masalah untukku diluar sana. Bodoh! Apa dia tidak berfikir dulu sebelum menggunakan pedang awan gelap. Kekuatannya hanya satu tingkat dibawah pedang merah bermata empat, yang membedakan hanya pedang awan gelap ini dapat berfikir juga bertindak sesuai kemauannya, masyarakat menyebutnya pedang iblis. Pedang ini tidak pernah mau mengakui Tuan nya, sebaliknya ia akan mempengaruhi orang yang menggunakannya untuk kesenangannya sendiri, karena pada dasarnya Seorang Raja tidak akan berlutut dihadapan pelayan.

"Itu dia!" Tuan Yue menatap perbatasan pelindung dari atas, ia mencoba mempelajari pelindung itu, tapi tetap saja pelindung ini asing baginya. Tuan Putri Chaoyi yang mengetahui kedatangan Tuan Yue dengan cepat melesat ke udara untuk menemuinya.

"Itu pelindung jarum udara, kita bisa menghancurkannya jika berhasil mencabut seluruh jarum yang menancap disekeliling perbatasan itu. Aku sudah berusaha mencabutnya sejak tadi, tapi semua usahaku sia-sia." Serunya.

"Hanya ada dua cara untuk menghancurkan jarum udara. Yang pertama, dengan mencabut seluruh jarum yang menancap disekeliling perbatasan. Yang kedua.... Xin! Chaoyi! Kalian siap?" Tanya tuan Yue yang dibalas dengan anggukan dari putri Xin dan putri Chaoyi.

Swoosh--

Chaoyi melemparkan pedangnya ke udara yang seketika disambut oleh Putri Xin, ia memanfaatkan akar-akar pohon untuk menahan seribu pedang di langit. Kini saatnya Tuan Yue untuk menunjukkan kemampuannya.

Sementara itu didalam perbatasan pelindung tengah terjadi pertarungan yang sengit, Qiancheng yang akal sehatnya telah dikuasai oleh pedang awan gelap, bertingkah begitu brutal, keinginan untuk membunuh orang didepannya semakin besar.

Swosh--

Swosh-- swosh--

Puluhan petir tercipta saat Qiancheng mengayunkan pedang ditangannya tersebut, petir yang mengarah langsung pada dirubah, ia kelabakan tidak tahu bagaimana cara untuk menghindarinya.

Ledakan demi ledakan terdengar memenuhi perbatasan pelindung, rubah itu tergeletak tak berdaya, tapi hasrat untuk membunuh dalam diri Qiancheng masih tetap membara. Qiancheng mengangkat pedangnya, bersiap menebas kepala rubah itu, tetapi sebuah ledakan asing berhasil menghentikan aksinya.

"A-- apa yang terjadi? Perbatasan pelindungku hancur?! Ukh!" Ujar sang rubah terbata-bata sembari menahan sakit ditubuhnya.

"Sepertinya ada tamu yang datang, tidak benar jika aku menyambut mereka dengan tangan kosong. Hm? Rubah?! Apa kau mau membantuku?!" Ujar Qiancheng masih dalam pengaruh pedang awan gelap.

"Tidak-- jangan!!!"

"Qiancheng! Hentikan!!"

*Gawat! Energi tubuhku semakin melemah setiap kali aku bergerak, aku tidak seharusnya menggunakan Formasi seribu pedang, tapi jika tidak begitu aku tidak akan pernah bisa menyelamatkan Qiancheng.

"Tamu yang tidak sopan, kau tidak berhak untuk menghentikanku. Setelah aku menyelesaikan urusanku dengan rubah itu, aku akan menghabisimu!"

"Qiancheng, maafkan aku! Segel pengekang langit, Terbukalah!!"

Perjuangan Putri MahkotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang