39

85 9 1
                                    

Cassio menegakkan punggungnya seraya menatap ke sekeliling dan ia menyadari jika Rain tidak menyukai situasi itu.

“Ayo pergi,” Cassio meraih tangan Rain dan menyeretnya pergi dari tempat itu.

Rain ingin bertanya,namun tidak ada satupun kata yang keluar dari bibirnya. Tanpa Rain sadari,sepasang mata hijau tengah mengawasinya dari sudut lain aula itu.

“Yang mulia,kemana kita akan pergi?” tanya Rain saat ia dan Cassio berjalan dengan cepat melewati lorong yang panjang. Cassio menghentikan langkahnya tiba-tiba membuat Rain hampir menabrak tubuhnya.

Cassio kemudian melepaskan tangannya yang mengenggam tangan Rain.
“Maafkan aku,” lirih Cassio.

Rain memiringkan kepalanya, “mengapa Anda meminta maaf?”

Cassio mendesah pelan. “Maaf karena aku sudah menyeretmu keluar tanpa meminta persetujuan dari dirimu terlebih dahulu,”

Rain melangkah dan berdiri tepat di depan Cassio.
“Anda tidak melakukan kesalahan apapun yang mulia. Lagipula saya baik-baik saja dengan hal itu.”, Tutur Rain seraya mencoba menenangkan Cassio yang terlihat begitu gusar dan gelisah.

Cassio mendongak dan menatap lurus ke arah Rain.
“Jangan merasa baik-baik saja dengan hal itu. Itu benar-benar sangat tercela.” Rain yang mendengar hal itu tersenyum.

“Anda terlalu mengkhawatirkan hal tidak perlu yang mulia. Sudah saya katakan bahwa saya baik-baik saja,” ucap Rain dengan suara lembut.

“Lalu mengapa kita tidak kembali ke dalam? Pestanya akan segera di mulai. Anda pastinya tidak ingin terlambat bukan?” sambung Rain dengan bibir yang melengkung membentuk sebuah senyuman.

Cassio tersenyum tipis lalu menggangguk. Ia membiarkan Rain membawanya kembali ke aula pesta.

Pesta yang di selenggarakan berlangsung dengan lancar. Usai acara pertunangan di lanjutkan dengan dmacara dansa. Rain hanya berdiri di tepi ruangan sembari mengamati sekeliling.

Cassio sudah pergi meninggalkannya dan sibuk berbicara dengan para petinggi.

Rain meletakkan gelas anggurnya di salah satu meja,baru saja ia akan menyelinap pergi,sebuah tangan dengan cepat menarik tangannya membuatnya terhuyung ke belakang dan menabrak tubuh kokoh seorang pria yang menariknya.

Rain mengumpat dalam hati. Dengan wajah kesal ia menegadah dan mendapati Azkier tengah berdiri sembari memegangi tangannya dengan Chris yang berdiri jauh di belakang dan sibuk mengamati.

“Kemana kau akan pergi?” tanya Azkier dingin.

Rain berdecak, “aku hanya akan pergi mencari udara segar,” sahut Rain.

“Aku akan pergi bersamamu,”

Rain mengernyit tak mengerti. “mengapa Anda harus ikut dengan saya?”

“Aku tidak ingin satu ekor lalat pun menganggumu,” papar Azkier.

Rain mengerjap. Ia bahkan tidak mengerti apa yang sebenarnya Azkier coba bicarakan.
Rain memijit keningnya frustasi, “Anda terlalu berlebihan,”

Azkier menyerigai, “aku hanya melakukan apa yang aku inginkan,”

Rain memutar matanya malas. “Terserah pada Anda saja,”
Rain kemudian berjalan cepat keluar dari aula pesta yang berisik menuju taman yang berada tak jauh dari tempat itu dengan Azkier yang terus mengikutinya dari belakang.

Antagonis Lady [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang