Hasrat Yang Tertunda - 2

4.7K 542 15
                                    

Uli memberitahu mama rencana teman-temannya yang akan mengadakan reuni di Bali Oktober nanti, ia juga mengatakan bahwa sepertinya dia tidak bisa ikut karena jadwal mengajar yang padat.

"Kenapa mesti di Bali?"

"Mungkin karena beberapa dari teman-teman yang tinggal di sana, dan selama beberapa hari ini mereka yang ke Jakarta."

"Berarti gantian sekarang." diantara ketiga anaknya Uli yang paling banyak teman, ketika sesekali mengadakan syukuran di rumah kerap kali teman putrinya itu datang untuk membantu.

"Iya."

"Tapi nggak papa kalau kamu nggak ikut?"

"Nggak tahu, tapi aku udah minta mereka maklumin. Aku juga kasih lihat ke mereka agenda bulan ini sampai Desember nanti."

Uli disiplin dan teliti mengenai waktu, gadis itu juga tidak pernah ingkar janji dan selalu terbuka pada orang tua juga teman-temannya.

"Kalau dipikir-pikir kasihan sih, kan tiap tahunnya kamu ikut."

Uli mengangguk. "Sebenarnya dari Juni sudah diinfokan, tapi aku nggak pernah buka grup jadi nggak tahu."

"Owalah." Aisha tertawa. "Saking sibuknya anak mama grup reuni nggak pernah dibuka."

Uli ikut terkekeh.

"Ya kalau tidak apa-apa sama teman kamu Alhamdulillah, tapi memang nggak ada cara untuk mengambil cuti?"

Cara pasti ada tapi ini bukan acara penting baginya ia kasihan menelantarkan mahasiswanya.

"Minta tolong dosen lain untuk menggantikan, kan bisa atau dikasih tugas."

"Aku belum memikirkannya."

"Berarti masih ada kesempatan kalau kamu mau ikut, sekarang tergantung kamu."

Iya sih, mungkin Uli akan memikirkannya.

"Oh ya, Mas mu bulan depan balik."

Uli tersenyum. "Alhamdulillah."

Sudah berapa lama laki-laki itu tidak pulang, kira-kira setinggi apa dia sekarang?

"Walaupun cuma pulang sebentar Mama tetap bersyukur, daripada nggak pulang sama sekali."

Oh, kirain Uli pulang dan nggak balik lagi ke sana.

Uli tahu kabar laki-laki itu dari orang tuanya, di sana kakaknya hidup dengan baik yang sekarang sudah menjalankan bisnis di Jerman.

"Panjang umur, Mas mu telepon."

Aisha mengangkat panggilan video dari Bima.

"Pasti baru bangun kan?" Aisha tersenyum pada putranya, jarang-jarang Bima menghubungi jam segini kecuali kalau libur atau waktu senggang.

"Iya, Mama lagi di mana?"

"Dapur, sama Uli. Lagi bikin kue." mama mengarahkan kamera pada Uli. "Temennya ada yang ulang tahun, jadi Mama bantuin."

"Oh."

"Mau ngobrol sama Uli?"

Uli memberi isyarat pada mama bahwa tangannya sedang mengadon tepung.

Hasrat Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang