26

158 13 0
                                    

Tidak terasa malam berlalu begitu saja.
Keesokan paginya usai sarapan Rain pergi ke rumah kaca dan menunggu Azkier di sana.

Berhubung ini akhir pekan, Rain memilih untuk menyiram bunga yang ada di rumah kaca dan memetik beberapa untuk di letakkan di dalam pot bunga.

“Nona, tuan muda dari keluarga Havelen datang berkunjung,” ujar Daisy memberitahu.

“Katakan padanya untuk menemuiku di rumah kaca dan bawakan beberapa camilan dan teh,”

“Baik nona,” Daisy membungkuk lalu berjalan pergi untuk melakukan yang Rain mintai.

“Apa yang sedang kau lakukan?” Rain menolehkan kepalanya dan mendapati Azkier berjalan mendekat ke arahnya.

“Hanya sekedar membuang waktu,” Rain kemudian meletakkan wadah untuk menyiram tanaman dan berjalan menuju kursi yang berada di tengah rumah kaca.

“Sebenarnya hal apa yang ingin kau ketahui?” tanya Rain begitu ia dan Azkier duduk berhadapan.

Azkier menyeringai kecil. “Kau terlihat sedang buru-buru dan sangat ingin mengusirku. Kira-kira mengapa?”

“Ya, karena aku adalah orang yang sibuk.Lagipula kau berkunjung pagi-pagi sekali apa Anda sudah sarapan Tuan?” sindir Rain.

“Hm, sepertinya Lady sangat mengkhawatirkanku, atau haruskah aku mengatakan bahwa Lady mulai menyukai ku meskipun hanya sedikit?”

Rain menatap Azkier dengan ekspresi kesal. “Cih, kau bermimpi.” Sarkas Rain.

Azkier menatap Rain intens, tidak menyangka gadis itu akan marah hanya karena hal seperti itu. “Ya, baiklah,setidaknya biarkan aku bermimpi sedikit lebih lama,”

Rain berdecak.“Jika tidak ada yang ingin Anda bicarakan sebaiknya Anda pergi,kebetulan pintunya berada di sana,”Rain berdiri dan tersenyum dengan terpaksa seraya menunjuk ke arah pintu.

“Bukankah Anda terlalu tidak sopan Lady?” sinis Azkier. Ia tak bergeming sama sekali.

Baru saja Rain ingin membuka mulut,Daisy berjalan masuk sembari membawa nampan berisikan teh dan camilan. Lalu,meletakkannya di atas meja. Daisy membungkuk sopan lalu berjalan cepat keluar dari rumah kaca.

“Hm, apa ada yang ingin Anda katakan Lady? Saya akan mendengarkannya.” Ujar Azkier tenang seraya menuangkan teh pada cangkirnya yang kosong dan menuangkannya juga untuk Rain.

Rain menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan.

Setelah merasa tenang ia duduk kembali dengan perasaan enggan. “Lalu apa yang ingin kau bicarakan denganku sebenarnya?” Rain bertanya langsung ke intinya. Membuat Azkier menarik sudut bibirnya membentuk senyuman miring.

Azkier menyeruput tehnya baru kemudian menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh Rain.

“Apa Anda terlibat dengan insiden itu Lady?” Azkier meletakan cangkirnya sembari mengamati gerak-gerik Rain.

Di bawah meja Rain meremas jarinya ‘Tenanglah semua akan baik-baik saja’ Rain membatin. Ia mendongak dan menatap lurus ke netra hijau milik Azkier dengan sorot mata dingin.

“Informan Anda benar-benar..., lalu apa yang Anda inginkan dariku? Kau tidak mungkin datang dan mencariku hanya karena hal itu bukan?”

Rain mengambil cangkir tehnya lalu meminumnya dengan anggun. “Ya,memang benar aku datang karena sesuatu. Apa Lady bisa membantuku mencari seseorang?”

“Asal kau tahu saja, aku bukan seorang petugas keamanan,” Rain mencondongkan tubuhnya kedepan hingga hidungnya hampir mencapai Azkier.

“Saya adalah seorang ahli racun dan juga pembunuhan bayaran, seharusnya tanpa saya katakan pun anda sudah mengetahuinya. Bukan begitu, Tuan?” Rain menjauhkan tubuhnya dan bangkit dari duduk dan berjalan mendekati bunga-bunga yang mekar di akhir musim gugur.

“Apa yang bisa Anda berikan padaku jika aku menerima tawaranmu itu Tuan?”

Azkier tersenyum kecil. “Apapun yang Anda inginkan Lady. Namun, dengan satu pengecualian, saya tidak bisa membantu anda untuk membatalkan pertunangan.Hal itu benar-benar di luar kehendak saya,”

Rain merenggut masam. “Pembohong,” sungut Rain.

Azkier mengibas-ngibaskan  tangannya di udara.

“Itu tidak benar, bagaimana mungkin aku berbohong?”

“Lalu siapa orang itu?”

“Namanya Cristine Ascart. Di—”

“Dia wanita?” sela Rain yang membuat ucapan Azkier terpotong.

“Ya. Aku harus menemukannya.”Ujar Azkier dengan serius.

“Apa dia kekasihmu?” tanya Rain yang berjalan dan menjatuhkan diri di kursi.

“Bukan, hanya seorang kenalan,”

Saat Azkier mengatakan hal itu matanya terlihat tidak fokus dan juga pria itu bahkan tidak berani menatapnya. Seakan-akan ada sesuatu yang ia sembunyikan.

Rain mendesah.“Baiklah aku akan mencarinya,” putus Rain. Ia tidak peduli siapa wanita itu, ia hanya tidak ingin semua rahasia yang sudah ia simpan dan kubur dengan sangat lama akan terkuak begitu saja.

Hal ini jelas akan sangat mengancamnya.
Bahkan nyawa anggotanya yang lain juga akan berada dalam bahaya.“Aku akan mengabarimu dalam tiga hari. Namun, aku tidak bisa memastikan apakah bisa menemukan wanita itu atau tidak.”

Azkier bangkit seraya menatap wajahnya.
“Itu lebih baik daripada tidak menemukan apapun. Kalau begitu aku pergi dulu.Terimakasih atas semuanya Lady,”

“Anda tidak perlu berterimakasih,”
Azkier tersenyum sorot matanya yang tajam mendadak menjadi teduh. Membuat Rain tidak merasa baik.

Azkier kemudian berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Rain di dalam rumah kaca sendirian.

“Sepertinya aku harus pergi malam ini, ”tegas Rain. Ia kemudian berjalan meninggalkan rumah kaca dan kembali ke kamarnya.

“Manusia itu mahluk paling misterius dan rumit. Mereka bagaikan kepingan-kepingan teka-teki yang berserakan dan meminta untuk di satukan. Mereka benar.Satu-satunya permainan yang tidak di ketahui akhirnya adalah kehidupan manusia. Setiap hari, detik, menit, dan jam mereka terus berperang dengan diri mereka sendiri. Ada orang yang hidup hanya untuk menjadi seorang pembunuh bayaran. Ada pula yang hidup sebagai orang biasa. Dan banyak lagi tingkatan dan golongan yang manusia bagi dengan manusia lainnya .Padahal mereka sama-sama manusia namun terkadang prilaku mereka sangat buruk. Bahkan lebih buruk dari binatang.”

Tanpa Rain sadari ia sudah berbicara sangat panjang dalam beberapa waktu.Membuat Daisy yang tengah membereskan kamarnya kebingungan akan apa yang ia bicarakan.

“Sepertinya Anda memikirkan sesuatu yang sulit Nona, apakah ada masalah?” tanya Daisy.

“Bukan apa-apa. Sepertinya aku akan tidur sebentar. Daisy bangunkan aku saat jam makan siang,”

“Ya, Nona.”

Daisy membantu menyelimuti tubuh Rain dengan selimut agar ia tidak terkena flu karena musim dingin yang akan datang sebentar lagi.

Antagonis Lady [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang