Bab 13

20 3 0
                                    

ᴀꜱꜱᴀʟᴀᴍᴜᴀʟᴀɪᴋᴜᴍʜᴀɪ ꜰʀɪᴇɴᴅʟʏ 👋••ᴶᵃⁿᵍᵃⁿ ᴸᵘᵖᵃ ⱽᵒᵗᵉ ʸᵃ⭐ˢᵉˡᵃᵐᵃᵗ ᴹᵉᵐᵇᵃᶜᵃ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴀꜱꜱᴀʟᴀᴍᴜᴀʟᴀɪᴋᴜᴍ
ʜᴀɪ ꜰʀɪᴇɴᴅʟʏ 👋


ᴶᵃⁿᵍᵃⁿ ᴸᵘᵖᵃ ⱽᵒᵗᵉ ʸᵃ⭐
ˢᵉˡᵃᵐᵃᵗ ᴹᵉᵐᵇᵃᶜᵃ

><

"Va, Lo ada perlu sama Azhima?" Bergegas menelpon Alva. "Nggak ada, emangnya ada apa?" "Kayaknya dia mau kerumah lo deh." Alva yang mendengarnya sontak terkejut. "Permisi. Assalamualaikum" didengarnya dari dapur.

Alva nyengir kesal. "Kamu kenapa nggak telpon aku dari tadi?" Langsung mematikan sambungan dari Tio.

Ia bergegas menghampiri asal suara itu. Alva dengan sigap mengunci pintu luar yang dibaliknya terdapat Azhima yang berdiri.

"Permisi. Maaf kok dikunci? Kak Alva ya? Kok dikunci sih kak?" Sambungnya dengan mengetuk-ngetuk pintu "kak tolong aku. Ini penting, super gawat" mengambil napas "tolong kak. Jujur aku nggak mau ketergantungan terus sama kak Alva. Tapi aku udah berusaha cari semua materinya di perpus, di medsos, di koran. Tetap aja hasilnya nihil kak" terdiam lalu merengek. "Kak..... Bantuin ya" memohon-mohon belas kasihnya.

Alva yang duduk santai di sofa sangat tidak peduli. Ia tidak mau lagi membantunya. "Kak......" Mendengar keluhan Azhima, Alva merasa tidak tega. Lalu ia berdiri dan mendekat ke pintu.

Alva berbicara dibalik pintu "nggak mungkin materinya nggak ada. Pasti ada. Lagipula, kamu juga pinter anaknya. Masa gampang nyerah gitu aja?" Memberi semangat ke Azhima dengan nada datar. "Bener kak. Aku udah cari ke semua laman. Tetep aja nihil" sambungnya "kalo aku tahu, pasti aku juga nggak akan kesini dan ninggalin sisa mata kuliah" tergesa-gesa.

"Kak janji. Ini yang terakhir" keluar saja dari mulut Azhima tanpa berpikir dua kali. Ia sadar dan menutup mulutnya.

Alva kaget dengan ucapan Azhima sebelumnya, lalu membukakan pintu untuk Azhima. "Kamu ninggalin sisa mata kuliah?" Azhima mengangguk benar. "Kamu ini_"

"Masuk" pintanya datar.

Mau bagaimana lagi. Alva terpaksa membantu Azhima. Lagipula Azhima sudah mengorbankan sisa mata kuliahnya untuk datang mengerjakan tugasnya. Tugas yang selalu mendadak.

Azhima sedikit tersenyum lega mendengarnya. Ia mengangguk berterimakasih.

"Inget" sambil jalan "ini yang terakhir. Setelah itu nggak ada lagi" tegasnya. Azhima menurut karena ucapannya yang jiplak begitu saja.

Mereka berhenti. "Tunggu bentar" berdiri menunggu di depan kolam.

Sampai Alva datang membawa setumpuk buku. "Kenapa harus disini kak?" Sambungnya "nanti kalo tugas pengerjaannya jatuh kedalam kolam gimana kak? Kan basah jadinya!" "Sambungnya "Terus kalo jatuh beneran siapa yang mau ngambil? Aku? Nggak. Kak Alva? Nahan napas aja nggak kuat" Ngegas di kata akhir. "Udah. Nggak usah banyak ngomong" sambungnya "nggak akan jatuh."

AlvandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang