01

1.5K 60 2
                                    


Rain berdiri di depan sebuah gedung yang tinggi yang di atasnya bertuliskan “Selamat Datang Di Amatalia” -salah satu akademi yang paling di minati namun sangat sulit untuk di masuki, terutama untuk mahasiswa yang berasal dari kalangan kelas bawah.

Terlebih lagi harga seragamnya yang sangat fantastis. Rain berhasil masuk dan menjadi salah satu mahasiswa di akademi ini dengan nilai akademik yang tinggi. Karena nilai akademik yang tinggi itulah hanya sekitar 200 mahasiswa yang di terima di akademi Amatalia.

Rain beruntung karena terlahir sebagai anak dari Marquess Dmitri yang menguasai pertambangan minyak bumi.

Terlebih lagi walaupun ayahnya begitu dingin dengan dirinya semenjak ia kehilangan ibu dan ayahnya menikah lagi. Ia tetap menjalani hidup dengan baik.

“Aku rasa sudah waktunya untuk pergi.”

Rain melangkahkan kakinya memasuki aula tempat penyambutan mahasiswa baru.

“Sebaiknya jangan terlibat dengan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi Rain. Terutama keluarga kerajaan dan Grand Duke. Tidak ada hal yang bagus jika terlibat dengan mereka.” Gumam Rain.

Rain mendaratkan bokongnya pada kursi yang bertuliskan Rain Deleux. Kursi itu berada tepat di sebelah kursi Azkier Havelen.

“Sepertinya keberuntunganku sangat buruk bagaimana bisa tempat duduk kami bersebelahan!” Rain berseru dengan suara kecil.

Rain menatap beberapa Professor yang berdiri di atas panggung dan menyampaikan sepatah dua kata dengan wajah lesu.

“Berapa lama lagi hal ini akan berlangsung?” gerutunya.

Tanpa ia sadari, sepasang mata hijau gelap telah mengamati gerak-geriknya sedari dari tadi. Usai acara penyambutan, kakak tingkat APM-Anggota Perserikatan Mahasiswa mengerahkan beberapa anggotanya untuk membawa mahasiswa baru berkeliling akademi.

Rain memfokuskan dirinya untuk menyimak apa yang di jelaskan oleh kakak tingkatnya. Ketika jam istirahat, langkah Rain terhenti karena di hadang oleh Adele Sparon dan kelompoknya.

Adele berdecih sinis kala melihat wajah Rain. “Hei, lihatlah siapa ini? Bukankah ini Lady Deleux?” Adele tertawa kecil sembari menyembunyikan wajahnya pada sebuah kipas yang ia pegang.

Ada sekitar empat hingga tujuh orang di belakang Adele yang menahan tawa mereka sembari melayangkan tatapan mencemooh padanya.

“Bukankah ini ‘Anak tak berguna’ dari keluarga Deluex? Bagaimana bisa Amatalia kedatangan hama seperti dirinya?” sinis orang-orang yang Rain ketahui sebagai anak-anak dari Viscount dan Count yang mendukung keluarga Sparon.

Rain meringis. Padahal ia tidak ingin terlibat dalam hal yang tidak perlu dan membuang waktu, entah mengapa tiba-tiba ia merasa kesal. Rain menatap datar wajah Adele.

Lalu berjalan melewatinya begitu saja dengan membawa nampan di tangannya.

“Anda benar-benar membuang waktuku, Lady. Sangat mengesankan melihat orang yang bahkan tidak tahu diri akan posisinya bersikap begitu angkuh kepada seorang yang bahkan tidak mengganggunya. Sebegitu tinggi kah tempatku sehingga Anda bersikap demikian Lady?” sindir Rain dengan wajah tenang.

Wajah Adele merah, ia tidak menyangka akan di permalukan oleh Rain yang bahkan bukan siapa-siapa. “Beraninya kau bersikap tidak tahu malu dan tidak sopan seperti itu! Setelah kau dengan berani menghina anggota kerajaan!” Adele berseru marah.

Membuat semua orang yang berada di tempat peristirahatan menoleh ke arah mereka.

Rain menghentikan langkahnya dan berbalik. “Saya minta maaf atas kelancangan saya Lady. Akan tetapi saya juga tidak akan menarik kembali perkataan yang saya ucapkan. Sekali lagi saya minta maaf.”

Antagonis Lady [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang