Seorang gadis bernama Salima datang ke rumah dan kebetulan hari itu Uli ada di rumah. Sangka Uli kedatangan gadis itu karena urusan pekerjaan dengan papa atau mamanya, lalu dia dikagetkan saat Salima mengatakan bahwa dia datang sebagai calon istri Bima.
"Ouh." seperti biasa, respons Uli biasa saja, gadis itu jarang tersenyum kecuali dengan teman-temannya sering melakukan hal konyol atau saat menghibur mama. "Aku adiknya mas Bima, panggil saja Uli."
Salima tidak pernah mendengar nama itu karena yang sering disebut Bima adalah Fadia, atau dia melewatkannya? Saat liburan ke puncak beberapa waktu lalu dia juga tidak melihat Uli. Sudahlah, tidak penting toh sekarang mereka bertemu dan bisa berkenalan.
"Baik."
"Mama baru saja keluar, Papa juga belum pulang. Kalau ada kepentingan mba bisa ke kantor papa."
"Tidak apa-apa, sama juga kok. Ada kamu."
Uli mengangguk. Calon kakak ipar ke rumah artinya ada hal serius yang ingin dibicarakan, begitu kan? Uli belum pernah berada di posisi itu jadi dia tidak tahu.
"Lusa ada pertemuan keluarga, jadi aku ke sini main. Mau tahu lebih dekat juga adiknya mas Bima."
Uli mengangguk lagi. "Aku panggilkan Fadia dulu ya?"
Kunjungan Salima sambil main artinya ia mengajak mengobrol santai, sedangkan Uli sedang memeriksa tugas mahasiswanya.
"Boleh."
Uli meninggalkan gadis itu dan menuju ke kamar adiknya. Ia tidak keberatan menemani seandainya tidak sedang sibuk, namun begitu Uli akan meminta maaf nanti.
"Ada calonnya Mas Bima di bawah, turun dulu yuk."
"Mba Salima?" tanya Fadia dengan sorot tidak ramah, bukan untuk kakaknya sorot itu ditujukan tapi malas saja ketika mendengar Uli menyebut nama Salima.
"Iya."
"Males Mba, Mba aja yang temenin."
"Nggak enak, Fadia. Mba udah bilang kalau kamu ada di rumah."
Fadia menggeleng. "Bilang aja lagi tidur kasihan dibangunin, gitu!"
"Kenapa sih." Uli juga malas karena dia sedang ada pekerjaan kalau nggak pasti tidak keberatan menemani wanita itu.
"Nggak suka aja, manjatnya ketinggian jadi lupa sama tanah."
Uli tidak paham.
"Tapi Mba sedang memeriksa tugas mahasiswa."
"Ya suruh pulang aja Mbak bilang aja Mama nggak ada."
Uli hanya bisa menatap adiknya itu lalu menutup pintu kamarnya. Tidak ada prasangka buruk ataupun pikiran aneh-aneh, dengan terpaksa dia kembali turun untuk menemani Salima.
"Maaf lama."
Salima tersenyum lebar.
"Fadia sedang tidur, sudah dibangunin tapi nggak bangun juga."
"Maklum, lagi libur kadang mau tiduran."
"Kamu udah kerja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Yang Tertunda
Romance(cerita lengkap di PDF. Harga 70k) "Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini." Empat tahun pacaran akhirnya mereka harus putus dengan alasan yang terpaksa diterima Aisha. Yang lebih sadis adalah pria itu memutuskannya tepat satu hari sebelum hari ul...