Bab 11

16 3 0
                                    

ᴀꜱꜱᴀʟᴀᴍᴜᴀʟᴀɪᴋᴜᴍʜᴀɪ ꜰʀɪᴇɴᴅʟʏ 👋••ᴶᵃⁿᵍᵃⁿ ᴸᵘᵖᵃ ⱽᵒᵗᵉ ʸᵃ⭐ˢᵉˡᵃᵐᵃᵗ ᴹᵉᵐᵇᵃᶜᵃ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴀꜱꜱᴀʟᴀᴍᴜᴀʟᴀɪᴋᴜᴍ
ʜᴀɪ ꜰʀɪᴇɴᴅʟʏ 👋


ᴶᵃⁿᵍᵃⁿ ᴸᵘᵖᵃ ⱽᵒᵗᵉ ʸᵃ⭐
ˢᵉˡᵃᵐᵃᵗ ᴹᵉᵐᵇᵃᶜᵃ

><

Alva membuka laptopnya untuk mengirim file pekerjaannya pada PA. Saat ia membukanya semua file tidak terlihat. Baru teringat bahwa filenya berada di flashdisk semua. "Flashdisk ku? Sambil menggaruk rambut yang tidak gatal. Ia teringat bahwa flashdisk nya dibawa Azhima saat tadi sedang mengerjakan tugasnya perempuan itu. Langsung diambilnya handphone di atas meja belajarnya. Lalu mencari nomor Azhima yang belum sempat ia simpan. Tepatnya malas menyimpan nomor orang yang tidak penting. Selang waktu akhirnya ketemu juga nomor Azhima yang minggu lalu ia telpon. Langsung ia mengirimkan pesan.

><

Azhima menunggu ojek di luar kosannya yang cukup sepi. Mana ada ojek malam-malam yang lewat. Cukup lama ia menunggu, takut nanti ia kena marah lagi dengan Alva. Ia pergi keluar dari gang mencari ojek yang ada. Jalan yang ia lewati sepi. Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang berboncengan mencoba mendekati Azhima. Seseorang itu diam-diam mengarahkan tangannya ke handphone yang Azhima genggam. Saat sudah dekat sekali, untung saja ada tukang ojek yang langsung menyabet tangan seseorang itu. Lalu mereka terkejut dan langsung kabur tancap gas kencang sepeda motornya.

Azhima dikagetkan dengan kemunculan dua orang itu secara tiba-tiba dari belakang. Tak sadar bahwa ia sudah lama saat didepan kosannya diikuti oleh dua orang yang memiliki niat jahat itu.

Azhima menarik napas nya sejenak. Tukang ojek itu menanyakan keadaannya, apakah baik-baik saja atau tidak? Dengan mesin motor masih menyala. Menceritakan singkat apa yang dilakukan dua orang tadi. Azhima menjawab bawah ia baik-baik saja. Ia mengucapkan terimakasih banyak.

Tukang ojek itu bertanya kepada Azhima ingin kemana. Jika tidak keberatan ia akan mengantar Azhima sampai tujuan dengan aman. Azhima masih gelisah. Takutnya ada niat jahat lagi yang akan ia dapat. Lalu ia membuang semua kegelisahan itu. Tidak enak dengan Alva yang mungkin kini menunggunya sangat lama.

Azhima menjawab, ia ingin ke alamat rumah yang ia perlihatkan langsung ke tukang ojek itu. Tanpa basa-basi, langsung mengantarkannya ke alamat rumah Alva.

Di Sepanjang jalan ia terpikirkan tentang Alva yang pasti sangat marah saat ini, apa yang akan Alva lakukan padanya nanti?

Sambil ia menunggu di teras rumah. Sembari juga berdiri mondar-mandir menunggu kedatangan Azhima yang tak kunjung datang. "Kemana sih ni anak. Lama banget" eskpresi yang dingin dengan bibir yang mengkerut kedalam. Vatma datang menghampiri Alva yang terlihat dari tadi di luar.

"Nungguin siapa?" Menepuk bahu kiri Alva. "Teman ma" senyum tipis diperlihatkannya pada mama. "Teman apa temen?" Meringis menahan tawa. "Maaaaa" nada kekanakan. "Ya udah. Tunggu didalam aja. Udara dingin loh. Nanti masuk angin" menepuk-nepuk. "Bentar lagi ma." "Ya udah. Mama mau keluar sebentar ke rumah bu Winda. Mau tanya sesuatu" melepaskan lengannya dan pergi keluar. Alva membalas dengan senyum tipis. "Hati-hati ma" penuh kasih perhatian.

AlvandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang