Six

4.3K 744 56
                                    

------

Selamat membaca 😘

💕💕💕💕

 "Nolan nembak Mba?"

Aisha menggeleng.

"Dilamar?"

"Nggak."

"Terus?"

"Enggak ada apa-apa---"

"Enggak ada apa-apa tapi dicipok!"

Aisha melempar piring plastik ke arah adiknya untung Amran menangkis dengan cepat.

"Bahasamu."

"Lebih baik dari cipokan Nolan Mba!"

Aisha sedang kesal pada Nolan kenapa Amran ikut membuatnya kesal?

"Mas Naka marah banget loh."

"Urusannya sama dia?"

"Kan mantan."

"Terus?" Aisha melirik gelas plastik berisi tepung yang siap dilemparkan pada adiknya lagi jika saja Amran salah bicara.

"Enggak." Amran terpaksa menahan rasa ingin tahunya, ia bisa saja memaksa Nolan agar bercerita padanya tapi pria itu tidak bisa dihubungi alhasil dia harus melampiaskan rasa ingin tahunya pada sang kakak. 

"Nggak mau ngasih tahu mama?"

"Nggak semua hal Mama harus tahu Amran!"

Amran tertawa. "Nah, itu dia!"

"Apa?" Aisha berkacak pinggang.

"Mbak yang paling suka ngadu, aku pulang malam di laporin ketauan nonton juga diadu."

"Karena yang kamu lakukan tidak baik."

"Lah Mbak sendiri?"

"Emangnya apa yang kulakukan?"

Benar juga, bukan kakaknya tapi Nolan yang mencium Aisha.

"Oke." dalam segi apapun mungkin dia akan dikalahkan oleh kakaknya. Berdebat juga tidak ada gunanya karena tahu siapa yang akan menang.

"Mau ingetin satu hal boleh nggak?"

"Apa?" Aisha sekesal seperti beberapa saat lalu.

"Tentang Nolan."

"Kenapa dia, laki-laki brengsek juga yang taunya cuma mainin hati cewek? Atau dia pemain kelas kakap?"

Amran menggeleng cepat. "Sebaliknya, Nolan tidak pernah pacaran, dia anak semata wayang dengan sederet kesibukannya."

"Boleh aku tahu kesibukan seperti apa?" Aisha berdeham. "Seperti yang dilakukan di kamarmu?"

"Percaya atau tidak, dia hanya punya waktu luang selama dua hari dalam satu minggu. Selebihnya doi sibuk."

Aisha tidak tahu dan tidak mau tahu, yang diperlukannya adalah permintaan maaf dari laki-laki itu atas keberaniannya.

"Jadi aku minta, jangan jadikan dia pelampiasan."

"Maksudmu?"

"Karena ada mas Naka di sana Mba berani sama dia kan?"

"Yang ada dia yang berani sama aku."

"Itu karena Mbak duluan yang mulai." 

Aisha tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Amran. "Sudahlah, yang sebut namanya lagi juga nama yang satunya lagi."

Hasrat Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang