12

332 28 0
                                    

Rain menarik tali kekang dan memacu kudanya secepat yang ia bisa. Moe-harimaunya mengikuti sama cepatnya dari belakang.

Rain memacu kudanya ke arah jam empat berharap ia segera sampai pada pondok kayu yang berada cukup dekat dengan mereka.

Menembus hutan ULFA yang rimbun namun berbahaya. Rain kemudian berhenti tepat di depan sebuah pondok kayu sederhana yang berada di tepi hutan. Ia melompat turun seraya menarik tali kekang kudanya dan berjalan mendekati pondok kayu itu.

Ia mengikatkan tali kekangnya pada pagar khusus h
Yang di gunakan untuk menambat kuda.

“Moe bisakah kau menunggu sebentar? Aku akan segera kembali,”

Moe menggesekkan kepalanya pada tangan Rain seolah mengerti. Rain lalu membiarkan Moe berbaring di atas perutnya di dekat kudanya Vio lalu berjalan mendekati pintu masuk.

“Selamat datang, Anda sedang mencari apa nona?”

Seorang pria paruh baya dengan kepala botak berjalan mendekat ke arah Rain yang baru saja memasuki pondok itu.

Rain menatap ke sekeliling dan menyadari bahwa tempat itu memiliki berbagai barang yang ia butuhkan.

“Bisakah Anda memberikanku botol air, tali, busur dan panah serta beberapa daging tuan?” tanya Rain.

“Ya, kami memiliki benda-benda itu,tetapi asal nona tahu itu tidak murah,” Rain mengangguk mengerti dan mengambil sesuatu dari dalam tas kecilnya dan meletakkan sebuah botol kecil berisi pil-pil kecil itu di atas meja.

“Apa Anda tahu ini apa tuan?”

Pria itu terlihat ragu namun ia lalu mengambil benda itu dan mendekatkannya di ke arah lampu.

”Ini... apakah isi botol ini benar-benar berisi pil yang bisa membuat halusinasi parah dan menimbulkan ruam seperti alergi pada kulit?!”

Mata pria itu membulat sempurna, ia lalu melemparkan pandangan pada Rain dengan ekspresi tak percaya.

“D-darimana Anda mendapatkan benda ini nona?” tanya pria itu seolah tak percaya akan apa yang ia temukan, benda itu bahkan lebih berharga daripada setumpuk uang karena pil itu sangat sulit untuk di buat serta sangat sulit menemukan bahan-bahannya.

“Anda tidak perlu tahu dari mana saya mendapatkan benda itu tuan, pertanyaan saya hanyalah apa Anda akan mengambil benda itu dan menukarkannya dengan beberapa makanan serta pisau kecil dan botol air?”

Pria itu mengangguk keras-keras. “Ya, tentu saja. Tolong tunggu sebentar saya akan membawakan barang yang anda minta,”

Pria itu lalu bergegas membawakan barang yang Rain minta lalu meletakkannya di dalam sebuah tas kulit yang agak besar.

“Saya pikir nona akan membutuhkan sebuah tas jadi saya memberikan benda ini pada Anda,” pria itu lalu menyodorkan sebuah tas dengan barang-barang yang Rain minta.

Rain mengangguk lalu mengambil tas itu dan berjalan keluar dari pondok itu. “Semoga perburuan Anda menyenangkan nona,”

Rain menyeringai ia tak menyangka jika obat yang ia bawa tanpa sengaja itu malah membantunya.

“Ternyata kesalahan yang ku lakukan juga bisa membuatku mendapatkan keberuntungan tak terduga,” Rain tersenyum miring lalu berjalan menuju kudanya.

Ia melepaskan tali kekangnya dan menuntun kudanya pergi dari tempat itu menuju tempat pertemuan yang sudah di atur.

“Moe, maukah kau menjadi buruanku? Tenang saja aku tidak akan membunuhmu,” Harimau itu menggeram membuat Rain terkekeh kecil.

“Hanya bercanda, jangan terlalu di pikirkan. Tenang saja aku tidak akan menjadikanmu hewan buruan.
Tapi untuk memenangkan pertandingan ini aku harus mendapatkan sesuatu sebagai buruan, kira-kira binatang apa yang bagus?” Rain berjalan sembari tenggelam dalam pikirannya.

Antagonis Lady [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang