Azkier melangkahkan kakinya ke koridor, berjalan bersebelahan dengan Chris.
“Chris, apa aku orang yang menyebalkan?” pertanyaan yang Azkier lontarkan membuat Chris mengernyit bingung.
“Hah? Apa maksudnya itu?” Chris balik bertanya.
Azkier mendesah. “Apa kau tahu alasan untuk menghindari seseorang?”
Chris menatap penampilan Azkier dari atas ke bawah sembari berpikir. “Siapa yang berani menghindarimu?”
Azkier mendesah pelan. “Apa kau tahu Rain Deleux?” Chris menggangguk.
“Entah mengapa gadis itu selalu berusaha untuk menghindariku.”
Mata Chris membulat sempurna. “Kau pasti bercanda,” ujar Chris tak percaya.
Azkier mengalihkan pandangannya ke sekeliling dan mendapati para gadis diam-diam memperhatikannya.
“Lihatlah sekelilingmu Az, gadis-gadis terlihat sangat mengagumi dan memujamu. Bagaimana mungkin ada gadis yang menghindarimu? Mungkin hanya perasaanmu saja.”
Azkier mendengus. “Ikuti aku,” Azkier lalu menarik tangan Chris dan menyeretnya menuju kelas.
“Hah? Tu-tunggu dulu...,” protes Chris.
Sesampainya di pintu kelas Azkier baru melepaskan cengkraman tangannya pada tangan Chris.“Aku akan membuktikannya padamu. Diam dan amati dengan baik.”
Azkier lalu berjalan menuju tempat duduk Rain dan melihatnya sedang sibuk membaca buku. Rambut peraknya yang panjang di biarkan tergerai dan mata merah yang menjadi ciri khas keluarga Navilleon, Rain mengambil sedikit lebih banyak ciri khas yang di turunkan dari ibunya.
Chris menyandarkan punggungnya pada pintu sembari bersendekap dada mengamati Azkier yang bersikukuh ingin membuktikan bahwa gadis itu menghindarinya.
Azkier mendaratkan bokongnya di bangku yang bersebelahan dengan Rain yang tak terusik dengan kedatangannya. Azkier menopang dagu dan memandangi Rain lama.
Rain menutup bukunya dengan kasar, lalu melemparkan tatapan dingin pada Azkier yang masih menatapnya.
“Apa kau membutuhkan sesuatu Tuan?”
Azkier meringis, padahal ia sudah memberitahu para mahasiswa akademi untuk memanggilnya senyaman mungkin tanpa embel-embel ‘Tuan maupun Duke muda’ saat acara penyambutan tempo hari.
Karena posisinya sebagai penerus dari keluarga Duke Havelen membuat Azkier merasa sangat sulit untuk berinteraksi dengan orang lain selain Chris yang merupakan sahabatnya sedari kecil.
Azkier merasa ia sangat tertarik tentang gadis yang memandanginya bukan dengan tatapan kagum ataupun memuja melainkan dengan tatapan datar tanpa ekspresi.
Chris yang berada di ambang pintu seakan ingin menjatuhkan rahangnya kala itu juga.
Ia tak habis pikir bagaimana bisa ada seorang gadis yang tak terusik dengan keberadaan Azkier yang sangat menonjol dan populer itu.
Chris masih setia mengamati keduanya sembari bertanya-tanya bagaimana bisa gadis itu tak terusik sama sekali.
‘Apa dia buta?’ Chris menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
Jika gadis itu buta tidak mungkin ia membaca buku. Chris memutar otaknya untuk menemukan jawaban yang tepat untuk menggambarkan sikap Rain.
“Bukankah aku sudah memberitahumu untuk memanggilku tanpa kata Tuan?”
“Lalu bagaimana aku harus memanggilmu?”
Lagi-lagi seperti itu. Wajah Rain yang tanpa ekspresi itu benar-benar mengganggu Azkier.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Lady [HIATUS]
AkčníRain Deleux gadis remaja yang di juluki sebagai 'Anak tak berguna' dari keluarga Deleux. Setelah sekian lama menyembunyikan kemampuannya ia bertekad untuk membuat orang-orang tidak memandangnya dengan rendah. Tak tanpa ia sadari identitasnya sebagai...