13

334 25 0
                                    

Setelah menitipkan Moe pada petugas yang berkata akan merawat Moe, Rain lalu pergi menuju villa yang menjadi tempat peristirahatan dan meminta untuk di siapkan air mandi.

Usai mandi Rain mendapati bahwa di luar hujan telah turun dengan lebat ia berharap ia dapat kembali ke rumah segera dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Suara ketukan membuat lamunan Rain buyar. “Siapa?” tanyanya.

“Saya Erin lady. Saya di minta menyampaikan pesan pada Lady dan menyuruh lady untuk segera bersiap dan datang ke aula untuk acara penyerahan hadiah.”

“Hm, baiklah aku akan segera ke sana.”

Dengan cepat Rain mengenakan baju untuk berburu yang baru lalu mengikat satu rambutnya yang tergerai membuat lehernya yang putih mulus terekspos.

Ia juga mengenakan sepatu berburu yang baru lalu berjalan keluar dari kamarnya dengan percaya diri.

Sesampai di aula terlihat pada peserta dan para Lady yang berharap menjadi ratu musim gugur tengah menunggu Raja naik ke atas podium dan menyampaikan beberapa patah kata dan mengumumkan hasil kompetisi.

Para lady menatap ke arahnya dengan sinis karena hanya ia saja yang tidak mengenakan gaun maupun perhiasan.

Mereka bergosip mengatakan bahwa sikap Rain benar-benar tidak mencerminkan sikap seorang Lady dari keluarga terhormat.

Namun, Rain memilih untuk mengabaikan hal itu lalu mendudukkan dirinya pada sebuah kursi kosong yang berada di tepi aula sembari menyilangkan kakinya.

Tak lama setelahnya Raja naik ke atas podium dan menyampaikan beberapa patah kata dan berterimakasih kepada para peserta yang dengan berani mengikuti kompetisi ini.

Dari tepi ruangan Rain dapat mengamati dengan jelas Raja yang merupakan ayah dari pangeran William dan juga pangeran Cassio.

Ia juga melihat Ratu Juliana yang cantik berdiri di atas singgasana dan di sebelahnya ada pangeran Cassio yang merupakan adik dari pangeran William.

Raja lalu mengumumkan hasil pertandingan dari kompetisi yang di ikuti oleh dua puluh enam peserta. Dan Rain mendapatkan peringkat teratas karena berhasil membawa burung paling langka dan juga dalam keadaan hidup.

Rain lalu di suruh naik ke atas podium untuk menerima hadiahnya. Raja lalu mengambil pedang yang akan menjadi hadiah kali ini.

“Selamat atas keberhasilan Anda dalam kompetisi ini Lady. Saya sangat mengharapkan pencapaian Anda berikutnya,”

Rain kemudian berlutut di atas sebelah kaki dan menunduk menatap lantai.

“Dengan pedang ini saya menyatakan rasa terima kasih kepada Lady Deleux karena berhasil mendapatkan tempat pertama pada kompetisi berburu kali ini dan ia layak untuk mendapatkan hadiah yang lebih baik lagi. Sekarang berdirilah dan katakan padaku hadiah apa yang anda inginkan Lady dan kepada siapa Anda akan memberikan hasil buruan Anda?”

Rain lalu berdiri setelah mengambil pedang yang raja serahkan padanya sebagai hadiah. “Bukankah pedang ini adalah hadiah yang mulia? Mengapa saya harus mendapatkan hadiah yang lain lagi?” tanya Rain dengan wajah bingung.

Raja tergelak membuat heboh para bangsawan yang hadir di aula itu bahkan Ratu Juliana menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menyunggingkan senyumnya kala ia melihat hal itu.

Ia tak menyangka seorang gadis kecil seperti Rain dapat membuat suaminya tertawa begitu lepas.

“Apa saya melakukan kesalahan yang mulia?” Rain menunduk dengan gelisah.

“Tidak, tidak Anda tidak melakukan kesalahan apapun Lady. Lalu hadiah apa yang anda inginkan Lady?”

Rain diam seraya berpikir. “Lalu bisakah Anda membiarkan saya membawa pulang Harimau yang saya bawa kembali dari hutan Yang mulia?”

Raja menaikkan sebelah alisnya seraya menatap Rain yang berdiri dengan gelisah.

“Apa hanya itu saja Lady?”

“Ya, saya hanya menginginkan hal itu. Jika Anda bisa mengabulkan permintaan saya maka saya akan sangat berterima kasih kepada Anda Yang mulia,” Rain lalu membungkuk dan menunggu jawaban yang di berikan oleh Raja-nya.

“Ya, tentu saja Anda boleh membawanya kembali.”.

“Benarkah?”

“Ya, tentu. Lalu Lady kepada siapa Anda akan memberikan hewan buruan Anda itu?”

“Maka saya izinkan saya untuk memberikannya pada tuan muda Azkier dari keluarga Duke Havelen,”

Semua mata bangsawan yang ada di sana terlihat seperti akan meloncat keluar dari tempatnya.

Jelas saja, Rain dengan terang-terangan mengatakan akan memberikan hewan buruan itu pada pria yang memiliki julukan ‘Duke Muda’ dari keluarga Grand Duke Havelen yang terkenal akan kekuatan militernya.

“Hm, apa Anda yakin akan memberikannya pada Tuan muda itu Lady?” tanya Raja memastikan.

Rain mengangguk pelan. “Ya, saya ingin mengucapkan terima kasih dengan benar karena ia sudah sering membantu saya,”

Usai acara pemberian hadiah itu kemudian di lanjutkan dengan pesta yang di adakan untuk menjamu para bangsawan serta ksatria yang sudah mengikuti kompetisi.

Usai menyerahkan hewan buruannya pada Azkier, Rain bergegas mengundurkan diri dengan alasan bahwa ia sedikit lelah dan ingin beristirahat.

Raja pun mengmaklumi dan menyuruh Rain untuk menginap di villa dan kembali esok hari.

Rain mengangguk menyetujui. Ia ingin sedikit lebih lama membuat keributan desas-desus tentang Rain yang memberikan hewan langka kepada Duke Muda Azkier pasti sudah tersebar luas.

Dan pastinya besok akan terjadi keributan di antara para Lady dan Adele akan mendatanginya untuk mencari masalah.

“Sepertinya akan terjadi keributan besar di Akademi besok dan aku yang akan menjadi mangsa pada ular itu,”

Rain menampar keningnya frustasi.
Ia berjalan di sepanjang koridor menatap keluar jendela, hujan turun dengan derasnya.

Rain mengangkat tangan dan merenggangkannya. “Semoga saja aku tidak perlu berurusan dengan para Lady itu. Aku benar-benar tidak ingin terlibat lebih jauh, sebaiknya aku menghindar saja,” Rain mengangguk setuju dengan idenya itu.

Namun, kenyataan dan mimpi itu berbeda jauh. Pagi-pagi sekali para Lady sudah berdiri di depan mejanya membuat ia mau tak mau harus beradu argumen dengan mereka.

“Apa maksud Anda melakukan hal itu Lady? Apa Anda haus akan perhatian dan memanfaatkan kemenangan Anda sebagai alasan untuk mendapatkan perhatian Duke Muda?” Athena berkata dengan kasar seraya mengebrak meja Rain.

“Anda benar-benar licik Lady, bagaimana bisa gadis seperti Anda adalah anak dari keluarga Deleux? Sikap Anda benar-benar telah mencoreng nama baik keluarga Anda,” cecar Aletta dengan marah.

“Cih, dan lagi apa-apaan itu Anda berkata ‘saya ingin mengucapkan terima kasih dengan benar karena ia sudah sering membantu saya’ dengan wajah tersenyum yang menggelikan,” cemooh Rana dengan marah.

Rain memijit keningnya frustasi, ia memang sudah menduga hal ini akan terjadi, hanya saja ini terlalu melelahkan dari yang ia kira.

Para Lady bangsawan itu terus melontarkan makian dan umpatan kebencian padanya, hingga akhirnya Professor masuk ke dalam kelas barulah mereka membubarkan diri dan duduk di bangku masing-masing.

Akhirnya tenang juga,’ bisik Rain dalam hati.

Ia menghembuskan napas lega lalu meletakkan kepalanya di atas meja seraya melemparkan pandangannya keluar jendela.

Pemandangan yang sama setiap hari dan tidak pernah berubah namun entah mengapa membuat Rain merasa sangat damai.

Ia menyukai situasi tenang seperti itu. Tidak ada keributan, tidak ada perkelahian, tidak ada pula umpatan dan kebencian. Sayang sekali ia hidup di dunia nyata bukan dunia mimpi atau fiksi yang biasa ia baca.

Antagonis Lady [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang