Eight

3.5K 689 32
                                    

 Buktinya tidak ada pesan masuk dari kakak Amran, jika memang benar gadis itu ingin mengetahui atau sekedar memastikan bahwa dirinya sudah sampai di rumah pasti sudah mengirimnya pesan. Tapi Nolan pria baik hati, begitu menginjakkan kaki di rumah ia segera memberitahu Aisha bahwa dirinya telah sampai dengan selamat.

Aku sudah sampai, maaf membuatmu menunggu kabar dariku.

Kalimat kedua setelah tanda baca jika dibuatkan postingan maka akan butuh caption yang panjang agar seseorang mengerti makna dari kata-kata tersebut.

Nolan tidak yakin pesannya akan dibalas oleh si penerima jadi ia meletakkan HP di nakas dan menuju ke kamar mandi. 

Seseorang yang dilihatnya di rumah orang tua Aisha membuatnya berpikir, jika benar laki-laki itu sudah menjadi mantan kira-kira untuk apa lagi berkunjung? 

Di rumah Aisha juga berada di kamarnya, ia baru saja membaca pesan dari Nolan yang mengabarinya. Sejenak ia merenungi sikap spontannya terhadap laki-laki itu, semua dikarenakan Naka Aisha sadar itu.

Ia tidak bisa seperti ini terus, melibatkan orang lain dalam sikap spontannya yang tentu saja bisa membuat Nolan salah paham.

Jika memang benar dia sudah melupakan Naka harusnya tidak perlu grogi setiap mengambil sikap.

Syukurlah.

Kali ini balasan itu murni darinya bukan karena keberadaan Naka. 

Aku pikir kamu tidak akan membalas pesanku.

Aisha tertegun saat mengetahui Nolan kembali membalasnya.

Oh ya, kamu sudah mandi? tanya pria itu lagi.

Apakah mereka akan berbalas pesan di sini?

Belum. Itu saja, Aisha tidak perlu mengetik balasan yang lebar.

Di kamarnya Nolan melihat balasan singkat dari Aisha, ia tergelitik ingin mengetahui sesuatu.

Papamu tidak bertanya apa-apa? mungkin saja ada yang bertanya siapa dirinya.

Tidak, begitu kamu pergi aku langsung masuk.

Nolan senang mengetahui Aisha langsung masuk artinya gadis itu tidak menyapa Naka dan memang tidak perlu disapa karena sudah menjadi mantan.

Mungkin lain kali aku mampir biar bisa ngobrol dengan papamu.

Centang dua sudah biru tapi belum ada tanda-tanda orang gadis di seberang sana membalas.

Oh iya, ngomong-ngomong yang tadi itu mantanmu kan?

Eum.

Nolan membaca hampir tiga kali jawaban dari balasan pesannya, singkat dan terkesan cuek atau Aisha tidak suka jika ada orang lain menyinggung hal pribadi?

Baiklah Nolan akan mengakhiri sesi chat.

Terimakasih sudah meluangkan waktu, selamat istirahat.

Hari belum malam Aisha bertanya dalam hati kenapa Nolan menyuruhnya istirahat?

Baik, maaf mengganggu, balas Aisha merasa tidak enak takutnya malah mengganggu waktu Nolan.

Eh, Nolan tampak bingung tapi pria itu tersenyum. Apakah ada orang yang merasa terganggu jika memang orang itu yang ditunggu?

Dan Aisha tidak mengerti situasi sekarang. Bukannya kamu menyuruhku istirahat?

Itu karena balasan pesanmu singkat, padahal membaca balasan pesanmu membuatku gembira.

Ada senyum tipis di sudut bibir Aisha dan senyum lebar di bibir Nolan menyadari kepedulian Aisha pada balasan pesannya.

Btw, aku tidak menerima permintaan maaf untuk situasi sekarang. Aku hanya perlu bertemu denganmu sekali lagi, memperkenalkan diriku sebelum lanjut ke tahap berikutnya.

Apa ini? Mulut Aisha terbuka setelah membaca pesan yang sedikit panjang dari beberapa saat lalu.

Seperti salah paham atau kamu mengatakan tidak bermaksud seperti itu.

Jari Aisha menggantung dengan sempurna di atas keyboard ponselnya, membaca lagi pesan tersebut dan mencerna arahnya.

Aku tebak kamu sedang memikirkan maksudku, coba tanyakan lagi hatimu kenapa menyuruhku memberimu kabar hari ini?

Serangan yang bertubi-tubi Nolan yakin Aisha paham maksudnya sekarang, tidak apa jika gadis itu tidak membalasnya lagi.

Istirahatlah, besok aku ada meeting penting.

Jadi dia memulainya? Pikiran Aisha penuh dengan pria tersebut tidak sadar pintu dibuka oleh adiknya dan ada dua pria sedang menatapnya dari sana.

Kamu tidak mengizinkanku bertanya?

Tidak ada balasan dan Aisha kesal mengetahui Nolan sudah keluar dari room chat. Apakah dia harus menghubungi pria itu? Gadis itu menggeleng, seumur hidup dia tidak pernah menghubungi laki-laki apalagi untuk urusan seperti ini.

Ia memahami kalimat dari laki-laki itu bahwa Nolan menginginkan dirinya bersiap, demi apapun dia belum ingin memiliki hubungan spesial tapi kenapa jarinya memencet kontak yang terhubung dengan Nolan?

"Aku anggap ini spesial."

Aisha mendengar suara tenang Nolan di seberang.

"Katakan, akan kudengar."

"Maaf."

Terdengar kekehan di seberang, tampaknya manis. "Sudah kukatakan aku tidak menerima permintaan maaf."

Aisha tetap keukeh meminta maaf. "Aku ingin tahu tahap selanjutnya yang kamu maksud."

"Akan kukatakan saat bertemu nanti." Nolan tidak membicarakan hal serius melalui sambungan telepon. "Percaya padaku, kali ini tidak ada istilah kecewa."

Aisha tidak berkutik saat mendengar kalimat yang begitu yakin diucapkan Nolan, bukan terpana tapi ia merasa bersalah karena memperkenalkan laki-laki kepada sebuah kenyamanan sementara dirinya belum siap apa-apa.

"Ada telepon masuk aku jeda dulu ya."

Nolan menjeda panggilannya tapi Aisha mengakhiri karena dia butuh berpikir. Ia paham arah pembicaraan Nolan tapi Aisha tidak yakin dengan dirinya sendiri, melibatkan orang lain dalam urusan hati bukan sikap terpuji.

"Ada seseorang yang dekat dengannya?"

Amran mengendikkan bahu, kurang dari lima menit mereka melihat Aisha tampaknya ada sesuatu yang dilakukan gadis itu.

"Dia punya hubungan dengan laki-laki yang mengantarnya tadi?"

Amran tidak tahu. "Mungkin, tapi aku tidak tahu pastinya." tapi siapa laki-laki yang dimaksud? "Memangnya siapa yang mengantar mba Aisha?"

"Pria yang kita lihat di cafe."

Nolan? "Apa?"

Amran belum berbicara dengan temannya itu. "Mas yakin?"

"Mereka punya hubungan kan?"

Amran tidak bisa mengkonfirmasi soalan seperti itu karena ia belum tahu apa-apa. 

"Aku tidak suka pria itu."

"Percayakan Mba Aisha saja, dia lebih tahu sesuatu yang terbaik untuk dirinya." 

Dengan kata lain Amran meminta Naka untuk menghargai keputusan apapun yang dibuat Aisha.

Naka tidak tersinggung tapi peka dengan permintaan Amran.

"Mas mau bicara dengannya?"

"Tidak." nyatanya Naka datang untuk bertemu gadis itu tapi yang ia lihat Aisha diantar oleh Nolan dan Aisha sibuk dengan ponselnya, apakah mereka sedang berbalas pesan?

Hasrat Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang