"Aku tidak bisa menikah dengan Salima."
"Apa-apaan kamu Bima." Aisha tidak mengerti dengan pikiran putranya. Bima sendiri yang mengatakan ingin menunjukkan hubungan dengan wanita pilihan neneknya, lagi pula anaknya itu juga sudah berbicara dengan orang tua Salima dan kurang dari beberapa hari keduanya akan menuju akad.
"Aku tidak bisa," ulang Bima sekali lagi.
Bagaimana mungkin dia menikah dengan Salima sementara pikirannya dipenuhi dengan sosok di Amerika. Walaupun dia sudah berusaha memantaskan diri untuk wanita pilihan nenek, tapi setelah bertemu dengan Uli ia menjadi tidak yakin lagi dengan pilihan itu.
"Ada apa sebenarnya, kamu bertengkar dengan Salima?"
Bima menggeleng. Sejak pulang dari perjalanan bisnis ia belum bertemu wanita itu.
"Kalau tidak lalu apa?"
"Aku takut mengecewakannya."
"Bukannya kamu sendiri yang bilang yakin?" Aisha masih tidak mengerti.
"Iya, tapi sekarang tidak lagi."
Bima tahu alasannya tapi tidak mungkin memberitahu ibunya. Namun dia tidak tahu hal apa yang membuat Uli bisa menjalani kehidupan seperti itu, sementara orang tua di sini tidak tahu apa-apa mengenainya.
"Mama tidak mengerti." Aisha tidak tahu apa yang terjadi, Bima hanya memberitahu bahwa dia sudah tidak yakin lagi dengan Salima lalu dia bisa apa?
"Maaf." karena Bima tidak bisa memberitahunya. "Aku akan bertemu orang tuanya dan menyelesaikan masalah ini."
Oke. Sekali lagi Aisha tidak bisa menekan ataupun memaksa putranya tapi dia ingin bertanya satu hal.
"Jawab Mama, kamu masih berhubungan dengan Uli?"
Bima menggeleng dan menjawab dengan jujur. "Empat tahun lalu aku memutuskan untuk menjalani hubungan dengan Salima, sejak saat itu aku tidak pernah mengontaknya lagi."
Itu jawaban yang benar, Bima tidak berbohong. Pertemuan yang tidak disengaja dengan adiknya di Amerika tidak bisa dikatakan sebuah hubunga seperti yang dimaksud oleh Aisha.
Bima melihat kelegaan di raut ibunya.
"Baiklah." Aisha percaya. "Yang harus kamu temui bukan hanya orang tua Salima tapi juga nenekmu, bagaimana kalau beliau keberatan dengan penolakanmu?"
Bima menjawab. "Kalau nenek memaksa aku akan menikahinya, tapi aku juga akan kutegaskan jika terjadi sesuatu jangan menyalahkanku."
Entah kenapa Bima yakin bila dia membatalkan pernikahan ini tidak akan menjadi masalah besar bagi orang tua Salima tapi tidak dengan nenek, karena dua orang itulah yang menginginkan pernikahan mereka.
"Mama berdoa yang terbaik untukmu."
Seandainya doa yang terbaik itu ditujukan untuk Uli mungkin Bima tidak akan ragu melangkah seperti sekarang. Tapi apa yang mau dikata, nasi telah menjadi bubur.
******
"Apa yang salah dengannya, kecantikannya sempurna dia juga berasal dari keluarga baik-baik. Nenek juga mendengar selama tinggal dengan orang tuamu Salima belajar banyak dalam hal mengurus suami."
Nenek ingin mendengar jawaban cucunya jika keliru maka akan diluruskan.
"Tidak ada yang salah dengannya, letak kekurangan lebih banyak ada padaku."
"Katakan satu kekuranganmu," pinta nenek.
"Aku merasa diriku begitu penurut, bisa memenuhi semua keinginan orang lain. Nyatanya aku hanyalah seorang pembangkang, yang ingin kulakukan adalah keinginanku sendiri. Dalam hal apapun aku ingin memilih sendiri."
![](https://img.wattpad.com/cover/318243040-288-k239491.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Yang Tertunda
Romance(cerita lengkap di PDF. Harga 70k) "Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini." Empat tahun pacaran akhirnya mereka harus putus dengan alasan yang terpaksa diterima Aisha. Yang lebih sadis adalah pria itu memutuskannya tepat satu hari sebelum hari ul...