Five

4.5K 813 50
                                    

Jangan lupa vote sayang 😘

Naka tahu bahwa dia tidak berhak menarik Aisha menjauh dari ketiga pria yang masih duduk di sana, tapi ada satu hal yang harus dipastikan dan Naka perlu bertanya tapi bukan di hadapan kedua rekan Amran.

"Siapa yang akan menikahimu?"

Aisha sudah melepaskan genggaman Naka dari lengannya.

"Yang jelas lebih baik darimu."

"Itu juga yang aku mau. Tapi bukan pria itu kan?" Naka memperhatikan dengan serius wajah kekasihnya.

Tidak ada jawaban. 

Naka tidak mempermasalahkan umur laki-laki itu yang tentunya tidak terpaut jauh dari Aisha tapi ia merasa salah satu dari mereka bukan orang yang tepat untuk mendampingi Aisha.

"Sha...."

"Jangan memanggilku seperti itu." Aisha muak. "Setahuku anda datang karena pekerjaan, lalu apa ini?" tenang dengan tatapan datar Aisha bertanya.

"Maaf."

Aisha meninggalkan Naka dan kembali ke meja sementara Naka kesal tidak bisa menahan gadis itu, ia belum mendapatkan jawaban apakah Nolan benar-benar melamar Aisha?

Bukan hanya karena pekerjaan dia kembali tapi Naka juga ingin meminta maaf dan mendapatkan kesempatan kedua dari Aisha, dia ingin berusaha untuk mendapatkan hati gadis itu lagi. 

Sepertinya tidak mudah, Aisha terlihat sekali sangat membenci dirinya.

"Mas Naka ke mana?" Amran tidak melihat Naka kembali bersama kakaknya. 

"Beliau mantan pacar Mba?" tanya Uwais.

Aisha tidak perlu menjawab karena adiknya pasti sudah memberitahu Nolan dan Amran.

"Aku baru tahu sejak putus Mba tidak pernah pacaran lagi, dia pasti istimewa sekali." Uwais menepuk bahu Nolan. "Benar kan, apa kataku. Cewek itu unik."

Nolan tidak menanggapi, sepertinya dia salah tertarik pada Aisha. 

Aisha bergabung dengan adiknya sekedar ingin mengisi waktu luang karena di rumah pun dia sendiri tapi kedatangan Naka membuatnya kehilangan mood padahal sebelum pria itu datang perasaannya baik-baik saja.

Ada yang menggantung dan harusnya tercipta sebuah jawaban, kamu mau menikahiku? Sepertinya pertanyaan itu hanyalah sebuah pancingan yang ditujukan untuk seseorang.

Lupakan, itu cuma pancingan.

Nolan tidak sadar dengan tatapan Aisha ia juga tidak sibuk lagi dengan pikiran yang sempat menyita perhatiannya beberapa waktu lalu tapi dia butuh beberapa batang rokok.

Karena mereka duduk di ruangan bersuhu jadi Nolan harus mencari tempat terbuka. "Sebentar."

"Ke mana?" 

"Biasa." Nolan tidak melihat ke arah Aisha, ia berjalan keluar membeli sebungkus rokok dan akan menikmatinya di luar.

"Mas Naka beneran pergi?"

Hasrat Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang