Rain masuk ke dalam hutan dan menemukan beberapa jenis buah-buahan liar yang dapat di makan. Ia melepaskan jubah dan meletakan buah-buahan itu di atasnya lalu membungkusnya.
“Sepertinya ini cukup, sebaiknya aku kembali,” Rain berbalik dan berjalan kembali ke tempat ia meninggalkan kudanya.
Suara menggeram serta raungan terdengar dengan jelas, jauh di belakang Rain. Rain menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.
Dengan agak ragu ia meletakan bungkusan buah-buahnya di bawah pohon lalu berjalan menuju suara itu.
Setelah sampai di tempat itu Rain di tercengang menatap tempat itu, banyak pohon-pohon tumbang serta bekas cakaran hewan besar di pepohonan sekitarnya serta ranting-ranting kecil yang berserakan di atas rumput.
Rain melangkah lebih jauh sembari mengawasi area di sekelilingnya.
Ia semakin dekat dengan suara menggeram itu, ia lalu menyibak semak-semak dan mendapati seekor Harimau besar berbulu putih terjerat dalam sebuah jebakan yang mungkin saja di tinggalkan oleh orang-orang yang berburu di area ini.
Harimau itu menatap Rain yang keluar dari semak-semak dengan waspada.
Matanya mengkilat karena marah, membuat Rain menelan ludah. Dengan langkah pelan ia mendekati Harimau itu.
“Hei, tenanglah, aku tidak akan menyakitimu. Aku akan membantumu untuk melepaskan benda itu dari kakimu jadi tolong tenanglah.”
Rain diam-diam mengambil jarum bius dan meletakkannya dengan hati-hati di atas tangannya. Ia mengambil satu jarum itu lalu melemparkannya dengan sekuat tenaga pada Harimau itu.
“Untuk sekarang tidurlah.”
Harimau itu ambruk ke tanah lalu dengan cekatan Rain melepaskan perangkap itu dari kakinya lalu membuang benda itu jauh-jauh.
“Mereka curang, bagaimana bisa benda seperti ini di gunakan dalam kompetisi? Hah, ini benar-benar merepotkan.” Dengan lembut Rain meletakan tangannya pada Harimau itu dan membelainya.
Ia lalu menarik lengan bajunya hingga robek dan membalut luka Harimau itu dengan hati-hati.
“Sepertinya kau akan baik-baik saja, lukamu tidak terlalu parah jadi itu akan sembuh dalan beberapa hari,” ujar Rain seraya mengusap pelan pucuk kepala Harimau itu.
“Aku berharap bisa membawamu kembali bersamaku. Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi. Lalu aku akan pergi, setidaknya jaga dirimu baik-baik.”
Rain bangkit ia menoleh sebentar untuk melihat Harimau itu untuk terakhir kalinya, “Selamat tinggal, aku harap kau tidak akan melukai dirimu lagi.”
Dari kejauhan Rain mendengar derap kaki kuda yang kian mendekat, ia meluruskan tubuhnya dan mendapati beberapa peserta yang mengikuti pertandingan itu berhenti sekitar dua meter di depannya.
“Bukankah ini Lady Deleux? Bagaimana bisa Anda berada di tempat ini?”
Suara mengejek yang menjengkelkan keluar dari Sir Richard yang berasal dari keluarga Dangried yang menguasai pertambangan batu bara dan merupakan salah satu keluarga yang berada di dalam fraksi kerajaan.
“Apa lagi... tentu saja saya sedang berburu,” jawab Rain ketus. Richard berdecih marah, ia mengklaim bahwa Rain tidak benar-benar mengikuti kompetisi ini dan hanya sekedar menggertak saja.
Richard tersenyum miring seraya menatap Rain. “Anda pasti sedang bercanda, jika Anda benar-benar ingin berburu di mana busur dan anak panah Anda Lady? Tidak ada orang yang beburu tanpa busur dan anak panah Lady kecuali jika ia benar-benar bodoh dan sengaja untuk melakukan hal itu,” sinis Ricahard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Lady [HIATUS]
ActionRain Deleux gadis remaja yang di juluki sebagai 'Anak tak berguna' dari keluarga Deleux. Setelah sekian lama menyembunyikan kemampuannya ia bertekad untuk membuat orang-orang tidak memandangnya dengan rendah. Tak tanpa ia sadari identitasnya sebagai...